Palapa, Satelit Komunikasi Domestik Pertama di ASEAN

Negara Indonesia menjadi salah satu pelopor satelit komunikasi domestik di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Hal ini terbukti dengan peluncuran Satelit Palapa A1 pada 9 Juli 1976 dari Cape Canaceral Kennedy Space, Amerika Serikat. Peluncuran satelit perdana milik Indonesia menjadi tonggak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di Tanah Air.
Peluncuran satelit yang namanya terinspirasi dari Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada itu menandai peringatan Hari Satelit Palapa pada tahun-tahun berikutnya.
BACA JUGA: Bandar Udara Kemayoran, Jejak Gerbang Internasional Pertama Indonesia
Dilansir dari situs kemkominfo.go.id, proses peluncuran Satelit Palapa A1 berlangsung pada 8 Juli 1976 pukul 19.30. Ada perbedaan waktu sebanyak 11 jam antara Indonesia dan Amerika Serikat sehingga waktu setempat mencatat peluncuran pada 9 Juli 1976 pukul 06.30 WIB. Peluncuran satelit tersebut menggunakan roket NASA yang bernama Delta 2941. Selama peluncuran roket 3 tingkat dengan 9 roket tambahan itu ada di bawah tanggung NASA. Kemudian NASA menyerahkan pengawasan kepada stasiun pengendali di Glenwood, New York, AS.

Nama satelit diambil dari Sumpah Palapa, Mahapatih Gajah Mada/(Dok/kemkominfo.go.id)
Pada saat proses peluncuran Satelit Palapa A1, Televisi Republik Indonesia(TVRI) menyiarkan secara langsung. Kontak pertama terjadi pada pukul 07.10 WIB sekitar 40 menit setelah peluncuran. Dengan peluncuran Satelit Palapa, Indonesia menjadi negara keempat yang memiliki satelit sendiri. Sebelumnya hanya Rusia, Kanada dan Amerika Serikat. Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang memiliki dan mengoperasikan sendiri satelit komunikasi domestik.
Peluncuran Satelit Palapa A1 merupakan bagian dari proyek Sistem Komunikasi Satelit Domestik yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru. Presiden Soeharto pada waktu itu yang dibantu oleh Menteri Perhubungan Frans Seda mengambil kebijakan agar Indonesia harus memiliki satelit komunikasi domestik sendiri.

Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang memiliki satelit komunikasi domestik sendiri.(Dok/kemkominfo.go.id)
Penamaan Satelit Palapa diambil dari Sumpah Palapa, Gajah Mada pada tahun 1336 yang berisikan tekadnya mempersatukan Nusantara. Diharapkan dengan adanya Satelit Palapa, persatuan dan kesatuan Nasional Indonesia makin terjalin kokoh dan kuat.
Proyek SKSD menjembatani sistem komunikasi di Indonesia yang kala itu terbilang masih buruk. Padahal dengan wilayah yang luas dan terdiri dari pulau-pulau Indonesia perlu memiliki sistem komunikasi yang bagus dan terkoneksi. Satelit komunikasi itu pun diharapkan berperan dalam mempersatukan seluruh Nusantara dengan jaringan telepon, telegram, fax dan televisi.

Satelit Palapa merupakan bagian dari proyek SKSD dengan biaya Rp561 miliar.(Dok/kemkominfo.go.id)
Dikutip dari Harian Kompas edisi 9 Juli 1976, biaya proyek satelit komunikasi Indonesia mencapai Rp561 miliar. Sebanyak 13 persen dari biaya untuk satelit, 82 persen untuk telepon, telex atau fax, telegram dan transmisi. Sisanya 8 persen untuk televisi. Masyarakat Indonesia baru bisa merasakan manfaatnya 10 hari setelah peluncuran Satelit Palapa A1. Satelit tersebut mampu menghubungan sepertiga belahan bumi meliputi negara-negara ASEAN. Mampu bekerja untuk tujuh tahun serta tahan terhadap goncangan dan perubahan suhu. Secara umum Satelit Palapa berfungsi untuk memperlancar komunikasi warga Indonesia.
Hingga kini nama Satelit Palapa masih digunakan untuk satelit komunikasi. Kini Satelit Palapa menjadi wahana transmisi milik Indosat. Indonesia sudah memiliki beberapa satelit komunikasi yang canggih. Salah satu satelit multifungsi yang saat ini paling banyak dipakai yakni BRISAT, satelit milik bank plat merah BRI yang diluncurkan dari Prancis beberapa waktu lalu.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar