Makna Tersembunyi di Balik Pose Patung Kuda

Sering melihat patung kuda di beberapa wilayah atau titik tertentu di Tanah Air. Patung-patung kuda tersebut kadang dibuat dengan pose atau gaya tertentu. Hampir semua patung kuda terkenal di Indonesia selalu ditunggangi pahlawan atau tokoh. Jenderal Besar Sudirman, Jenderal Gatot Subroto dan Pangeran Diponegoro adalah pahlawan yang diabadikan lewat patung.
Menariknya ketiga tokoh itu dibuatkan patung dengan menunggang kuda. Nah, kuda-kuda yang ditunggangi ketiga pahlawan ini memiliki pose dan gaya tertentu. Tahukah kamu ada hubungan antara pose kuda dengan penunggangnya yakni ketiga pahlawan tersebut?
BACA JUGA: Indahnya Bulan Purnama di Atas Danau Kaco
Dihimpun dari berbagai sumber bahwa pose patung kuda memiliki pesan tertentu terhadap situasi dan kondisi tokoh yang ditungganginya. Dari patung kuda ketiga pahlawan itu, bila diamati secara teliti terdapat perbedaan pada pose kaki kudanya. Nah, perbedaan pose kaki kuda itulah mempunyai makna tersendiri.

Patung Diponegoro dengan dua kaki terangkat.(Dok/undip.ac.id)
Pertama patung kuda dengan kaki depan kuda terangkat dua-duanya. Pose kaki depan terangkat dua-duanya memberi pesan bahwa pahlawan yang menunggangi kuda tersebut gugur di medan tempur. Tokoh di atas kuda itu adalah pejuang hebat yang berkorban hingga titik darah penghabisan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Patung kuda dengan pose dua kaki depannya terangkat adalah Pangeran Diponegoro. Terlihat pula jari Pangeran Diponegoro menunjuk ke depan atau sedang memegang keris seperti siap menerjang pasukan musuh. Patung Diponegoro berkuda ini bisa dilihat di depan kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Patung ini diberi nama Turangga Seta.

Patung Jenderal Gatot Subroto dengan kuda yang satu kaki depannya terangkat.(Dok/purwokertokab.go.id)
Kedua patung kuda demgan kaki depan terangkat satu. Ada sejumlah patung kuda dengan pahlawan atau tokoh yang menampilkan kaki depan terangkat satu. Kalau ada tokoh atau pahlawan yang menunggangi patung kuda yang satu kaki depannya terangkat memiliki makna atau pesan bahwa tokoh atau pahlawan yang menunggangnya meninggal atau gugur karena luka yang didapat saat berperang.
Jadi tokoh atau pahlawan tersebut tidak gugur di tengah medan perang. Hanya saja kondisi pahlawan atau tokoh itu tidak kunjung membaik hingga meninggal meski tidak dalam tugas atau perang. Patung Jenderal Gatot Subroto di depan Rumah Sakit Margono Soekarjo di Purwokerto, Jawa Tengah menjadi contoh patung kuda dengan pose satu kaki depannya terangkat.

Patung Jenderal Soerdiman menunggang kuda.(Dok/unsoed.ac.id)
Ketiga patung kuda dengan pose kaki tidak terangkat. Ada beberapa patung pahlawan dengan kuda yang kakinya tidak terangkat. Patung Jenderal Besar Soedirman menjadi contohnya. Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman tutup usia karena penyakit TBC yang dideritanya. Karena Soedirman meninggal karena sakit maka patung kudanya tidak menampilkan pose kaki yang terangkat.
Hal ini menunjukkan bahwa pahlawan yang duduk di atas kudanya dengan semua kaki menapak tanah meninggal karena sakit atau lanjut usia. Kisah kepahlawanan Jenderal Soedirman dalam memimpin perang gerilya begitu heroik meski harus ditandu dalam memimpin pasukannya.

Patung Kuda Windu yang menjadi maskot kota Kuningan, Jawa Barat.(Dok/kaningankab.go.id)
Keempat patung kuda saja. Selain patung kuda dengan penunggangnya ada pula beberapa patung yang hanya menyajikan kuda saja. Dalam hal ini pembuatan patung tersebut mempunyai tujuan tersendiri tergantung pembuatnya. Ada yang memiliki arti sebagai pajangan saja.
Patung kuda tanpa penunggang dapat kita lihat di Kota Kuningan, Jawa Barat. Dalam hal ini patung kuda dibuat sebagai maskot kota. Patung Kuda Windu di Kuningan menunjukkan bahwa kuda-kuda tersebut pernah terjun dalam medan perang pada masa perjuangan kemerdekaan. Patung kuda juga menjadi ikon Kuningan yakni sebagai Kota Kuda.
Bagaimana di tempat kalian? Apakah ada patung kuda dengan tokoh atau pahlawan yang menungganginya?(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar