Tugu Khatulistiwa, Bangunan Ikonik Kota Pontianak yang Bersejarah

19 Jul 2021
  • BAGIKAN
  • line
Tugu Khatulistiwa, Bangunan Ikonik Kota Pontianak yang Bersejarah

Berwisata ke Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) rasanya belum lengkap kalau belum berkunjung ke Tugu Khatulistiwa. Bangunan yang berdiri sejak zaman Belanda itu, tidak hanya sebagai ikon tapi juga kebanggaan masyarakat Pontianak.

Kenapa kamu harus ke Tugu Khatulistiwa? Selain bisa menikmati arsitektur tugu ni, kamu juga dapat mempelajari informasi seputar garis Khatulistiwa. Untuk sampai ke tugu ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Pontianak.

BACA JUGA: Terbuai Eksotika Alam Tropis di Pulau Temajo Mempawah

Apalagi pada waktu-waktu tertentu Tugu Khatulistiwa menghadirkan fenomena alam yang tak kalah menarik yakni pada saat tanggal 21–23 Maret atau 21–23 September, terdapat fenomena di mana matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa sehingga semua benda yang berada di atas garis ini tidak akan memiliki bayangan.

tugu khatulistiwa

Bangunan Tugu Khatulistiwa sudah dibangun sejak zaman Belanda.(Disparpora Kota Pontianak)

Tak heran, kalau Kota Pontianak identik dengan khatulistiwa. Kota ini menjadi salah satu kota yang dilalui garis khatulistiwa, garis lintang nol derajat atau biasa disebut sebagai equator. Di kota inilah dibangun sebuah menara yang diberi nama Tugu Khatulistiwa, sebuah menara yang di bangun oleh tim ekspedisi geografi yang dipimpin seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda.

Seperti dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Tugu Khatulistiwa terletak di Jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara. Tugu ini dibangun pada tahun 1928 dengan menggunakan ilmu astronomi. Pengukuran yang dilakukan oleh para ahli geografi saat itu tanpa menggunakan alat-alat yang canggih seperti satelit maupun GPS. Para ahli ini hanya berpatokan pada garis yang tidak smooth (garis yang tidak rata atau bergelombang) dan berpatokan pada benda-benda alam seperti rasi bintang.

lingkaran dan anak panah

Lingkaran dan anak panah penanda khatulistiwa dirancang oleh F Silaban.(Disparpora Kota Pontianak)

Sekedar informasi tugu ini kemudian mengalami beberapa kali tahap penyempurnaan. Pertama, pada tahun 1930 bagian yang disempurnakan adalah pada tonggak, lingkaran beserta tanda panah. Kedua, pada tahun 1938 disempurnakan lagi oleh arsitek dari Indonesia Frederich Silaban. Pada penyempurnaan kali ini, bangunan tugu yang terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian, masing-masing berdiameter 0,3 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak 2 buah, setinggi 3,05 meter dari permukaan tanah dan tinggi tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah setinggi 4,4 meter. Tonggak tersebut terbuat dari kayu belian, sejenis kayu besi atau ulin.

Bangunan ikonik ini bertransformasi dalam beberapa bentuk dan kemudian memasuki tahun 1990-1991, dibangun replika Tugu Khatulistiwa berupa bangunan pelindung yang dibangun secara permanen. Bangunan pelindung ini berbentuk kubah dan diresmikan pada 21 September 1991 oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu, Parjoko Suryo Kusomo. Bentuk replika ini 5 kali lebih besar dari ukuran tugu aslinya. Dua buah tongga bagian depan dengan diameter 1,5 meter dan ketinggian 15,25 meter dari permukaan tanah. Kemudian 2 buah tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah dengan ukuran 1,5 meter dengan ketinggian 22 meter dari permukaan tanah dengan panjang anak panah penunjuk arah 10,75 meter.

replika tugu khatulistiwa

Dalam bangunan terdapat replika tugu khatulistiwa.(Disparpora Kota Pontianak)

Terdapat keterangan simbol berupa anak panah menunjukan arah utara-selatan (lintang 0’ derajat). Keterangan simbol berupa flat lingkaran yang bertuliskan evenaar (bahasa Belanda) yang artinya khatulistiwa, menunjukkan belahan garis khatulistiwa atau batas utara dan selatan. Sedangkan plat dibawah arah panah tertulis 109 derajat 20’0’’OlvGR, artinya garis khatulistiwa di Kota Pontianak bertepatan dengan 109 derajat bujur timur 20 menit 00 detik GMT (Greenwich Mean Time).

Kalau kamu memiliki waktu yang cukup, kamu bisa menjelajahi setiap ruangan dalam bangunan Tugu Khatulistiwa. Memasuki ruangan dalam Tugu Khatulistiwa, kamu akan melihat foto-foto yang terpajang di dinding bangunan ini. Foto-foto ini berasal dari era 1930an hingga saat ini. Selain itu ada juga foto kunjungan tokoh penting dari dalam negeri dan mancanegara ke tugu ini. Selain itu, ada juga penjelasan mengenai pengetahuan dunia astronomi, seperti data bumi, tata surya, bintang, bulan, matahari dan galaxi. Lukisan relief yang menggambarkan Kota Pontianak dan Tugu Khatulistiwa juga menghiasi dinding di gedung ini.

Rencana kedepannya, Tugu Khatulistiwa akan dikembangkan dengan berbagai fasilitas dan bangunan baru seperti planetarium, hotel bintang lima, kawasan rekreasi keluarga, water boom, pusat olah raga, pusat kerajinan dan oleh-oleh khas Kalimantan Barat, hingga dermaga untuk kapal wisata.

Penasaran dengan bangunan ikonik Kota Pontianak ini?

  • BAGIKAN
  • line