Profil Sukses UMKM Anyaman Bambu Gali Cuan

1 Jul 2022
  • BAGIKAN
  • line
Profil Sukses UMKM Anyaman Bambu Gali Cuan

Dalam tatanan ekonomi nasional yang disesaki korporasi dan pemodal raksasa, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kerap dipandang sebelah mata. Namun, siapa sangka ketika perusahaan besar dan korporasi multinasional mengalami turbulensi lantaran gejolak finansial global, UMKM justru tangguh menjadi salah satu sokoguru ekonomi nasional.

Banyak sekali UMKM yang ikut menggerakan perekonomian nasional dan lumayan menggiurkan dari segi penghasilan. Salah satunya, usaha anyaman bambu yang begitu populer di sejumlah wilayah Indonesia. Salah satu usaha anyaman bambu yang meraup cuan milik Widhi Nurmahmudy asal Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur.

besek dari anyaman bambu

Anyaman bambu besek selalu meningkat pesanannya setiap jelang Idul Adha.(Dok/kemenkopukm.go.id)

Seperti dilansir situs kemenkopukm.go.id, usaha anyaman bambu besek milik Widhi menjadi ladang rezeki lantaran pesanan terus meningkatkan apalagi menjelang Iduladha. Jumlah pesanan anyaman bambu naik dari 5.000 per minggu menjadi 10.000 anyaman bambu setiap minggu. Widhi mematok harga berkisar Rp50.000-250.000 per buah.

Lonjakan permintaan tersebut dengan sendirinya menambah biaya produksi. Beruntung Widhi telah mempekerjakan beberapa karyawan dan menambah jumlah pekerja dari lingkungan sekitar desanya. Seiring waktu pemesanan anyaman bambu besek terus bertambah.

harga anyaman besek

Harga anyaman bambu besek berkisar Rp50.000-250.000 per buah(Dok/kemenkopukm.go.id)

Widhi mengakui peningkatan pemesanan anyaman bambu besek meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah melarang warga menggunakan kantong plastik sebagai wadah. Upaya pemerintah tersebut bagi Widhi menjadi hal yang positif dalam menciptakan lingkungan bersih, ramah polusi, dan bebas dari sampah plastik.

Produksi usaha kecil perajin anyaman bambu milik Widhi sudah berlangsung selama 25 tahun. Melimpahnya batang bambu di desanya menjadi berkah warga setempat dalam membuat kerajinan anyaman. Selain membuat besek, Widhi bersama warga desa membuat aneka anyaman tempat makan cantik, wadah makanan tradisional tape yang terbuat dari bahan singkong yang difermentasikan hingga wadah aksesoris mini untuk souvenir pengantin.

jenis bambu yang digunakan

Bambu yang digunakan dalam membuat kerajinan yakni bambu petung.(Dok/kemenkopukm.go.id)

Terkait pesanan dari para pembeli, Widhi memaparkan hingga saat ini pihaknya sudah mengirim beragam hasil kerajinan anyaman bambu ke beberapa wilayah seperti Bondowoso, Situbondo, Jember, Malang, Denpasar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta bahkan hingga Samarinda dan Balikpapan.

Lebih lanjut, Widhi berharap agar perajin di desanya yang sudah mencapai 200-an orang bisa mendapatkan pelatihan lanjutan dari pemerintah agar semakin meningkatkan produksi dan melakukan inovasi agar hasil karya mereka makin diterima pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.

Sementara itu, usaha kecil kerajinan bambu yang membawa hasil yang positif bagi M Ali dari Bojonegoro, Jawa Timur. Ali mengawali usahanya di bidang kerajinan anyaman bambu lantaran di tempatnya banyak sekali pohon bambu.

hasil kerajinan anyaman bambu

Perajin bambu menghasilkan banyak produk dari anyaman bambu.(Dok/kemenkopukm.go.id)

Menurutnya, dalam menekuni kerajinan bambu perlu memakai hati agar mengalir kreativitas agar bahan bambu bisa menjadi produk yang dibutuhkan orang. Dari kreativitasnya, Ali menghasilkan beragam kerajinan seperti tumbu, rinjing, cikrak, keranjang bambu, tampah, dan kurungan ayam.

“Yang penting itu cinta serta ketulusan, kalau mau berhasil menggeluti usaha di bidang kerajinan dan hal tersebut juga berlaku untuk sukses dalam berbagai bidang usaha yang dilakoni,” kata Ali seperti dinukil dari situs kemenkopukm.go.id.

Dari keuletan dan usahanya membuahkan hasil. Kerajinan anyaman bambu milik Ali lumayan menjanjikan. Harga anyaman bambu berkisar Rp6000-150.000. Dalam sebulan, pesanan terus berdatangan dari pelbagai daerah. Bahkan untuk kurungan ayam seharga Rp50.000 dipesan lebih dari 30 buah. Belum lagi keranjang bambu yang dipesan sebanyak 70 buah dengan harga Rp150.00 per buah.

butuh keuletan dalam membuat kerajinan bambu

Dalam membuat anyaman bambu butuh keuletan dan kreativitas.(Dok/kemenkopukm.go.id)

Dalam melayani pesanan para pembeli, Ali kerap kewalahan. Karena itu, ia mempekerjakan tenaga harian dari warga sekitar antara 2-3 orang dengan upah sebesar Rp70.000 per orang.

Terkait bahan dasarnya, Ali menggunakan bambu hitam atau bambu petung yang memang lebih mudah dibentuk serta kualitas dan sifatnya yang bagus serta tahan lama.

Dari pengalaman usaha kecil anyaman bambu milik Widhi Nurmahmudy dan M Ali dapat disimpulkan bahwa UMKM bisa cuan asal perajinnya kreatif dan terus berinovasi sesuai dengan kebutuhan dan serta tuntutan pembeli atau konsumen.

Selain itu, usaha anyaman bambu menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Dan benar kata sejumlah ekonom bahwa UMKM termasuk sektor yang paling tahan banting menghadapi fluktuasi perekonomian global sekaligus menguntungkan. (*)

  • BAGIKAN
  • line