Jadah Tempe, Makanan Olahan Tradisional yang Gurih dan Manis

31 Mar 2022
  • BAGIKAN
  • line
Jadah Tempe, Makanan Olahan Tradisional yang Gurih dan Manis

Yogyakarta selalu memanjakan para wisatawan dengan beragam kuliner tradisional yang menggugah selera. Tak heran, wilayah berkuasanya raja Jawa itu kerap disebut sebagai surga kuliner.

Satu hal yang pasti, jadah tempe adalah salah satu warisan kuliner tradisional yang perlu dicoba. Jadah tempe banyak ditemukan di Yogyakarta. Di sana ada juga jadah manten yang dibalut dadar telur dan dibakar hingga semangit.

BACA JUGA: Yangko, Penganan Bekal Pangeran Diponegoro yang Beragam Warna

Jadah Tempe sesungguhnya merupakan gabungan dari dua jenis makanan tradisional masyarakat Jawa yakni jadah yang merupakan makanan olahan dari ketan dan juga tempe. Tempe biasanya akan diolah dengan cara dibacem. Jadah yang merupakan makanan yang terbuat dari ketan ini biasanya di campuran parutan kelapa yang menimbulkan rasa gurih di lidah.

makanan khas yogyakarta jadah tempe

Jadah Tempe menghadirkan cita rasa gurih, kenyal dan manis.(Dok/jogjaprov.go.id)

Sedangkan pasangannya tempe yang diolah dengan cara dibacem memiliki rasa yang manis. Sebuah kombinasi yang nikmat jika disantap bersama-sama. Akan lebih nikmat jika keduanya ditambah cabe rawit. Jadi rasa makanan ini kombinasi gurih dengan manis plus rasa pedas cabe rawit.

Makanan yang satu ini memang sangat cocok dinikmati pada hawa dingin seperti yang bisa ditemui di daerah Kaliurang, Sleman. Makanan ini umumnya disajikan dengan bungkus daun pisang.

Sebenarnya apa itu jadah tempe? Makanan ini terdiri dari jadah yang juga dikenal dengan nama uli, tetel, atau gemblong serta tempe bacem sebagai pelengkap. Rasanya gurih, kenyal, dan manis secara bersamaan saat digigit.

Jadah dibuat dari beras ketan putih yang diolah dan ditanak bersama parutan kelapa untuk menghasilkan rasa gurih. Setelah itu, jadah dibentuk pipih seukuran telapak tangan agar lebih mudah dilahap.

tempe bacem dalam jadah tempe

Ciri khas Jadah Tempe yakni adanya tempe bacem yang berwarna coklat.(Dok/jogjaprov.go.id)

Sementara itu, tempe bacem pendamping jadah dimasak dengan gula merah, air kelapa, dan rempah-rempah sampai kering. Jika sudah matang, warnanya berubah menjadi cokelatan pekat hingga ke dalam. Permukaannya kesat dengan rasa manis yang meresap sempurna.

Setelah matang dan cukup dingin, jadah dan tempe bacem siap disuguhkan. Dipertemukan di atas nampan dengan pelengkap cabai rawit hijau yang biasa dilalap mentah itu. Bagaimana cara menyantapnya? Mau diapit dua buah jadah seperti burger, ditumpuk seperti sushi, atau digigit bergantian, bebas saja. Tergantung selera masing-masing.

Ada juga tahu bacem sebagai pengganti tempe. Walaupun begitu, baceman tempe tampaknya lebih populer sebagai pendamping jadah.

Jika ingin mencicipi jadah tempe, Yogyakarta adalah tempatnya. Makanan yang satu ini banyak ditemui di sepanjang jalan Kaliurang. Namun yang dianggap paling legendaris adalah jadah tempe racikan warung Mbah Carik di Jalan Astomulyo, Simpang Lima Wara Kaliurang.

wisata kuliner jadah tempe

Di Jogja, warung Mbah Carik menjajakan jadah tempe terenak.(Dok/jogjaprov.go.id)

Menurut catatan jogjaprov.go.id, warung jadah tempe Mbah Carik sudah berdiri sejak tahun 1950-an. Warung tersebut didirikan oleh Mbah Ngadikem yang dikenal dengan nama Mbah Carik. Maklum, Sastrodinomo, suami Mbah Ngadikem adalah seorang carik.

Cara makan jadah tempe sangatlah sederhana yaitu dengan memakannya bersamaan dalam satu tangkup yaitu satu jadah satu tempe. Namun saat ini banyak juga yang memakannya seperti memakan burger yaitu dengan dua buah jadah ditangkup dengan satu tempe bacem ditengahnya

Sekarang jadah tempe berstatus makanan tradisional otentik yang populer di kalangan pecinta kuliner lokal. Berminat untuk mencicipi jadah tempe? Yuk berwisata kuliner ke Yogyakarta.(*)

  • BAGIKAN
  • line