Sepak Rago, Permainan Legendaris Suku Minangkabau

Permainan Sepak Rago oleh sebagian kalangan disebut mirip seperti Sepak Takraw. Sejatinya permainan ini berbeda dengan Sepak Takraw. Salah satu yang paling kentara perbedaannya, Sepak Rago tidak menggunakan jaring pembatas. Sepak Rago merupakan permainan suku Minangkabau sejak dulu kala. Dilansir dari situs Kemdikbud.go.id, Sepak Rago berasal dari provinsi Sumatera Barat.
Bagi masyarakat Suku Minang, Sepak Rago atau Sipak Rago dimainkan pada waktu-waktu tertentu seperti Idulfitri, menunggu waktu salat Maghrib atau seusai panen. Sepak Rago sepintas dapat disebut sebagai permainan yang memadukan sepak bola dan voli. Permainan dengan menggunakan bola dari anyaman rotan ini biasanya dimainkan di tanah lapang.
BACA JUGA: Permainan Sepak Bulu Ayam, Olahraga Plus Hiburan dari Bengkulu
Sepak Rago biasanya menggunakan lapangan yang berbentuk garis lingkaran. Sedangkan jumlah pemainnya berkisar 14-30 orang dari pelbagai kalangan usia. Artinya, Sepak Rago bisa dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Untuk bentuk lapangan, dalam lingkaran khususnya di tengah lingkaran digantung sebuah payung dalam posisi terbalik dengan tujuan untuk memasukkan bola.

Sepak Rago atau Sipak Rago biasa dimainkan pada masa-masa tertentu dalam adat Minang.(Dok/Kemdikbud)
Dalam perkembangan awalnya, Sepak Rago dimainkan oleh 5-10 pemain dengan pakaian yang dilengkapi tutup kepala atau tengkolok dan tidak memakai alas kaki atau sepatu. Tujuan permainan Sepak Rago saat itu hanya untuk mengasah kemampuan dan kemahiran pemain dalam mempertahankan bola agar tidak jatuh ke tanah. Semakin lama bola tidak menyentuh tanah semakin menarik dan seru. Tak pelak lagi, Sepak Raga selalu menjadi tontonan yang menghibur bagi masyarakat Suku Minang.
Seiring perjalanan waktu, Sepak Rago atau Sepak Raga bertransformasi jadi permainan untuk diperlombakan sehingga kalah dan menang menjadi satu hal yang penting. Kekalahan dalam permainan ini bisa disebabkan dua hal yakni kalah karena menjatuhkan bola ke tanah dan kalah dalam perlombaan itu sendiri.

Bola rotan yang biasa digunakan dalam permainan Sipak Rago.(Kemdikbud.go.id)
Permainan sepak rago ini bersifat kompetisi yang dimainkan secara kolektif oleh dua regu. Setiap regu terdiri dari tiga orang pemain: tekong (server), apit kanan (right inside) dan apit kiri (left inside).
Tekong adalah pemain yang berada di tengah-tengah lapangan, berfungsi sebagai tukang servis bola, menerima dan menahan serangan dari regu lawan di bagian belakang lapangan; apit kanan dan apit kiri adalah pemain yang posisinya di sebelah kanan dan kiri bagian depan tekong, berada di dekat net, bertugas sebagai pelempar bola ke tekong, penerima dan pemblok bola dari pihak lawan.
Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, saat ini Sepak Rago bisa dimainkan di lapangan terbuka ataupun tertutup. Luas lapangannya 13.4 m x 6.1 m untuk dua regu. Di tempat tekong berjaga dibuat garis lingkaran dengan diameter 0.3 m, garis lingkaran juga dibuat di tempat apit kanan dan apit kiri dengan diameter 0.5 m.

Permainan Sepak Rago selalu menarik karena bola diusahakan tidak boleh menyentuh tanah.(Dok/Kemdikbud..go.id)
Jarak dari garis lingkaran tekong ke arah belakang gelanggang 2.45 m dan ke garis tengah gelanggang 4.25 m, sementara ke arah samping kiri atau kanan 3.05 m. Selain itu butuh bola yang terbuat dari rotan.
Aturan main yang harus dijalankan oleh setiap pemain sepak raga adalah:
1). Setiap regu terdiri dari 3 orang pemain: tekong, apit kanan dan apit kiri.
2). Tugas pemain adalah melempar, menendang dan menanduk bola. Pemain yang betugas untuk melempar bola ketika bola diservis adalah apit kanan atau apit kiri, sementara yang menendang bola hanya tekong. Setelah bola diservis, apit kanan dan apit kiri boleh menendang seperti tekong, menanduk atau memblok bola dari pihak lawan sesuai dengan aturan permainan.
3). Setiap pemain boleh menyentuh bola dengan kepala, dada dan kaki sebanyak tiga kali berturut-turut, tidak boleh menyentuhnya dengan tangan.
4). Posisi pemain tidak bertukar seperti dalam permainan bola voli.
5). Regu yang berhasil memasukkan bola ke daerah lawan, dan lawan tidak bisa memblok atau mengembalikannya, mendapat nilai 1 poin.
6). Skor permainan dibagi menjadi tiga babak, setiap babak terdiri dari 15 poin.
7). Regu yang memenangkan dua babak permainan dinyatakan sebagai pemenang. Permainan ini diawali dengan pengundian yang menggunakan dua sisi mata uang koin untuk menentukan regu yang menang, sekaligus melakukan servis awal.(Kemdikbud,2009)

Biasanya dalam memeriahkan Idulfitri, masyarakat Suku Minang menggelar permainan Sepak Rago.(Dok/Kemdikbud.go.id)
Untuk memulai permainan, masing-masing regu memilih salah satu sisi mata uang koin tersebut, kemudian dilambungkan ke atas hingga terjatuh ke tanah. Sisi mata uang yang berada di bagian atas dinyatakan sebagai pemenang dan regu yang memilihnya berhak melakukan servis awal. Selanjutnya, kedua regu memasuki lapangan permainan yang telah ditentukan untuk mengambil posisi masing-masing dan mulai bermain.
Jika dalam permainan bola terjatuh ke lantai, maka terjadi perpindahan bola atau penambahan poin dalam permainan tersebut. Perpindahan bola terjadi karena kecerobohan pemain atau karena pihak lawan dapat mematahkan serangan, sementara pertambahan nilai diperoleh jika pihak lawan ceroboh atau tidak bisa menahan serangan dari regu yang memulai permainan.

Sepak Rago kini sudah sering dijadikan perlombaan oleh Pemprov Sumbar.(Dok/Humas Prov Sumbar)
Perpindahan bola atau penambahan poin juga bisa terjadi apabila bola tersentuh tangan, terbentur lebih dari tiga kali atau terbentur di jaring hingga jatuh ke lapangan sendiri. Permainan ini dinyatakan berakhir apabila salah satu regu memenangkan dua babak permainan dengan mengumpulkan 15 poin di masing-masing babak tersebut.
Sepak Rago termasuk permainan yang seru untuk dijadikan tontonan dan hiburan. Boleh dibilang Sepak Rago memadukan olahraga dan hiburan dalam permainannya. Permainan ini juga mengandung nilai edukatif bagi anak-anak yakni melatih ketangkasan, kerjasama tim, sportivitas dan kreativitas.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar