PDRI dan Jalan Politik Sjafruddin Prawiranegara

Sjafruddin Perwiranegara tercatat sebagai salah satu tokoh kunci dibalik pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia(PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat. Selain itu ia juga menjadi orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi Presiden De Javasche Bank di masa-masa akhir 1951-1953.
Di luar aktivitasnya sebagai orang bank dan ekonom. Sjafruddin Prawiranegara juga terlibat dalam konstelasi politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Ia pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri, menteri keuangan dan menteri kemakmuran.
BACA JUGA: Untung Rugi Pakai Kendaraan Listrik di Indonesia
Pada saat menjabat sebagai Menteri Kemakmuran inilah terjadi Agresi Militer Belanda II dan menyebabkan terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), dimana Syafruddin menjabat sebagai pemimpin tertinggi di Indonesia dalam masa PDRI.

Pada saat menjabat Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara dipercaya membentuk PDRI.(wiki commons)
Pada 22 Desember 1948 berdirilah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi yang dipimpin Sjafruddin beserta kabinet darurat besutannya. Berdirinya PDRI menyangkal siaran propaganda akan bubarnya Indonesia.
Sjafruddin kemudian mengumandangkan dengan tegas kepada dunia bahwa Indonesia masih berdiri dan berdaulat, ditandai dengan adanya PDRI. Belanda yang panik atas pidato Sjafruddin kemudian mengutuk PDRI. Tak hanya sampai di sana, Belanda juga menjadikan PDRI dalam daftar musuh nomor satu.
Rombongan PDRI harus berpindah tempat untuk menghindari serangan Belanda. Mereka sampai harus bergerilya keluar masuk hutan. Melalui jaringan radio Rimba Raya, para gerilyawan PDRI terus melancarkan serangan diplomasi kepada Belanda.
Belanda pun berhasil mengendus sinyal radio Rimba Raya. Namun kabar baiknya, Belanda tidak berhasil melacak keberadaan pasti radio karena penyamarannya yang sedemikian rupa. Hingga kemudian Belanda meledek PDRI dengan menyebutnya sebagai Pemerintah Dalam Rimba Indonesia.

Saat Sukarno-Hatta jadi tawanan Belanda, Sjafruddin Prawiranegara dapat mandat bentuk PDRI.(wiki commons)
Tak tinggal diam, Sjafruddin melanjutkan pembelaan terhadap negerinya dengan menohok balik Belanda. “Meskipun kami dalam rimba, kami masih tetap di wilayah Republik Indonesia karena kami adalah pemerintah yang sah. Namun tidak seperti Belanda, yang mengungsi ke Inggris ketika negerinya diduduki Jerman ” (dikutip dari buku Sjafruddin Prawiranegara: Lebih Takut Kepada Allah SWT)
Setelah sekian lama PDRI menyamar dan mempertahankan kedaulatan Indonesia melalui siaran radio dari balik rimba, Indonesia dapat kembali bernafas lega. Pasalnya agresi militer Belanda yang berlangsung berbulan-bulan lamanya itu mendapat kecaman Internasional. Pada akhirnya Belanda harus melangkah mundur dari tanah Indonesia.
Dengan perjanjian Roem-Royen, maka berakhir pula PDRI. Sjafruddin kemudian mengembalikan mandatnya kepada presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949. Tercatat perjuangan kabinet PDRI dari balik rimba selama tujuh bulan itu tidak sia-sia. Pada akhirnya Indonesia tetap utuh berdiri.

Sjafruddin Prawiranegara merupakan sosok politisi yang religius dan taat beragama.(wiki commons)
Menoleh ke belakang dan melihat hasil usaha para patriot mempertahankan Indonesia, sudah sepantasnya bagi kita di masa sekarang untuk menuai kerja keras mereka dengan terus memupuk kecintaan dan menjaga rasa nasionalisme.
Mari kita maknai hari bela negara ini dengan merefleksikan nilai-nilai yang ada puluhan tahun yang lalu. Jangan biarkan perjuangan mereka sia-sia dan hilang begitu saja, karena sesungguhnya dibalik yang telah kita dapat saat ini, terdapat hasil dari usaha keras para pahlawan di masa lalu.
Sjafruddin Prawiranegara merupakan tokoh penting dalam kisah perjuangan pembelaan bangsa kali ini mengatakan: “Menghentikan perjuangan berarti pengkhianatan terhadap cita-cita bangsa dan korban-korban yang telah jatuh di medan perjuangan.

PDRI menjadi penyelamat Indonesia saat agresi militer ,Belanda.(Dok/ Sejarah Indonesia)
Kisah pendirian PDRI mewarnai perjalanan bangsa Indonesia sebagai sebuah negara dan juga perjuangan wilayah di luar Jawa mempertahankan kemerdekaan meski dengan keadaan yang serba kekurangan dan penuh kedaruratan.
Indonesia saat ini merupakan lukisan besar dari fragmen-fragmen kecil persatuan dan kesatuan dari pelbagai entitas yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar