Barongko, Kue Tradisional Suku Bugis yang Syarat Makna

1 Jan 2022
  • BAGIKAN
  • line
Barongko, Kue Tradisional Suku Bugis yang Syarat Makna

Barongko merupakan kue tradisional khas masyarakat Suku Bugis, Sulawesi Selatan(Sulsel) yang terbuat dari campuran pisang yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir, dan garam. Barongko berwarna putih kekuningan, berbentuk segitiga dan dikemas secara tradisional dengan menggunakan daun pisang.

Barongko adalah jajanan khas Bugis yang lembut. Terbuat dari campuran pisang, santan, dan telur, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus.

BACA JUGA: Jalangkote, Jajanan Khas Makassar yang Mirip Pastel

Seperti halnya bahan dasar sebagian besar kuliner lain di Sulawesi Selatan, bahan utama kue barongko adalah pisang. Umumnya, pisang yang digunakan adalah jenis pisang kepok yang oleh masyarakat Bugis disebut sebagai otti manurung atau otti loppo yang berarti pisang besar.

resep kue barongko

Barongko biasanya bertekstur lembut dan dibungkus dengan daun pisang.(Dok/sulselprov.go.id)

Meski sederhana dan mudah dibuat, kue ini jarang ditemui. Barongko baru muncul di acara-acara istimewa seperti sunatan, akikah, khatam Qur’an, syukuran dan pesta pernikahan. Pasalnya, pembuatan barongko tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Barongko harus dibuat oleh orang yang sudah berpengalaman, agar rasa khas dari barongko tetap terjaga.

Di luar acara-acara istimewa tadi, ada satu momen dimana barongko selalu tersaji di rumah-rumah orang Bugis, yaitu saat bulan Ramadan tiba. Selain rasanya yang manis dan nikmat, barongko juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga tepat bila disajikan sebagai makanan pembuka setelah menjalankan puasa sehari penuh. Rasa yang manis serta teksturnya yang lembut dan berair membuat orang yang mencicipinya sulit untuk beranjak.

barongko masakan khas sulawesi selatan

Barongko sudah masuk dalam daftar warisan budaya tak benda Kemendikbud.(Dok/sulselprov.go.id)

Meski tampilannya sederhana, barongko mempunyai nilai filosofis yang tinggi. Menurut sebagian besar masyarakat Suku Bugis, barongko tidak hanya dikerjakan dengan tangan-tangan terampil dan berpengalaman tapi juga dibuat dengan hati. Hal ini sejalan dengan nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.

Barongko merupakan singkatan dari barangku mua udoko (bahasa Bugis), yang artinya barangku sendiri yang kubungkus. Maksudnya, adonan yang bahan bakunya adalah pisang, juga dibungkus kembali dengan tanaman yang sama (daun pisang). Hal itu bagi orang Bugis merepresentasikan kejujuran.

barngko kue suku bugis

Kue Barongko paling nikmat disantap pada saat sedang hangat.(Dok/sulselprov.go.id)

Dilansir dari sulselprov.go.id, nilai utama dari makanan ini bahwa apa yang terlihat di luar haruslah sama dengan apa yang tersimpan di dalam diri. Hal ini tentunya mengajarkan bahwa apa yang diucapkan harus sama dengan apa yang dilakukan, dan apa yang dikerjakan harus sama dengan apa yang dirasakan. Makna lainnya adalah apa yang terpikirkan dan dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang dilakukan.

Karena nilai filosofinya itulah, barongko telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia pada tahun 2017. Penetapan ini diberikan pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bernomor 60128/MPK.E/KB/2017. Tujuannya adalah untuk memberikan rasa identitas bagi masyarakat pemilik budaya tersebut, dan menghindari diklaim oleh negara lain.

kue barongko sulawesi selatan

Barongko tercatat sebagai kue tradisional Suku Bugis.(Dok/sulselprov.go.id)

Kue Barongko bisa disantap dalam keadaan hangat, namun untuk rasa yang lebih nikmat disarankan agar dimasukkan ke kulkas terlebih dahulu. Penasaran ingin mencicipi Barongko, yuk berwisata kuliner ke Sulawesi Selatan.(*)

  • BAGIKAN
  • line