Rangku Alu Permainan Anak Tradisional dari Manggarai, Flores

Permainan Rangku Alu sebetulnya tidak hanya berasal dari Manggarai. Hampir setiap wilayah di Flores seperti Kabupaten Ende, Sikka dan Nagekeo juga ada permainan tradisional ini. Hanya saja di Ende dan Nagekeo lebih dikenal dengan nama Podhi Alhu. Sedangkan di Sikka, khususnya bagian timur juga ditemukan permainan sejenis.
Permainan Rangku Alu lazim dilakukan seusai musim panen. Di Ende misalnya, Podhi Alhu atau “Lompat Alu” berlangsung pada saat musim panen berakhir. Permainan tradisional ini dimaknai sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen. Rangku Alu dan Podhi Alhu lazim dimainkan anak-anak perempuan.
BACA JUGA: Ketapel, Permainan Masa Kecil yang Menantang
Menurut salah seorang tokoh adat Ende, Podhi Alhu dan Rangku Alu merupakan permainan untuk mempersiapkan anak-anak perempuan agar kuat saat menumbuk padi memakai lesung dan alu atau bambu tadi. Selain itu, Rangku Alu dan Podhi Alhu sering dimanfaatkan muda-mudi untuk mencari jodoh.

Permainan Rangku Alu biasa dilakukan setelah panen sebagai rasa syukur atas hasil panen.(Dok/Kemendikbud)
Rangku Alu dan Podhi Alhu dilakukan saat sore atau malam hari saat bulan purnama. Selama bermain, para pemain akan diiringi irama bambu yang saling beradu satu sama lain atau gong dan gendang sebagai musik pengiringnya.
Permainan yang menggunakan bambu ini ternyata tak hanya dimainkan anak-anak. Permainan asal Flores ini juga dimainkan semua kalangan. Rangku Alu biasa dimainkan di tanah lapang yang keras dan tidak berumput, karena kalau berumput khawatir akan memicu resiko terpeleset. Alat yang digunakan yaitu empat bambu dengan panjang masing-masing dua meter.
Pemain Rangku Alu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang bermain dan kelompok yang berjaga. Kelompok yang berjaga terdiri dari empat sampai enam orang yang membentuk persegi dan bertugas menggerakkan bambu, masing-masing yang berjaga jongkok atau duduk dengan memegang dua bilah bambu, begitupun dengan yang berjaga lainnya. Kelompok yang mendapat giliran untuk bermain akan melompat di sela-sela bambu dan menghindari jepitan bambu. Terdapat satu sampai empat orang yang mendapat giliran bermain.

Ilustrasi anak-anak sedang bermain Rangku Alu.(Dok/Kemendikbud)
Pemain akan masuk ke dalam bambu yang terbentuk bidang persegi dan melompat-lompat sesuai irama buka-tutup bambu. Saat bermain, biasanya bambu yang digerakkan menghasilkan nada atau irama yang berpola.
Semakin lama irama bambu dan nyanyian akan semakin cepat, maka pemain harus pintar-pintar dalam melompat agar tidak terpeleset atau terjepit bambu. Jika kelompok yang dapat kesempatan bermain terjepit kakinya, maka harus bergiliran berganti tugas.
Rangku Alu juga dapat menjadi sarana edukasi dan pembentukan karakter diri. Bermain Rangku Alu dapat melatih konsentrasi dan melatih ketepatan dalam bertindak, karena tak hanya melompat-lompat asal, dalam permainan ini perlu fokus antara gerak kaki dan gerak bambu yang dimainkan harus sesuai. Kalau tidak fokus atau tidak konsentrasi, nantinya kaki pemain akan terjepit bambu atau malah terpeleset.

Permainan Rangku Alu biasanya diiringi pukulan gong dan gendang.(Dok/youtube/kemendikbud)
Ketukan bambu yang membentuk pola ritme yang saling berhubungan dengan lompatan pemain dalam Rangku Alu mengakibatkan para pemain seolah-olah melakukan gerakan tari, hingga lahirlah tari Tari Rangku Alu khas Manggarai, Flores, NTT. Dalam tarian ini, permainan tersebut dikreasikan dengan berbagai gerakan dan pengiring yang menghasilkan sebuah kreasi seni yang begitu khas dan indah.
Dalam tari tradisional Rangku Alu, para pemain atau penari menggunakan baju adat khas Manggarai, yaitu baju bero, ikat kepala, dan kain songket khas Manggarai. Tarian ini biasa dimainkan oleh enam hingga delapan orang pemegang bambu dengan beberapa orang yang menari bergantian.
Gerakan tarian ini sebenarnya berasal dari gerakan para penari saat menghindari jepitan bambu, dan didominasi gerakan kaki yang sesuai. Gerakan penari dan pemain atau penggerak bambu kemudian dipadukan dengan irama musik dan lagu daerah khas Flores.

Permainan Rangku Alu melatih anak-anak untuk fokus dan menjaga keseimbangan tubuh.(Dok/Kemendikbud)
Bermain Rangku Alu dapat melatih konsentrasi dan melatih ketepatan dalam bertindak, karena tidak hanya melakukan lompatan secara asal-asalan.
Dalam permainan, perlu fokus antara gerak kaki dan gerak bambu yang dimainkan harus sesuai. Jika kehilangan konsentrasi, nantinya kaki pemain akan terjepit bambu dan menyebabkan terpeleset.
Kelincahan juga dapat dilatih saat Rangku Alu berlangsung. Semakin lama irama bambu dan nyanyian akan semakin cepat, otomatis kaki pemain harus ikut bergerak cepat dan mengubah arah secara cepat tanpa mengganggu keseimbangannya mengikuti irama. Selain itu, dengan rutin bermain Rangku Alu dapat melatih otot kaki dan tentu akan memberi pengaruh baik untuk daya tahan tubuh.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar