Situs Tapurarang, Lukisan Merah Darah di Tebing Karang

12 Aug 2021
  • BAGIKAN
  • line
Situs Tapurarang, Lukisan Merah Darah di Tebing Karang

Papua tak hanya alam yang indah dan kaya. Papua tidak memulu soal burung Cendrawasih atau tambang Freeport. Selain itu, Papua bukan hanya Raja Ampat, Lembah Baliem atau Suku Dani dan Suku Asmat. Jauh sebelum itu, Papua sudah menyimpan beragam warisan purbakala. Di atas tanah Papua sejatinya telah berlangsung jejak peradaban manusia yang telah berlangsung sejak masa prasejarah.

Apabila kamu berkesempatan melihat Situs Purbakala Tapurarang, maka tak bisa dipungkiri bahwa di masa lalu telah ada kehidupan masyarakat yang memiliki estetika yang tinggi. Lazimnya, dalam peradaban di mana manusianya sudah mengenal seni secara niscaya mereka sudah berada dalam level kehidupan yang tinggi derajatnya.

BACA JUGA: Tugu MacArthur Jejak Sejarah Perang Dunia II di Tanah Papua

Situs Tapurarang seolah menguak tabir kejadian masa lalu yang terlukis melalui beberapa cap tapak tangan dan kaki berwarna merah darah di tebing batu. Menariknya lagi, situs ini berada di tebing batu di tepi laut. Situs Tapurarang yang terletak di Kabupaten Fakfak, Papua Barat ini juga menyajikan sejumlah objek lukisan yang estetis sekaligus unik.

situs tampurarang

Situs Tapurarang menyimpan lukisan tapak tangan dan kaki berwarna merah darah.(Disparpora Kab Fakfak)

Dengan mata telanjang kamu bisa menyaksikan objek lukisan manusia prasejarah berupa telapak tangan, telapak kaki, lumba-lumba, cicak, tumbuhan, daun, wajah manusia hingga bumerang. Lukisan-lukisan tersebut sepertinya memotret kehidupan sehari-hari manusia pada masa itu.

Jika diamati lebih mawas dan teliti, teknik lukisan di Situs Tapurarang ini begitu unik. Objek lukisannya dbuat seperti disembur. Tintanya berwarna merah dan kuning. Bukan hanya itu saja, bercak-bercak cat tampak jelas dipinggi masing-masing objek lukisan.

Berdasarkan analisis arkeologis zat pewarna pada lukisan-lukisan tersebut berasal dari pewarna alami. Uniknya, meski pewarna alami, warna lukisan-lukisan di Situs Tapurarang tetap awet sampai sekarang.

situs tapurarang

Situs Tapurarang melukiskan kehidupan sehari-hari masyarakat prasejarah.(Disparpora Kab Fakfak)

Warna merah pada lukisan tebing ini juga menyerupai warna darah manusia. Oleh karenanya masyarakat setempat juga sering menyebut lukisan tersebut sebagai lukisan cap tangan darah. Bagi masyarakat setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan.

Dilansir dari situs Pemerintah Kabupaten Fakfak, ada nuansa mistik dibalik lukisan-lukisan merah darah di tebing karang tersebut. Menurut cerita rakyat masyarakat setempat, lukisan ini adalah wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. Nenek ini meninggal saat terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ia tumpangi.

lukisan di tebing karang kokas.

Beragam lukisan dengan pewarna alami yang terpatri di tebing karang.(Disparpora Kab Fakfak)

Dari seluruh penumpang di perahu itu, hanya nenek ini yang meninggal. Konon tak ada satu pun penumpang di atas perahu yang berusaha membantu sang nenek untuk menyelamatkan diri. Merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor mengutuk seluruh penumpang perahu yang berusaha menyelamatkan diri di atas tebing batu. Karena kutukan tersebut seluruh penumpang dan hasil-hasil laut yang dibawa seketika berubah menjadi lukisan tebing.

Di Situs Purbakala Tapurarang, selain adanya lukisan cap tangan berdarah ini, terdapat hutan bakau yang subur dikelilingi air jernih berpadu dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang rindang.

Disini pun kamu dapat menemui ratusan spesies burung seperti burung bangau, kakaktua, nuri, cendrawasih, semua hidup di alam bebas dan tidak takut untuk beterbangan diatas kepala kamu.

tengkorak dan tulang manusia

Ada tengkorak dan tulang belulang manusia di tebing karang dekat Situs Tapurarang.(Disparpora Kab Fakfak)

Di lokasi lukisan tebing ini kamu juga bisa menyaksikan kerangka-kerangka tulang manusia. Kerangka ini dipercaya merupakan kerangka leluhur atau nenek moyang masyarakat Kokas. Pada zaman dahulu masyarakat di sini memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing, ceruk, tanjung, pohon besar dan gua ditempat yang mereka anggap sakral.

Berwisata ke Situs Tapurarang memang butuh perjuangan ekstra. Kamu harus menempuh jalan darat dan jalan laut. Sebab akses menuju tempat ini cukup sulit. Perjalanan darat diawali dari Kota Fakfak menuju dermaga Ubadari. Perjalanannya memakan waktu sekitar dua jam.

Sesampainya di dermaga Ubadari, kamu bisa menumpangi perahu ataupun longboat. Perjalanan laut ini akan berlangsung selama dua jam lamanya. Jika air sedang pasang, kamu bisa naik ke tebing dan menyaksikan lukisan merah darah ini dari dekat.(*)

  • BAGIKAN
  • line