Asmuni Pelawak Legendaris, Gaya Charlie Chaplin

Dalam panggung Srimulat, ada satu sosok yang tampak menggunakan kumis khas. Dengan bentuk wajahnya yang oval dengan dahi yang sedikit pendek, menyebabkan tampilan kumis kecil itu tampak konyol dan menggelikan. Beberapa menyebut kumis itu mirip dengan gaya komedian legendari Charlie Chaplin. Sosok tersebut bukanlah Charlie Chaplin tapi Asmuni. Iya, Asmuni, salah satu pentolan Grup Lawak Srimulat yang popularitasnya masih bertahan sampai sekarang.
Siapakah Asmuni dan mengapa dia memilih gaya kumis kecil mirip Charlie Chaplin? Asmuni lahir di Jombang, Jawa Timur 17 Juni 1932. Ia terkenal dengan aksesoris kumis dan blangkon dalam setiap penampilannya di panggung Srimulat.
BACA JUGA: Soetjipto Soentoro, Bintang Macan Kemayoran
Karirnya di dunia hiburan cukup panjang dan berliku. Asmuni berangkat ke dunia hiburan dari seorang penyanyi. Kiprah menyanyinya banyak ia lakukan bersama orkes Angkatan Bersenjata. Pada tahun 1950 ia menyanyi bersama orkes angkatan Darat dan kemudian diminta untuk membina orkes musik Angkatan Laut.

Dalam grup lawak Srimulat, Asmuni terkenal dengan celetukannya yang kocak dan jenaka.(Dok/wikicommons)
Perkenalannya dengan dunia komedi dimulai saat dirinya bertemu dengan legenda komedi Bing Slamet saat masih membina orkes musik Angkatan laut di Surabaya. Di saat itulah Asmuni banyak menimba ilmu dari Bing Slamet.
Mereka kerap berkelakar dan bertukar pikiran. Namun beberapa saat kemudian Bing Slamet kembali ke Jakarta sedangkan Asmuni tetap memilih bermukim di kota Buaya.
Lepas dari dinas di Angkatan Laut, Asmuni mulai tergoda untuk menekuni dunia lawak. Ia memutuskan untuk bergabung dengan grup lawak Lokaria pimpinan Amang Rahman.
Pada tahun 1976 aksi lawak Asmuni membuat pendiri Srimulat, Teguh tergoda untuk merekrutnya di Srimulat Surabaya. Nah di grup lawak legendaries inilah nama Asmuni semakin dikenal orang karena aksi lucunya.

Gaya dan aksi panggungnya membuat Asmuni disebut sebagai Charlie Chaplinnya Indonesia.(Dok/srimulat)
Celetukan-celetukannya yang segar selalu memancing gerr para penonton. Ditulis wikipedia, Asmuni semakin populer saat dirinya memakai kumis tipis dan blankon sebagai aksesorisnya di panggung. Aksesoris itulah yang kemudian menjadi ciri khasnya.
Setelah lama malang melintang di Srimulat Surabaya, Asmuni memutuskan hijrah ke Jakarta dan bergabung bersama Srimulat Jakarta. Di Ibukota inilah karier lawak Asmuni makin bersinar terutama di era 80’an. Tak cuma dunia lawak, dunia akting pun mulai ia rambah. Di antara film layar lebar yang sempat ia perankan adalah “Asmuni Jadi Boss”.
Nasib Srimulat kembali terangkat saat grup lawak ini dipegang Jujuk, era 90-an. Lewat binaan Agum Gumelar, Srimulat mulai kembali digemari publik lewat tayangan Aneka Ria Srimulat di Indosiar dan sempat mencatat fenomenal saat tayang 24 jam nonstop disaat hari raya Idulfitri tahun 1996.

Selain melawak, Asmuni juga membintangi sejumlah film salah satunya Asmuni Jadi Boss.(Dok/wiki commons)
Setelah Aneka Ria Srimulat redup, Asmuni sempat memperkuat Ludruk Glamour yang nasibnya-pun sama dengan Srimulat.
Diakhir hayatnya Asmuni kembali menata bisnis warung rujak cingurnya di Slipi. Bahkan ia akhirnya membuka cabang di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur sampai akhir hayatnya.
Asmuni meninggal pada tanggal 21 Juli 2007 di Trowulan setelah mengeluh sakit gigi dan salah pemberian obat sakit gigi. Jenazahnya dimakamkan di tanah kelahiran, di Diwek, Kabupaten Jombang.
Popularitas Asmuni bersama Srimulat sampai kini masih terus dikenang sebagai salah satu grup lawak terbaik di Indonesia. Tak heran, setelah mereka tiada, muncul sejumlah film garapan sineas muda yang mengangkat kembali perjalanan Grup Lawak Srimulat di Tanah Air. Sebagai legenda, Asmuni juga menjadi rujukan dan panutan komedian muda. Namun harus diakui tak ada satupun yang bisa melucu benar-benar mirip dengan Asmuni.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar