Yangko, Penganan Bekal Pangeran Diponegoro yang Beragam Warna

Di antara khazanah kuliner tradisional khas Yogyakarta, ada satu yang cukup populer, yaitu kue Yangko. Bentuk makanan ini biasanya adalah kotak dengan beragam warna. Kue berbentuk kotak ini di tengahnya di isi kacang yang membuat rasanya semakin nikmat.
Yangko merupakan salah satu makanan tradisional khas Yogyakarta yang terbuat dari tepung ketan. Yangko memiliki bahan dasar dan rasa yang hampir mirip dengan kue mochi asal Jepang. Hanya yang membedakan ialah mochi berbentuk bulat dan memiliki tekstur lembek dan kenyal. Berbeda dengan yangko yang berbentuk kotak dengan tekstur sedikit padat namun tetap kenyal.
BACA JUGA: Ini Dua Varian Tengkleng yang Layak Masuk Daftar Wisata Kuliner Jogja
Manisnya gula beradu dengan isian kacang yang gurih membuat kita ketika memakannya jadi merasa ketagihan, belum lagi biasanya memiliki wangi yang begitu khas dan menggugah selera.

Kue Yangko berbahan dasar beras ketan dan dikembangkan sejak Mataram Islam.(Dok/jogjaprov.go.id)
Yangko rupanya sudah ada sejak zaman kerajaan. Dahulu, Kotagede merupakan ibukota Kerajaan Mataram Islam. Di kota inilah sejarah yangko bermula. Saat itu, yangko dikenal sebagai makanan raja-raja atau para priyayi. Bahkan Pangeran Diponegoro sering menjadikan yangko sebagai bekal ketika berperang karena dapat bertahan lama.
Dilansir dari jogjaprov.go.id, nama yangko diyakini berasal dari kata kiyangko. Dalam pelafalan lidah orang Jawa, kata itu kemudian diucapkan menjadi yangko. Konon, orang yang pertama kali mengenalkannya adalah Mbah Ireng. Meskipun Mbah Ireng sudah membuat yangko sejak tahun 1921, yangko baru mulai dikenal luas oleh masyarakat pada tahun 1939.

Saking populernya Yangko pernah dijadikan bekal perang oleh Pangeran Diponegoro.(Dok/jogjaprov.go.id)
Makanan tersebut kemudian terus dikembangkan dan banyak orang mulai membuatnya. Proses pembuatan yangko ternyata membutuhkan waktu yang lama dan ketelatenan. Pertama-tama beras ketan dikukus lalu di jemur hingga kering. Lalu beras ketan tersebut digoreng tanpa minyak dan ditumbuk untuk jadikan seperti tepung.
Setelah itu masak air gula dan campurkan tepung tersebut secara perlahan. Lalu masukan juga rasa yang diinginkan dan setelah matang adonan didinginkan. Setelah adonan dingin, lalu dipotong dalam bentuk kotak dan dibaluri tepung terigu. Selanjutnya dikemas menggunakan kertas minyak.

Proses pembuatan Yangko membutuhkan waktu dan ketelatenan.(Dok/jogjaprov.go.id)
Tekstur Yangko yang kenyal dan lembut di mulut membuat kita serasa tidak mau berhenti untuk menyantapnya. Walaupun yangko telah dimodifikasi dengan tambahan aneka rasa, namun tetap tidak meninggalkan ciri khasnya yang manis dan kenyal itu.
Pada awalnya, kue yang rasanya manis ini berisi campuran cincangan kacang dan gula. Namun kini kue yangko sudah dibuat dengan berbagai varian rasa, seperti strawberry, nanas, durian, dan lain sebagainya. Karena rasanya yang sedap dan bentuk serta warnanya menarik, Yangko populer menjadi panganan oleh-oleh untuk dibawa pulang oleh siapa saja yang berkunjung ke Yogyakarta.

Yangko biasanya tahan lama dan cocok jadi oleh-oleh.(Dok/jogjaprov.go.id)
Kamu dapat memilih beberapa varian rasa yang ditawarkan seperti rasa cokelat, durian, melon, hingga rasa stroberi. Kue dari ketan ini juga dibuat berwarna-warni membuat kesan menarik dari makanan ini semakin terpancar, belum lagi harga dari makanan ini juga relatif murah.
Setiap porsi makanan ini biasanya dilapisi dengan kertas tipis agar tidak menempel satu sama lain. Dan dalam sekotak biasanya berisi beberapa rasa yang dapat kamu nikmati. Yangko memang sangat cocok sebagai oleh-oleh bagi sahabat dan keluarga, tak hanya karena harganya murah tapi juga karena makanan ini bisa bertahan cukup lama jadi kamu tak perlu khawatir akan basi.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar