Lawar Bali, Sayuran Simbol Persatuan Empat Dewa Hindu

Bagi masyarakat Bali makanan untuk semata untuk membuat kenyang dan bertahan hidup. Makanan dalam kepercayaan Hindu Bali juga berfungsi sebagai sesaji, suatu persembahan kepada dewa atau bagian dari ritual keagamaan. Lawar termasuk salah satu makanan yang merupakan bagian dari sesaji. Makanya tak heran, Lawar begitu populer dalam kehidupan umat Hindu di Bali.
Lawar merupakan kuliner dengan bahan utamanya berasal dari sayur-sayuran yang kaya gizi. Makanan ini terbuat bahan-bahan berupa kacang panjang, sayur nangka dan kelapa partu yang dicampur dengan bumbu rempah khas Bali. Lawar juga memiliki banyak jenis seperti lawar kuwir yang isinya daging entok, lawar ayam, dan lawar babi. Selain ada juga lawar merah dan lawar putih yang bisa dicicip saat kamu berwisata ke Bali.
BACA JUGA: Serombotan, Sayur Khas Klungkung yang Kaya Serat
Dilansir dari baliprov.go.id, Lawar adalah makanan tradisional mudah ditemukan di pelbagai tempat di Pulau Dewata tersebut. Makanan ini juga menjadi sajian wajib dalam upacara keagamaan masyarakat Hindu Bali.

Lawar merupakan makanan dengan bahan dasar sayur-sayuran.
Terkait dengan Lawar sebagai bagian dari bahan sesaji, ada dua jenis lawar yang menjadi favorit masyarakat Bali yakni Lawar Merah dan Lawar Putih. Kedua jenis lawar ini dibuat dengan bahan yang hampir mirip. Hanya saja Lawar Merah dibuat dengan campuran darah hewan, sehingga tak heran warna lawar ini tampak merah mencolok.
Masyarakat tradisional Bali juga menganggap lawar sebagai makanan pemersatu atau simbol adanya persatuan. Penyebutan lawar sebagai simbol persatuan bukan tanpa sebab. Alasan utamanya adalah karena lawar merupakan jenis makanan yang diracik dengan begitu banyak bahan-bahan berbeda. Bahan-bahan yang digunakan terutama adalah berbagai jenis sayuran.
Dalam penentuan bahan yang digunakan untuk lawar, masyarakat Bali juga memiliki perhitungan matang. Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat lawar, memiliki keterkaitan dengan Catur Dala yang merupakan representasi empat dewa di empat arah mata angin. Bahan-bahan yang digunakan, harus menjadi representasi dari masing-masing dewa tersebut.

Lawar juga menjadi bagian penting dalam sajian ritual agama Hindu Bali.(Dok/baliprov.go.id)
Apa saja empat bahan yang menjadi simbol empat dewa tersebut? Pertama, kamu bisa menemukan bahan berupa kelapa dengan warna putih yang merupakan representasi dari Dewa Iswara di arah timur. Selanjutnya, darah yang memiliki warna merah adalah simbol dari Dewa Brahma yang merupakan dewa penguasa di arah selatan. Bumbu dengan warna kuning menjadi wakil dari Dewa Mahadewa di arah barat. Terakhir, ada warna hitam dari terasi yang merupakan representasi Dewa Wisnu di arah utara.
Tidak cukup sampai di situ, rasa yang dimiliki lawar juga menjadi simbol atas pengalaman hidup yang dijalani oleh setiap manusia. Ada rasa manis yang didapatkan dari gula merah. Selain itu, ada pula asin yang berasal dari garam. Lalu, ada rasa asam dari buah asam, pahit yang disertai bau harum dari buah limau, rasa pedas cabai, ataupun kesan busuk yang bersumber dari terasi. Semua rasa itu bersatu padu menghadirkan cita rasa khas dari lawar.

Lawar Bali diolah dari campuran darah dengan bumbu rempah khas Bali.(Dok/baliprov.go.id)
Keberadaan lawar sebagai kuliner tradisional Bali, merupakan penggambaran yang tepat mengenai kondisi dari negara Indonesia. Kalau lawar dinikmati dalam kondisi sudah siap disajikan, makanan tradisional ini terasa enak. Kekurangan dari masing-masing bahan, tertutupi oleh kelebihan dari bahan lain. Kondisi serupa juga bisa didapatkan ketika masyarakat dari berbagai latar belakang bersatu secara padu.
Konsumsi lawar juga memiliki khasiat untuk kesehatan. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan, bagi yang sudah memiliki usia lanjut, sebaiknya hindari lawar yang disertai dengan unsur daging. Untuk mencicipi makanan ini, kamu juga bisa menemukannya di berbagai tempat. Namun, wisatawan yang beragama Islam perlu waspada. Alasannya, karena daging yang digunakan untuk lawar, umumnya adalah daging babi. Sebelum memesan atau membeli sebaiknya bertanya dulu untuk memastikan kehalalannya.

Lawar memiliki kandungan gizi yang tinggi untuk kesehatan tubuh.(Dok/baliprov.go.id)
Meski begitu, kamu juga tetap bisa menemukan lawar yang dibuat dengan bahan selain daging babi. Sebagai gantinya, daging yang dipakai adalah daging sapi atau kadang pula daging bebek atau kuwir.
Bagaimana penasaran ingin menjajal Lawar dengan cita rasa bumbu rempah yang khas? Yuk berwisata kuliner ke Bali.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar