Sepak Sawut, Permainan Tradisional yang Nyentrik dan Ekstrem

20 Sep 2021
  • BAGIKAN
  • line
Sepak Sawut, Permainan Tradisional yang Nyentrik dan Ekstrem

Sepak Sawut mungkin belum begitu familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Permainan tradisional khas Suku Dayak ini, terkesan nyentrik dan ekstrem. Betapa tidak, permainan Sepak Sawut menghadirkan permainan sepak bola api yang seru.

Permaian tradisional Sepak Sawut berasal dari Kalimantan Tengah. Dilansir dari situs Pemerintah Kota Palangka Raya, palangkaraya.go.id, pada masa lalu, permainan Sepak Sawut dimainkan saat masyarakat sedang membuka ladang, membangun rumah, menanam serta memanen padi.

sepak sawut

Permainan Sepak Sawut dapat disebut sebagai sepak bola api.(Dok/Pemkot Palangka Raya)

BACA JUGA: Cublak-Cublak Suweng, Dolanan Anak Warisan Wali Songo

Saat ini, Sepak Sawut kerap dimainkan pada waktu tertentu seperti pada saat perayaan ulang tahun kabupaten atau provinsi di Kalimantan Tengah dan waktu kegiatan festival budaya. Tak heran, permainan Sepak Sawut sangat populer di wilayah Kalimatan meski oleh masyarakat Suku Dayak sudah jarang dimainkan.

Permainan Sepak Sawut memiliki aturan yang hampir sama dengan sepak bola. Pertandingan dipimpin oleh seorang wasit. Satu tim terdiri dari lima orang pemain. Masing-masing tim harus berusaha memasukan bola ke gawang lawan. Tim yang paling banyak memasukan bola ke gawang lawan dinyatakan sebagai pemenang.

sepak bola api atau sepak kawut

Permainan Sepak Kawut dimainkan masyarakat suku Dayak saat berladang.(Dok/Pemkot Palangka Raya)

Bisa dibayangkan bahwa setiap kali berlangsung permainan Sepak Sawut suasananya selalu seru dan ramai. Biasanya, Sepak Sawut dimainkan pada malam hari.

Seperti diketahui, sepak sawut seperti permainan sepak bola pada umumnya namun bola yang digunakan untuk bermain yakni bola yang berapi.

Bolanya terbuat dari sabuk kelapa tua yang telah kering dengan terlebih dahulu airnya dibuang lalu bongkahn tersebut direndam menggunakan minyak tanah. Tujuannya supaya minyak meresap kedalam serat-serat bola kelapa.

permainan tradisional sepak sawut

Bola yang digunakan dalam sepak sawut berasal dari sabut kelapa yang direndam dengan minyak tanah.(Dok/Pemkot Palangka Raya)

Permainan Sepak Sawut paling seru dimainkan pada malam hari. Tampak pemandangan yang indah sekaligus unik karena para pemain hanya bisa melihat dengan bantuan api yang berasal dari bola yang dimainkan atau ditendang. Peraturan permainannya tidak jauh berbeda dengan sepak bola. Ada dua gawang, para pemainnya terdiri dari lima orang untuk masing-masing tim dan waktu permainannya meliputi 2×10 menit.

Dewasa kini, permainan Sepak Sawut sudah menjelma sebagai atraksi budaya yang menarik wisatawan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah secara berkala menggelar pertandingan Sepak Sawut antarkabupaten maupun klub di wilayah tersebut.

permainan suku dayak sepak sawut

Sepak Sawut layak disebut sebagai sepak bola tradisional ala suku Dayak.(Dok/Pemkot Palangka Raya)

Permainan ini juga melibatkan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa. Terlebih permainan ini hanya bisa dilihat atau dimainkan pada event-event tertentu sehingga menjadi permainan tradisional yang ditunggu-tunggu perhelatannya.

Sepak Sawut di Kalimantan Tengah hanya dimainkan pada kondisi tertentu yang menjadi adat istiadat turun temurun. Semisalkan ada acara orang mendapatkan rezeki setelah berladang atau berhasil dalam usaha-usaha kehidupannya.

sepak bola api alias sepak sawut

Sepak Sawut kini bisa disaksikan dalam festival budaya di Kalimantan Tengah.(Dok/Pemkot Palangka Raya)

Sekarang Sepak Sawut menjadi permainan tradisional yang langka. Tidak ada unsur magis atau klenik dalam permainan ini. Namun keunikan dan teknik permainannya yang membuat Sepak Sawut layak disebut permainan tradisi yang ekstrem. Apalagi setiap kali ditendang bolanya mengeluarkan lidah api yang menggelinding bahkan melayang dari satu tempat ke tempat lain.(*)

  • BAGIKAN
  • line