Soegondo Djojopoespito, Tokoh Sumpah Pemuda yang Terlupakan

22 Feb 2020
  • BAGIKAN
  • line
Soegondo Djojopoespito, Tokoh Sumpah Pemuda yang Terlupakan

Kemerdekaan Indonesia memang punya sejarah panjang. Beberapa tahun sebelum proklamasi, para pemuda terdidik membuat suatu ikrar bernama Sumpah Pemuda.

Ikrar itulah yang disebut-sebut sebagai kristalisasi semangat dan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Salah satu tokoh penting ialah Sugondo Djojopoespito.

Pria kelahiran Tuban, 22 Februari 1905 ini merupakan ketua Kongres Pemuda II tahun 1928 atas persetujuan ketua Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) Drs. Mohammad Hatta dan Ir. Sukarno.

Terpilihnya Sugondo cukup sederhana. Ia adalah anggota PPI, wadah pemuda independen yang bukan berdasarkan kesukuan.

Saat itu, sebenarnya ada satu tokoh lagi yang menjadi kandidat ketua kongres. Ia adalah Mohammad Yamin. Sayangnya Moh. Yamin muncul dari kelompok Yong Sumatra (kesukuan) hingga diputuskan kalau Moh. Yamin menjabat sebagai sekretaris. Kebetulan ia adalah salah satu peserta yang mahir berbahasa Indonesia, sehingga hal yang perlu diterjemahkan tak menjadi hambatan.

Kembali lagi ke sosok Sugondo, pria yang tutup usia di umur 73 tahun itu adalah anak seorang Penghulu dan Mantri Juru Tulis Desa Kromosardjono di Kota Tuban, Jawa Timur. Ibunya meninggal saat Sugondo masih kecil. Sehingga membuat Kromosardjono menikah lagi dan pindah ke Brebes. Di sana Kromosardjono bekerja sebagai lurah.

Seiring berjalannya waktu, Sugondo dan adik-adiknya diangkat anak oleh pamannya yang bernama Hadisewojo. Sosok inilah yang membentuk karakter kebangsaan dari Sugondo. Selama bersekolah di HIS di Tuban, sang paman menitipkan Sugondo ke Cokroaminoto Surabaya, dan menitipkan mondok di Ki Hadjar Dewantara Yogyakarta, dan hingga mengarahkan Sugondo masuk ke RH Batavia.

Sayangnya, jasa Sugondo yang besar saat Sumpah Pemuda belum membuatnya dianugerahi gelar Pahlawan. Bahkan dilansir dari artikel Antaranews.com berjudul Soegondo Djojopoespito Tokoh Sumpah Pemuda Mulai Dilupakan menyebutkan kalau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Daoed Jusuf sempat mengusulkan Soegondo menjadi Pahlawan Nasional.

Hal yang sama juga dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dari berbagai masa pemerintahan sejak Orde Baru hingga Orde Reformasi saat ini. Sayangnya, usulan tersebut tidak ada tindaklanjutnya.

Sebetulnya Soegondo adalah tokoh yang dilupakan. Sebelum Indonesia memproklamirkan menjadi negara, bangsa Indonesia sudah diproklamirkan lewat Sumpah Pemuda itu,” ucap putra Sugondo, Sunaryo Joyopuspito kepada Antara.

  • BAGIKAN
  • line