Lord Minto dan Kutukan Prasasti Sangguran alias Minto Stone

21 Jun 2022
  • BAGIKAN
  • line
Lord Minto dan Kutukan Prasasti Sangguran alias Minto Stone

Selama kekuasaan kolonial baik Belanda maupun Inggris, banyak benda peninggalan bersejarah yang dicaplok dan dibawa keluar Indonesia. Salah satu benda sejarah yang sampai kini masih menyisakan misteri yakni Prasasti Sangguran. Adalah tokoh diplomat dan politikus Inggris Gilbert Elliot-Murray-Kynynmound, 1st Earl of Minto atau biasa dikenal dengan nama Lord Minto disebut-sebut mendapat kutukan Prasasti Sangguran.

Pada  21 Juni 1814 Lord Minto wafat. Ia Gubernur Jenderal Inggris yang pernah menjabat untuk wilayah Hindia-Belanda. Saat itu, Inggris banyak merampas benda-benda yang disakralkan dan penting bagi sebagian masyarakat Hindia Belanda atau Nusantara saat itu, salah satunya adalah Prasasti Sangguran.

 BACA JUGA: Koala Hewan Pemalas yang Bikin Gemas

Prasasti Sangguran yang dikenal juga dengan nama Minto Stone ini diambil dan dirampas oleh pasukan Inggris pada 1813. Prasasti Sangguran ditemukan di daerah Malang. Pada awalnya, prasasti ini diberikan kepada Raffles sebagai hadiah oleh Kolonel Colin Mackenzie. Kemudian, oleh Raffles, prasasti ini diberikan kepada Lord Minto tahun 1813.

lord minto diplomat inggris

Lord Minto menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris untuk wilayah Hindia Belanda.(Dok/wiki commons)

Pasca menerima Prasasti Sangguran, Lord Minto sendiri mengalami pemecatan tanpa diketahui dengan pasti alasannya. Sehingga ia melakukan perjalanan dari Calcutta ke kampung halamannya.

Namun sebelum sampai di kampung halamannya, ia meninggal di Stevenage pada 21 Juni, 1814 dalam perjalanannya ke Skotlandia. Dia kemudian dimakamkan di Westminster Abbey.

Sehingga Lord Minto sama sekali belum melihat penampakan dari Prasasti Sangguran yang terlebih dulu dia kirimkan ke Skotlandia. Nasib tak mujur itu bahkan disebut-sebut dialami oleh keturunan Lord Minto hingga sekarang.

Sementara Raffles yang bertanggungjawab atas pengiriman Prasasti Sangguran kepada Lord Minto juga mengalami hal yang tak mujur. Tak lama setelah memindahkan Prasasti Sangguran, Raffles ditarik kembali ke Inggris.

lord minto dan keluarganya

Bukan hanya Lord Minto yang tertimpa kesialan, keluarganya pun terkena kutukan Prasasti Sangguran.(Dok/Wiki Commons)

Padahal, ada anggapan bahwa parasasti ini mengandung sebuah kutukan yang bakal membuat sial seseorang yang dianggap mengotak atik prasasti ini. Hal ini tidak terlepas dari isi yang terkandung pada Prasasti Sangguran.

Dilansir dari Indonesia.go.id, isi yang terkandung pada prasasti ini adalah penetapan Desa Sangguran sebagai sima atau tanah perdikan dan prasasti yang menjadi tanda penetapan ini dilarang dipindahkan dari tempat awalnya. Karena bagi yang memindahkannya akan ketiban sial yang tidak ada habisnya.

Prasasti Sangguran memang berisi kutukan dan karma yang bertarikh 982 Masehi itu merupakan rampasan dari Mojorejo (kini dekat Kota Batu, Malang, Jawa Timur), salah satu wilayah yang direbut Inggris pasca-Geger Sepehi.

bentuk prasasti sangguran

Begini isi prasasti sangguran berupa kutukan.(Dok/indonesia.go.id)

Berikut ini isi kutukan atau karma yang terdapat pada Prasasti Sangguran yang telah diterjemahkan.

“Apakah ia bangsawan atau abdi, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, wiku atau rumah tangga, patih, wahuta, rama, siapapun merusak kedudukan Desa Sangguran yang telah diberikan sima kepada Punta di Mananjung. Maka ia akan terkena karmanya. Bunuhlah olehmu hyang, ia harus dibunuh, agar tidak dapat kembali di belakang, agar tidak dapat melihat ke samping, dibenturkan di depan, dari sisi kiri, pangkas mulutnya, belah kepalanya, sobek perutnya, renggut ususnya, keluarkan jeroannya, keduk hatinya, makan dagingnya, minum darahnya, lalu laksanakan. Akhirnya habiskanlah jiwanya. Jika berjalan di hutan akan dimakan harimau, akan dipatuk ular. Begitulah matinya orang jahat, melebur kedudukan desa perdikan di Sangguran. Malapetaka dari Dewatagrasta,”.

Tapi, apakah benar demikian? Percaya atau tidak percaya, kutukan ini diyakini sebagian orang benar adanya dan sudah banyak bukti yang menunjukkan kutukan yang ada pada prasasti ini. Lord Minto sebagai penerima prasasti, dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur Jenderal Inggris di wilayah India dan kemudian ia pulang ke kampung halamannya di Skotlandia dalam keadaan sakit-sakitan. Pada akhirnya, Lord Minto meninggal di tengah laut saat perjalanan pulang ke Skotlandia.

Berdasarkan cerita dan catatan yang berkembang, dikatakan jika Raffles dan Lord Minto mengalami banyak hal yang tak terduga. Bukan hanya itu, Bupati Malang Kiai Tumenggung Kartanegara yang juga dikenal sebagai Kiai Ranggalawe yang memberikan izin pemindahan prasasti itu juga dikatakan mengalami nasib sial.

prasasti sangguran di skotlandia

Hingga kini Prasasti Sangguran masih tertancap di kediaman Lord Minto.(Dok. Nigel Bullough)

Dikisahkan bahkan Raffles pun sebagai pemberi prasasti ini kepada Minto tidak bisa terhindar dari sial. Pada 1818, Raffles ditarik pulang dari Hindia-Belanda dan kemudian meninggal pada 1826.

Saat ini prasasti yang dikenal dengan nama Minto Stone ini tergeletak di pekarangan kediaman milik keluaga turunan Lord Minto di Skotlandia. Pemerintah Indonesia sejak 2004 sudah mengupayakan pemulangan prasasti ini ke Indonesia. Namun, hingga saat kapan prasasti ini akan dikembalikan kepada Indonesia belum menemui titik terang.

Sejarawan Inggris Peter Brian Ramsey Carey mengatakan bahwa keluarga Minto turun temurun tertimpa kesialan karena tak kunjung mengembalikan prasasti tersebut kepada Indonesia. Mungkinkan kutukan akan terus berlangsung apabila Prasasti Sangguran belum dipulangkan dan diletakan di tempat asalnya sebagaimana awal ditemukannya? Wallahualam.(*)

  • BAGIKAN
  • line