Semur Jengkol, Makanan Khas Penanda Acara Keluarga Betawi

14 Apr 2022
  • BAGIKAN
  • line
Semur Jengkol, Makanan Khas Penanda Acara Keluarga Betawi

Masyarakat Betawi dan Semur Jengkol ibarat dua sisi mata uang. Tiada acara penting dalam masyarakat Betawi tanpa kehadiran sajian Semur Jengkol. Saking populernya makanan khas Jakarta ini, muncul ungkapan makan kaga sedap kalo kaga ade semur jengkol.

Semur Jengkol adalah menu wajib yang harus ada dalam setiap acara-acara besar, khususnya acara keluarga Betawi seperti Lebaran. “Gak seru kalau gak ada jengkol” atau “bukan orang Betawi kalau gak doyan jengkol”. Kedua anekdot yang sering terdengar ini sudah cukup menjelaskan bahwa Semur Jengkol merupakan menu favorit di kalangan masyarakat Betawi, khususnya Betawi Pinggir.

BACA JUGA: Ketoprak, Kuliner Jakarta yang Selalu Sedia Setiap Saat

Aromanya yang menyengat memang membuat sebagian orang tidak menyukai hidangan berbahan jengkol ini. Akan tetapi dari hasil penelitian menyatakan bahwa jengkol mengandung nutrisi untuk kesehatan, khususnya kanker, tak heran banyak orang mulai meliriknya.

asal usul semur jengkol

Semur Jengkol merupakan perpaduan antara kuliner Timur Tengah dan India.(Dok/jakarta.go.id)

Dilansir dari budayaindonesia.go.id, Semur Jengkol adalah masakan Betawi yang mendapat pengaruh dari kuliner Eropa, Timur Tengah, India, dan Tionghoa. Penggunaan rempah-rempah ditengarai dipengaruhi kuliner Timur Tengah dan India yang memang kerap bermandikan bumbu rempah, sedangkan cita rasa kecap merupakan pengaruh masakan Tionghoa peranakan. Nama semur sendiri berasal dari bahasa Belanda smoor yang berarti rebusan daging bersama tomat dan bawang dalam waktu lama.

Di Indonesia, smoor kemudian berkembang dari sekedar rebusan daging dengan tomat dan bawang menjadi masakan yang kaya dengan bumbu rempah serta kecap. Bahan dasar yang digunakan juga tak hanya daging tetapi juga ayam, tahu, dan telur. Buku resep tertua yang diterbitkan pada masa Hindia Belanda Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek mencantumkan enam variasi menu semur yaitu Smoor Ajam I, Smoor Ajam II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Bantam van Kip, dan Solosche Smoor van Kip. Semur bercitarasa lokal lambat laun bermunculan, dan salah satunya adalah semur jengkol andalan masyarakat Betawi.

Jengkol dimanfaatkan sebagai makanan sejak jaman Belanda, terlebih karena pohonnya banyak tumbuh di pekarangan rumah orang Betawi. Pondok Gede dan Lubang Buaya misalnya, dahulu merupakan penghasil buah jengkol, tak mengherankan jika semur jengkol di kedua daerah tersebut sangat terkenal kelezatannya.

resep semur jengkol

Untuk menghilangkan baunya, jengkol direndam dalam air kapur.(Dok/jakarta.go.id)

Orang Betawi cenderung memilih memanfaatkan segala yang ada di sekitarnya daripada harus jauh-jauh pergi ke kota untuk berbelanja bahan makanan. Menu berbahan utama jengkol ini sebenarnya tidak hanya ditemukan di kalangan masyarakat Betawi, tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa tak ada semur jengkol selezat buatan orang Betawi. Mereka bisa menghilangkan bau jengkol dengan merebusnya bersama air kapur atau air dari rebusan tangkai padi. Bisa juga dengan cara merendamnya semalaman dalam air bersih sebelum diolah.

Semur jengkol Betawi sebenarnya tidak berkuah encer melainkan agak kental (nyemek), ada yang manis dan ada yang sedikit pedas. Semur jengkol menjadi menu wajib pendamping nasi uduk, namun tidak semua pedagang nasi uduk yang hingga kini masih banyak tersebar di Jakarta menyediakannya. Biasanya hanya pedagang nasi uduk Betawi yang menyediakannya. Rasa jengkol memang agak sepat, tetapi teksturnya yang lembut dipadu dengan bumbu semur agak kental dan sesuap nasi hangat menjadi sesuatu yang ‘lazis’ bagi penggemarnya.

wisata kuliner semur jengkol

Semur Jengkol begitu populer pada saat ramadan dan lebaran.(Dok/jakarta.go.id)

Hidangan semur jengkol kerap hadir dalam acara adat atau ritual masyarakat Betawi. Pada malam Nisfu Sya’ban untuk menyambut dan mensyukuri datangnya bulan Ramadhan biasanya diadakan pengajian dan doa bersama. Selepas pengajian dan doa dilanjutkan dengan makan ketupat bersama lauk pauk khas Betawi yaitu sayur godog, semur daging, dan semur jengkol. Dalam rangkaian prosesi pernikahan Betawi, semur jengkol menjadi salah satu makanan hantaran balikan dari pihak keluarga perempuan kepada pihak keluarga laki-laki setelah acara akad nikah.

Semur kemudian melekat menjadi tradisi bangsa Indonesia, dan menjadi menu favorit setiap keluarga Indonesia. Menu ini hadir dengan inovasi bumbu dan topping yang beraneka ragam. Jika awalnya semur identik dengan daging sapi, kita sekarang bisa menemukan semur daging kambing, ayam, telur, tahu, tempe, jengkol, terong, dan bahkan ikan.

Semur jengkol merupakan satu-satunya makanan khas betawi yang tak terbantahkan lagi keasliannya. Orang Betawi mampu membuat jengkol menjadi hidangan semur yang lezat. Untuk menghilangkan baunya, jengkol biasa direndam dalam air kapur atau air dari rebusan tangkai padi. Yuk berwisata kuliner ke Jakarta.(*)

  • BAGIKAN
  • line