Muara Takus, Candi Megah dan Tertua di Pulau Sumatera

19 Jun 2021
  • BAGIKAN
  • line
Muara Takus, Candi Megah dan Tertua di Pulau Sumatera

Peninggalan masa lampau berupa candi sudah jamak ditemukan di Jawa dan Sumatera. Kedua pulau ini memiliki warisan candi-candi yang megah dan bernilai seni tinggi. Bila diamati lebih mawas, terdapat perbedaan antara candi-candi yang terletak di Pulau Jawa dan Sumatera. Candi Muara Takus di Kampar, Riau menunjukkan perbedaan struktur dan bentuk candi yang umumnya di Jawa.

Bangunan candi Jawa umumnya terbuat dari susunan batuan andesti sedangkan Sumatera menggunakan batu bata. Candi Muara Takus yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Koto Kampar, memakai batu bata sebagai bahan bangunannya. Hingga kini Candi Muara Takus masih berdiri megah meski termasuk candi tertua di Pulau Sumatera.

BACA JUGA: Menelusuri Beragam Mitos dan Jejak Keberadaan Suku Kalang

Berdasarkan penelitian sejumlah sejarawan, Candi Muara Takus didirikan sejak abad ke-4 hingga 11 Masehi. Candi yang bernuansa Buddha ini sudah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Bangunan candinya memiliki menara dan bangunan utama yang besar di mana terletak stupa.

candi muara takus di kampar

Candi Muara Takus merupakan bukti masa keemasan Kerajaan Sriwijaya.(Dispar Kab Kampar)

Hingga kini masih terdapat perdebatan seputar nama candi ini. Sebagian kalangan memberikan nama Muara Takus karena faktor keberadaannya yang terletak di Muara Takus. Candi ini berada di ujung sungai bernama Muara Takus. Namun ada sejarawan yang berpendapat bahwa Takus itu berasal dari bahasa China, Takuse yang berarti candi yang berukuran besar di muara sungai.

Nah, bagi kamu yang penasaran Candi Muara Takus ini sebetulnya simbol Buddha Gautama sekaligus bukti masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Dalam ajaran Buddha bangunan suci harus berada dekat sumber air yang dianggap suci. Pasalnya air suci tersebut bakal digunakan dalam ritual keagamaan.

Ketika kamu memasuki kompleks candi, kamu akan menjumpai tumbuhan dan pepohonan sawit yang rindang. Melangkah lebih dalam, terdapat bangunan tertinggi di Muara Takus. Bernama Candi Mahligai dengan tinggi menjulang 14 meter. Terdapat kaki dengan panjang 10.4 meter dan lebar 10.6 meter. Atapnya berbentuk kerucut tumpul yang menjulang ke atas. Candi Mahligai menjadi candi tertinggi di Kompleks Candi Muara Takus.

Apabila kamu mengedarkan pandangan ke samping, Candi Tua akan tampak jelas di hadapanmu. Candi Tua merupakan bangunan candi terbesar di kompleks Candi Muara Takus. Candi ini memiliki panjang 31.6 meter dan lebar 20.2 meter. Meghadap ke timur, terdapat anak tangga dengan lebar 4 meter. Atapnya berbentuk stupa layaknya candi Buddha pada umumnya.

Sekilas Candi Tua tampak mirip dengan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Namun disusun dari cetakan batu bata, dan warna yang familiar dengan bata merah. Selain itu hanya satu stupa yang ada di atap Candi Tua. Sementara di sebelah timur Candi Mahligai terdapat Candi Bungsu dengan panjang 13.2 meter dan lebar 16.2 meter. Dari segi materialnya bangunan Candi Bungsu berasal dari batu bata dan batu pasir. Mulanya bangunan dari batu pasir. Diperkirakan terjadi kerusakan dan direnovasi dengan material batu bata.

ritual agama buddha

Hingga kini Candi Muara Takus masih dipakai sebagai tempat ritual keagamaan umat Buddha.(Dispar Kab Kampar)

Di samping bangunan Candi Bungsu terdapat lubang yang berisi abu dan tanah. Selain itu ditemukan satu keping emas yang bergambar trisula. Para arkeolog masih menyelidiki kegunaan keping emas apakah bagian dari ritual atau lambang kemegahan Sriwijaya yang sengaja dipasang di candi tersebut.

Wisata candi di kompleks Candi Muara Takus berakhir di Candi Palangka. Diperkirakan candi ini berfungsi sebagai altar kompleks Candi Muara Takus. Tingginya hanya dua meter dengan panjang lima meter dan lebar 5,7 meter. Terdapat pintu masuk yang berada di utara bangunan candi.

Di kompleks Candi Muara Takus terdapat vihara yang digunakan Buddha untuk beribadah dan tempat ritual keagamaan. Tak heran, hingga kini masih dilakukan ritual keagamaan Buddha di kompleks Candi Muara Takus. Bahkan beberapa kegiatan keagamaan umat Buddha secara nasional berlangsung di Candi Muara Takus seperti perayaan Waisak.

Butuh waktu sekitar satu jam lebih bagi kamu untuk menikmati dan melihat semua Candi Muara Takus. Ada beberapa spot selfie dengan latar belakang bangunan candi tertua di Sumatera ini. Selain kepuasan batin dan ketenangan suasana, kamu juga menemukan betapa tingginya peradaban nenek moyang kita di masa lalu.(*)

 

 

  • BAGIKAN
  • line