Seruit, Kuliner Lampung yang Asyiknya Kalau Dimakan Ramai-Ramai

Kalau berbicara tentang Seruit, semua pasti sepakat kalau makanan satu ini menjadi makanan khas Lampung yang paling terkenal. Seruit juga sering disajikan dalam acara-acara besar, seperti acara pernikahan. Lantas, seperti apa sebenarnya seruit itu?
Seruit adalah makanan khas Lampung yang terdiri dari ikan yang digoreng atau dibakar, dicampurkan dengan sambal terasi, tempoyak, atau mangga. Nah, biasanya ikan yang disajikan untuk seruit, seperti ikan balide, baung, layis, atau ikan sungai lainnya.
BACA JUGA: Lakse, Spaghetti Khas Melayu dari Bangka Belitung
Seruit terdiri dari beberapa menu, yaitu sambal terasi, tempoyak (daging durian yang telah difermentasi), dan daging ikan pindang atau ikan bakar. Ikan yang biasa digunakan dalam pembuatan seruit adalah ikan air tawar seperti ikan baung, ikan gurame, ikan layis, atau ikan baung.

Seruit biasanya dihidangkan pada acara-acara besar.(Dok/1001 Resep Menu)
Semua menu tersebut dimakan dengan cara diaduk menjadi satu menggunakan tangan dan dicampur perasan jeruk nipis.
Seruit dimakan sebagai teman nasi hangat dilengkapi dengan berbagai jenis sayur lalapan, seperti timun, selada, kemangi, labu siam yang direbus, terong bakar, kacang panjang, jengkol, petai, dan berbagai lalapan lainnya.
Cara pembuatannya bisa dibilang cukup sederhana. Ikan yang sudah dipilih tadi, kemudian dibumbui dengan bawang putih, garam, kunyit, dan sehat.
Ketika dibakar atau digoreng, maka diberikan tambahan sambal terasi yang dicampur dengan tempoyak. Terakhir, nasi dan lalapan menjadi pelengkap seruit yang paling pas dan lezat untuk disantap.

Seruit selalu dimakan bersama nasi dan lalapan.(Dok/1001 Resep Menu)
Nama seruit sendiri berasal dari kata ‘nyeruit’ yang memiliki arti, yaitu dilakukan bersama-sama. Nama ini berangkat dari ciri khas masyarakat Lampung yang memiliki nilai kebersamaan yang tinggi.
Seruit biasa disantap bersama keluarga atau teman, masyarakat Lampung menyebutnya dengan nyeruit, yang artinya makan bersama. Kalau orang Jawa menyebutnya bancakan, sementara di Jawa Barat disebut ngariung.
Nyeruit mengandung nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Masyarakat Lampung memang dikenal gemar berkumpul dan makan bersama. Seruit jadi menu wajib saat momen berkumpul tersebut.

Nyeruit mengandung nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat.(Dok/1001 Resep Menu)
Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, filosofi dari kata nyeruit berarti suatu ajakan yang memiliki nilai kebersamaan yang kuat dengan keluarga, teman-teman atau saudara sehingga akan terasa lebih dekat.
Ajakan untuk mempererat kebersamaan itu diturunkan nenek moyang dari generasi ke generasi dan hingga saat ini masih melekat pada masyarakat setempat.

Nama seruit sendiri berasal dari kata ‘nyeruit’ yang memiliki arti, yaitu dilakukan bersama-sama.(Dok/1001 Resep Menu)
Diawali dari kesukaan masyarakat asli Lampung yang gemar menyajikan makanan segar, pedas dan lalapannya ketika makan. Lahirlah makanan seruit yang secara turun temurun selalu hadir dalam tradisi makan bersama.
Kalau ke Lampung, jangan lupa Nyeruit ya.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar