Sinonggi Makanan Khas Kendari yang Berkuah dengan Bumbu Rempah

Berkunjung ke Bumi Anoa, Sulawesi Tenggara(Sultra) rasanya tak lengkap jika belum menyantap makanan khas Suku Tolaki, Sinonggi. Makanan ini terbuat dari sari pati sagu dan diolah dengan kuah yang diberi rempah-rempah khas.
Sinonggi dibuat dari saripati sagu yang dikentalkan dengan cara menyiram dengan air panas secukupnya sambil diaduk secara perlahan sampai mengental.
BACA JUGA: Sate Pokea, Makanan Khas Sulawesi Tenggara yang Unik dan Lezat
Kemudian sayur khas dan merupakan pasangan paling cocok untuk menyantap sinonggi adalah campuran sayur bayam, terong bulat kecil yang biasa lokalnya disebut Palola, serta biasanya juga dengan campuran kacang panjang. Ini semua dicampur dan dimasak bening. Biasanya saat disajikan air kuah sayur dipisahkan dengan sayurnya.

Sinonggi sepingtas mirip dengan Kapurung atau Papeda tapi sebenarnya berbeda.(Dok/sultraprov.go.id)
Selain menyiapkan sayur, ada juga lauk ikan atau daging/ayam, yang biasanya dimasak Tawaoloho yaitu dimasak bening dengan sedikit bumbu sebagai penyedap rasa.
Ditambah sambal yang terdiri dari sambal ulek biasa, cabe dan tomat serta biasanya ditambah terasi secukupnya sesuai selera. Kadang ditambah mangga muda yang diparut atau dicacah pada campuran sambalnya.
Dalam penyajiannya, sinonggi biasa disajikan secara terpisah antara sinonggi berbahan sagu, sayur lauknya, lauk ikannya serta hidangan pendamping pelengkap lainnya.

Sinonggi merupakan makanan warisan turun temurun suku Tolaki.(Dok/sultraprov.go.id)
Sinonggi termasuk makanan yang menyegarkan dan sehat. Pasalnya, sayuran dan lauknya dimasak dengan bumbu yang tidak terlalu banyak alias dimasak bening. Sehingga menjadikan Sinonggi sebagai makanan segar yang mengandung gizi.
Sagu sebagai bahan baku utama memiliki kandungan karbohidrat sekitar 85,6 persen, serat 5’n untuk 100 gr sagu kering setara dengan 355 kalori.
Selain mengandung karbohidrat, sagu juga mengandung polimer alami yaitu zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia seperti memperlambat peningkatan kadar glukosa dalam darah. Olehnya itu, Sinonggi aman dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.

Sinonggi akan terasa nikmat disantap bersama sayur dan ikan.(Dok/sultraprov.go.id)
Selain itu, serat pada sagu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai probiotik, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengurangi resiko terkena kanker usus dan paru-paru. Serat sagu ini juga bermanfaat untuk mengurangi kegemukan. Sehingga, Sinonggi bagus bagi orang yang sedang melakukan diet.
Sinonggi hadir dalam kehidupan masyarakat Tolaki sejak ratusan tahun silam. Diwariskan turun temurun. Sinonggi sudah menjadi identitas kebudayaan Tolaki. Menjadi santapan dalam kesehariannya, seperti halnya beras. Suku Tolaki sendiri adalah penduduk yang mendiami daerah Kendari, Konawe, Kolaka di Sulawesi Tenggara.

Sinonggi paling cocok dimakan bersama sayur bayam.(Dok/sultraprov.go.id)
Sepintas, Sinonggi ini sama dengan Papeda kalau di Papua atau Maluku, atau kalau orang Luwu Palopo Sulawesi Selatan menyebutnya Kapurung. Namun, dari ketiga nama di atas baik Sinonggi, Papeda maupun Kapurung, masing-masing memiliki bentuk penyajian yang berbeda-beda dan tidak sama dalam cara penyajian baik bentuknya maupun hidangan pendampingnya.
Pada zaman dahulu, sinonggi merupakan makanan pokok penduduk setempat. Sinonggi memiliki cita rasa yang gurih dan nikmat.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar