Tempe Mendoan, Kuliner Khas Banyumas yang Masuk Warisan Budaya Tak Benda

Tak sedikit dari kita yang belum mengetahui bahwa Tempe Mendoan termasuk salah satu kuliner yang sudah masuk dalam kategori warisan budaya tak benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Penetapan makanan khas Banyumas, Jawa Tengah(Jateng) ini berlangsung pada 30 Oktober 2021 silam.
Penetapan tersebut membuktikan bahwa Tempe Mendoan bukan saja makanan tapi juga bagian dari kerajinan tradisional masyarakat Jawa Tengah. Hal ini masuk akal, karena Tempe Mendoan termasuk kuliner yang menyatu dengan tradisi dan kultur Banyumas.
BACA JUGA: Tahu Tek, Makanan Tradisional Favorit Semua Orang
Ciri khas tempe mendoan adalah digoreng setengah matang. Tempe dilumuri dengan tepung dicampur bumbu serta irisan daun bawang. Kemudian, digoreng sebentar dalam minyak panas. Biasanya tempe mendoan disantap dengan sambal kecap dan cabai rawit.

Tempe Mendoan sudah dimasukan dalam Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.(Dok/jatengprov.go.id)
Melansir kompas.com, mendoan diambil dari kata mendo. Mendo merupakan bahasa Jawa Banyumas yang berarti setengah matang. Mendoan berarti hidangan yang digoreng setengah matang. Adapun mendoan muncul bersama dengan tempe yang merupakan makanan berbahan baku kedelai yang banyak tumbuh di Asia Tengah wilayah China dan Indocina. Ketika masyarakat Asia Tengah bermigrasi ke tenggara, kedelai juga turut dibawa.
Ternyata tempe mendoan telah lama menjadi santapan masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Bahkan makanan itu disebut telah ada sejak satu abad lalu. Tempe mendoan kemudian mengalami perkembangan. Tak hanya sekadar menjadi teman minum teh namun juga sebagai ujung tombak pariwisata. Hidangan ini menjadi komoditas ekonomis dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan sejak awal 1960-an.

Tempe Mendoan biasanya disantap dengan sambal kecap atau cabai rawit.(Dok/jatengprov.go.id)
Menjadi khas dari gorengan lainnya karena tempe mendoan dibuat satu-satu untuk sekali goreng, umumnya dibungkus daun pisang tapi ada pula yang dibungkus plastik.
Hal lain yang membedakannya juga adalah tempe tidak digoreng sampai krispy dan kriuk, tetapi cukup setengah matang.
Biasanya disantap dengan sambel kecap atau cabe rawit, akan terasa lebih nikmat apabila dibarengi minum kopi atau teh poci. Bisa diminum sore atau malam hari saat cuaca hujan atau dingin.
Dalam proses pembuatanyan, tempe dimasukan ke dalam adonan tepung yang sudah dibumbui. Kemudian digoreng ke dalam wajan berisi minyak yang sudah panas. Dalam proses menggoreng ini tidak terlalu lama, karena untuk menggoreng Tempe Mendoan ini hanya setengah matang dan tidak sampai kering. Sehingga saat menggoreng harus cepat diangkat karena minyak yang untuk menggoreng sudah panas. Selain itu minyak yang digunakan untuk menggoreng Tempe Mendoan ini harus banyak, agar kematangan tempe bisa merata.

Bahan baku Tempe Mendoan yakni kedelai yang diolah sedemikian rupa.(Dok/jatengprov.go.id)
Tempe Mendoan ini biasanya disajikan selagi hangat, karena bila sudah dingin Tempe Mendoan ini cenderung layu sehingga cita rasanya ini sudah berbeda. Untuk menikmatinya kamu bisa menyantapnya bersama sambal kecap atau dimakan dengan cabe rawit.
Tempe Mendoan ini bisa dijadikan lauk untuk makan atau dijadikan makanan ringan untuk menemani bersantai bersama teman atau keluarga. Yuk, berwisata kuliner ke Jawa Tengah(Jateng).(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar