Cacing Laut, Kuliner Unik dari Raja Ampat Papua

Cacing Laut berasal dari Papua khususnya wilayah Raja Ampat bagian utara dan sudah menjadi camilan sehari-hari penduduk Kepulauan Ayau

Misalnya saja cacing laut insonem yang biasa dikonsumsi masyarakat lokal Papua. Cacing ini berbentuk seperti cacing tanah, namun dengan ukuran yang lebih panjang. Kira-kira bisa mencapai 30 cm panjangnya.

BACA JUGA: Aunu Senebre, Makanan Khas Papua yang Padukan Rasa Manis, Asin dan Gurih

Selama ini, cacing laut diperoleh dengan cara diburu, bukan dibudidayakan. Biasanya pasir dikeruk menggunakan tangan, lalu dimasukkan batang kayu semacam lidi, cacing akan melilit batang. Setelah itu batang kayu tinggal ditarik. Sebelum diolah untuk menjadi makanan, cacing dipotong kepala dan ekornya.

cacing laut papua

Cacing Laut biasanya diolah dengan cara dimasak atau diasap.(Dok/papuaprov.go.id)

Untuk olahan makanan, lazimnya cacing-cacing ini digoreng seperti layaknya ikan, lalu dibumbui gurih atau pedas ala rica-rica. Ketika dimakan, teksturnya kenyal dan sedikit alot ketika dikunyah, mirip dengan daging gurita. Sebelum diolah untuk menjadi makanan, cacing dipotong lebh dulu pada bagian kepala dan ekornya.

Proses pertama, cacing dibersihkan dengan membelah bagian tubuh untuk mengeluarkan pasir yang ada di dalamnya, lalu dibilas hingga bersih. Setelah itu, cacing akan dipanggang menggunakan serabut dan tempurung kelapa serta sedikit kayu bakar. Proses pemanggangan ini dinamakan “asar”. Warna cacing yang mulanya putih, ketika sudah matang akan berubah menjadi kecokelatan.

cara memasak cacing laut

Cacing Laut biasanya dibersihkan dan dipotong dulu sebelum diolah.(Dok/papuaprov.go.id)

Saat matang, cacing akan lebih mirip kentang, namun eksturnya kenyal dan agak alot seperti gurita. Untuk rasanya, tergantung bumbu yang digunakan, namun pada umumnya panggangan cacing laut bercita rasa manis dan gurih. Namun bisa juga menggunakan varian bumbu lain, seperti rica-rica pedas misalnya.

Meski beberapa wilayah Indonesia juga memiliki cacing laut, cacing ini berbeda dengan cacing nyale dari Lombok yang hanya muncul setahun sekali, cacing laut insonem bisa ditemukan saban hari ketika laut sedang meti–istilah penduduk Ayau untuk laut saat surut. Caranya cukup dengan menusukkan batang kayu ke dalam pasir, cacing pun akan melilitnya dan tertarik ke luar.

Cacing insonem juga sudah jadi komoditas yang mendatangkan nilai ekonomi bagi penduduk Kepulauan Ayau, di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

cacing laut raja ampat

Cacing Laut sudah menjadi komoditi oleh masyarakat Raja Ampat.(Dok/papuaprov.go.id)

Terkait manfaat mengonsumsi cacing laut ini, masyarakat lokal mengatakan jika kuliner cacing laut ini bermanfaat langsung bagi kaum lelaki yang ingin menambah kekuatan dan stamina, karena cacing berwarna cokelat kemerahan ini disebut mengandung protein yang tinggi.

Cacing laut lazimnya disajikan dengan sayuran atau diasap lebih lama untuk menjadi keripik. Bagaimana, penasaran ingin mencicipi Cacing Laut? Yuk berwisata kuliner ke Raja Ampat, Papua.(*)

  • BAGIKAN
  • line