Bandar Udara Kemayoran, Jejak Gerbang Internasional Pertama Indonesia

Dalam sejarah kedirgantaraan Indonesia, nama Bandara Internasional Kemayoran pernah mengisi lembaran penerbangan baik dalam dan luar negeri. Bandara ini memiliki sejarah yang unik sebelum ditutup secara resmi pada 31 Maret 1985. Bagaimana sejarah Bandar Udara Kemayoran dan perannya dalam dunia penerbangan Indonesia?
Dilansir dari kemenhub.go.id, landasan Bandara Kemayoran mulai dibangun tahun 1934 oleh pemerintah kolonial Belanda, dan diresmikan tanggal 8 Juli 1940 sebagai lapangan terbang internasional. Dari situlah, Bandar Udara Kemayoran menjadi gerbang internasional pertama Indonesia. Bandara dikelola oleh Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy (KNILM). DC-3 milik KNILM yang terbang dari lapangan udara Tjililitan (sekarang Halim Perdana Kusuma), menjadi pesawat pertama yang mendarat di bandara Kemayoran dua hari sebelum peresmian. Pesawat sejenis, yakni DC-3 juga yang pertama bertolak dari Kemayoran menuju Australia sehari kemudian.
BACA JUGA: Dekret Presiden, Tonggak Sejarah Konstitusi Indonesia
Pada perjalanan selanjutnya, bandar udara ini pernah menyelenggarakan pameran kedirgantaran atau airshow. Airshow pertama diselenggarakan bertepatan dengan hari ulang tahun Raja Belanda, 31 Agustus 1940. Selain digelar pesawat-pesawat milik KNILM, pesawat-pesawat pribadi dari Aeroclub di Batavia juga meramaikannya. Ada Buckmeister Bu-131, Jungmann, de Haviland DH-82 Tigermoth, Piper Cub, dan pesawat Walraven W-2 yang pernah melakukan penerbangan Batavia-Amsterdam pada 27 September 1935.

Bandara Kemayoran awalnya dikelola oleh perusahaan penerbangan Belanda.(Dok/kemenhub.go.id)
Bandara Kemayoran sempat menjadi basis pertahanan selama perang berkecamuk. Saat perang Asia Pasifik berkecamuk, bandara Kemayoran tak luput dari serangan pesawat-pesawat terbang Jepang. Tanggal 9 Februari 1942, dua DC-5, dua Brewster dan sebuah F-VII terkena serangan hingga beberapa pesawat KNILM terpaksa diungsikan ke Australia.
Saat Jepang berkuasa (1942-1945), pesawat-pesawat buatan Jepang mengisi Kemayoran. Pesawat pertama yang mendarat ialah pesawat tempur Mitsubishi A6M2 Zeke, lebih dikenal dengan nama Navy-0 atau Zero. Setelah Jepang menyerah, giliran pesawat-pesawat Sekutu yang datang ke Kemayoran, seperti Supermarine Spitfire, B-25 Mitchell, dan P-51 Mustang. Selain itu berdatangan pula pesawat-pesawat lain, diantaranya DC-4/C-54 Skymaster, DC-6, Boeing 377 Stratocruiser, dan Lockheed Constelation.

Garuda Indonesia menggunakan Bandara Kemayoran sebagai home basenya.(Dok/kemenhub.go.id)
Setelah masa perjuangan kemerdekaan, berdiri Garuda Indonesian Airways. Dengan hadirnya Garuda, pesawat-pesawat modern saat itu hadir di Kemayoran. Era penerbangan sipil modern tahun 1950-an ditandai dengan beroperasinya pesawat bermesin jet. Pada masa itu, pesawat-pesawat turboprop berdatangan ke Kemayoran, antara lain Saab 91 Safir, Grumman Albatros, Ilyushin Il-14, Cessna, juga pesawat-pesawat buatan Nurtanio, seperti NU-200 Sikumbang, Belalang, dan Kunang. Berbagai Kepala Negara dunia juga pernah menginjakkan kakinya di Bandara Kemayoran dengan diselenggarakannya even tingkat internasional seperti Konfrensi Asia Afrika pada era Soekarno.
Militer Indonesia, AURI (kini TNI AU) juga memanfaatkan Bandara Kemayoran. Akhir tahun 50-an sampai awal 60-an berdatangan pesawat MiG-17, MiG-15 UTI, dan MiG-19. Pesawat pembom Ilyushin Il-28 juga turut meramaikan bandara. Memasuki tahun 70-an, era pesawat jet badan lebar berteknologi canggih muncul, yakni B-747, L-1011, DC-10, dan Airbus. Pada 29 Oktober 1973, pesawat DC-10 milik KLM yang disewa Garuda untuk angkutan jemaah haji, tercatat sebagai pesawat terbesar dan terberat yang pernah singgah di bandara Kemayoran. Kesibukan bandara tahun 1970-an memaksa pemerintah membuka Halim Perdanakusuma sebagai bandara internasional pada 10 Januari 1974, sedang penerbangan domestik seluruhnya masih bertempat di Kemayoran.

Pada tanggal 31 Maret 1985 pemerintah resmi menutup operasi Bandara Kemayoran.(Dok/kemenhub.go.id)
Hingga hari-hari terakhir beroperasi, 31 Maret 1985, masih terdapat beberapa pesawat yang dulu hadir saat peresmian bandara. Sebelumnya, tahun 1984, Kemayoran menyisakan satu kenangan. Pesawat DC-2 Uiver dalam lawatannya mengenang 50 tahun terbang legendaris rally udara London-Melbourne tahun 1934, singgah untuk mengisi bahan bakar di Kemayoran. Pesawat DC-3 Dakota, menjadi pesawat terakhir yang meninggalkan Bandara Kemayoran sebelum ditutup. Bulan-bulan pertama sejak bandara ditutup dan pindah ke Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, suasana bandara masih tampak hidup walau tanpa aktivitas penerbangan. Bandara Kemayoran masih dipakai sebagai arena IAS tahun 1986.
Meski sudah ditutup Bandara Internasional Kemayoran telah menjadi bagian dari sejarah kedirgantaraan dan saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak peristiwa dan orang-orang penting pernah merasakan Bandara Kemayoran. Bagi para penggemar Tintin, dalam satu serinya Tintin pernah mendarat ke Kemayoran sebelum melanjutkan penerbangannya ke Australia.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar