Mengenal Tradisi Pingitan Dalam Adat Pernikahan Jawa

Masyarakat Jawa sampai sekarang masih memegang teguh beberapa prosesi penting sebelum pernikahan. Salah satunya tradisi pingitan. Tradisi ini tengah dijalani Kaesang Pangarep dengan tambatan hatinya Erina Gudono. Dalam menjalani pingitan baik Kaesang maupun Erina dilarang untuk saling bertemu.
Dilansir dari buku Makna Tata Cara dan Perlengkapan Pengantin Adat Jawa yang ditulis oleh KP Suwardjoko Proboadinegoro Warpani yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI, pingitan adalah proses sebelum menikah yang diharus dijalanan pengantin perempuan. Pingitan ini merupakan bagian dari ritus pernikahan adat Jawa.
BACA JUGA: Dua Makanan Indonesia Masuk Kuliner Pedas Terenak Dunia
Saat menjalankan pingitan, calon pengantin perempuan dilarang bepergian ke luar rumah. Calon pengantin wanita ini bahkan dilarang menemui calon pengantin pria dalam kurun waktu tertentu.

Tradisi pernikahan adat Jawa yang dilakoni Kaesang dan Erina.(Instagram @kaesangp)
Konon di masa lalu, calon pengantin wanita harus menjalani pingitan selama satu hingga dua bulan. Hanya saja, aturan waktu tersebut bergeser seiring waktu.
Pingitan yang dijalankan calon pengantin wanita saat ini hanya dilakukan satu hingga dua pekan saja. Hal ini juga bergantung pada kesanggupan kedua belah pihak.
Di luar tradisi, pingitan ternyata memiliki manfaat tersendiri untuk kedua mempelai. Berikut beberapa manfaatnya:
1. Memupuk rasa rindu
Jika kedua calon sering bertemu sebelum menikah, tentu rasa rindu tak terbentuk. Sebaliknya, jika keduanya tidak bertemu maka akan muncul rasa rindu, keduanya pun akan semakin manfaat bertemu saat prosesi ijab kabul dilakukan.

Tradisi pingitan biasanya dilakukan oleh calon pengantin perempuan.(Instagram @kaesangp)
2. Menenangkan diri
Kedua calon pengantin akan benar-benar sibuk jelang hari pernikahan. Momen ini akan menguras energi dan pikiran, tidak jarang memicu pertengkaran.
Saat pingitan dilakukan, kedua mempelai bisa melakukan me time. Hal ini berguna untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Bukan hanya itu, saat pingitan dilakukan, kedua mempelai juga bisa merawat diri.
3. Agar terhindar dari bahaya
Konon calon pengantin rentan mengalami musibah. Jika terlalu sering keluar rumah, berbagai marabahaya bisa terjadi. Hal ini sesuai dengan adat kepercayaan sebagian masyarakat Jawa.

Kaesang dan Erina dalam balutan busana putih saat jalani foto pre-wedding.(Instagram @kaesangp)
Dengan melakukan pingitan, kedua calon pengantin bisa lebih tenang karena hanya ada di rumah, terhindar dari marabahaya.
4. Memupuk rasa saling percaya
Terlalu sering menghabiskan waktu dengan pasangan, terutama jelang pernikahan juga bukan hal yang baik. Alangkah baiknya jika kedua calon memupuk rasa saling percaya dengan tinggal berjauhan sementara waktu.

Pingitan juga bertujuan untuk memberikan ketenagan diri kepada calon pengantin perempuan.(Instagram @kaesangp).
5. Mendekatkan diri dengan keluarga
Saat prosesi pingitan, calon pengantin hanya akan tinggal di rumah. Di waktu inilah saatnya memupuk kebersamaan dengan keluarga. Apalagi, setelah menikah kedua mempelai akan lebih banyak waktu bersama pasangan alih-alih keluarga.
Selama menjalani pingitan hanya keluarga kedua mempelai yang boleh bertemu guna membicarakan segala macam proses dan persiapan menjelang pernikahan. Ditinjau dari tujuannya, sebetulnya pingitan merupakan momen kedua calon mempelai memantapkan hati masing-masing sebelum melangkah ke depan penghulu mengucapkan akad nikah.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar