Soto Tangkar, Kuliner Khas Betawi Dipengaruhi Arab, India dan Tionghoa

15 Apr 2022
  • BAGIKAN
  • line
Soto Tangkar, Kuliner Khas Betawi Dipengaruhi Arab, India dan Tionghoa

Soto Tangkar adalah soto berkuah gurih dengan isian berupa tangkar atau tulang iga. Kuah santan soto tangkar punya warna yang sedikit kemerahan dan punya rasa yang lebih ringan daripada soto betawi. Pasalnya, soto tangkar menggunakan air asam jawa, kencur, dan lengkuas yang membuat rasanya lebih segar.

Soto Tangkar merupakan salah satu hidangan khas Betawi. Nama tangkar diambil dari bahasa Betawi yang artinya tulang iga. Mungkin, banyak yang sudah tahu atau bahkan pernah mencicipi makanan khas Betawi ini, tapi tahukah banyak fakta menarik seputar soto tangkar?

BACA JUGA: Semur Jengkol, Makanan Khas Penanda Acara Keluarga Betawi

Soto tangkar dan soto betawi bisa dibilang mirip, karena pengolahannya yang sama-sama menggunakan santan. Meskipun begitu, terdapat perbedaan yang terletak pada warna kuahnya. Dimana kuah soto betawi berwarna putih, sedangkan kuah soto tangkar berwarna kuning kemerahan karena penggunaan kunyit dan ketumbar sebagai tambahan bumbu untuk menambah rasa dan aroma.

asal-usul soto tangkar

Soto Tangkar berbahan dasar tulang iga sapi.(Dok/jakarta.go.id)

Selain penggunaan tangkar, banyak juga pedagang yang mencampur isian soto ini dengan potongan daging. Ada pula yang menambahkan kelapa sangrai, sehingga kuah soto menjadi lebih gurih dan kental.

Soto tangkar sudah ada sejak zaman penjajahan. Terdapat ragam cerita mengenai soto tangkar. Diceritakan bahwa kala itu, masyarakat Betawi di masa penjajahan Belanda hanya mampu untuk membeli bagian tangkar yang memiliki sedikit daging dengan harga yang lebih murah dari daging sapi sebagai santapan.

Selain itu, terdapat juga versi lain yang mengatakan bahwa para meneer atau tuan Belanda ketika mengadakan sebuah pesta, memasak makanan mewah yang dibuat dari daging sapi. Mereka memisahkan bagian tangkar atau iga, kepala, dan jeroan sapi untuk diberikan kepada para pekerja Indonesia. Bagian inilah, yang kemudian dimanfaatkan untuk diolah menjadi banyak sajian lezat dengan bumbu khas tradisional atau rempah-rempah, salah satunya yaitu soto tangkar.

resep soto tangkar

Soto Tangkar berawal dari zaman penjajahan Belanda.(Dok/jakarta.go.id)

Bukan hanya itu, soto tangkar ternyata juga sudah mengalami percampuran budaya. Disebutkan bahwa pada dasarnya sajian ini merupakan serapan dari kebudayaan Tionghoa. Dengan mengalami beberapa penyesuaian, kemudian menjadi budaya kuliner Betawi.

Bukan hanya Tionghoa, soto tangkar juga mengalami percampuran budaya India dan Arab yang masuk melalui penggunaan minyak samin dalam soto tangkar. Artinya pencampuran selera Betawi dan lokal, pengaruh Tionghoa, India, dan Arab berpadu padan dalam satu mangkok.

gurih dan lezatnya soto tangkar

Soto Tangkar memiliki cita rasa yang gurih dan lezat.(Dok/jakarta.go.id)

Soto tangkar memiliki rasa gurih dengan kuah santan kental. Biasanya dimakan dengan nasi putih, baik dicampur langsung maupun dipisah. Ada tambahan bahan lain seperti cincang tomat, daun bawang, dan kerupuk emping. Selain menggunakan tangkar, ada pula pedagang soto tangkar yang mencampur isian soto dengan potongan daging serta tambahan kelapa sangrai halus sehingga kuahnya jadi lebih gurih dan kental.

Soto tangkar masih menjadi favorit masyarakat Betawi. Makanan ini juga menjadi menu streetfood yang tak pernah tergeser dengan soto-soto dari daerah lain. Ingin mencicipi lezat dan enaknya Soto Tangkar? Yuk, berwisata kuliner ke Jakarta.(*)

  • BAGIKAN
  • line