Pak Kasur, Pendidik Anak-Anak Lewat Lagu

Mungkin sampai saat ini orang lebih mengenal Pak Kasur daripada nama aslinya. Penulis lagu anak-anak legendaris ini sejatinya bernama asli Soerjono. Pak Kasur begitu identik dengan lagu anak-anak. Menariknya, setiap lagu yang ditulis Pak Kasur untuk anak-anak selalu penuh dengan nilai edukatif. Artinya, Pak Kasur mendidik anak-anak lewat lagu.

Ada banyak yang ditulis Pak Kasur yang masih populer sampai sekarang. Lagu-lagu tersebut masih dinyanyikan anak-anak mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Sebut saja lagu Bangun Tidur, Dua Mata Saya, Kebunku, Naik Delman dan lain-lain. Lagu karya Pak Kasur terus diwariskan dari orang tua ke anak dan cucunya.

BACA JUGA: Perjanjian Roem-Rojen Lompatan Politis Menuju KMB Den Haag

Pak Kasur lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, 26 Juli 1912. Bersama sang istri Bu Kasur atau yang bernama asli Sandiah, ia mulai terkenal saat menjadi pemandu acara Taman Indira di TVRI, Jakarta.

nama asli pak kasur

Pak Kasur lahir di Purbalingga, 26 Juli 1912 dengan nama asli Soerjono.(Dok/purbalinggakab.go.id)

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Purbalingga, purbalinggakab.go.id, nama Kasur sendiri merupakan singkatan dari julukan yang diberikan kepadanya yakni Kak Soer yang biasa digunakan anak didiknya di Gerakan Kepanduan atau Pramuka. Nama itu lama-lama berubah menjadi Kasur dan Pak Kasur.

Pada awalnya, Pak Kasur menjadi guru di HIS Ardjoena School, Bantul, Yogyakarta dan melanjukan pendidikan di HIK Bandung. Setelah merdeka, ia mengasuh acara anak-anak di RRI dan menulis beberapa lagu seperti Naik Delman, Bangun, Sepedaku dan Kebunku. Kecintaannya pada anak-anak bermula saat ia melihat anak-anak bermain di halaman rumah. Akhirnya Pak Kasur mempunyai ide membangun sekolah.

Bertempat di Jalan Haji Agus Salim No. 60, Pak Kasur membangun Taman Pemuda, Taman Putra, dan Taman Indria yang masing-masing secara berurutan menerima anak SMA, SD dan SMP, serta balita. Pak Kasur berfokus di menyanyi, menari, menulis, membaca puisi, menggambar dan mewarnai, hingga menonton film untuk mengasah kreativitas anak-anak. Di lembaga pendidikan ini juga, Pak Kasur tak memungut biaya untuk anak-anak. Mereka bahkan diberikan makan dan minum sebagai ganti biaya transportasi mereka. Sesekali mereka juga diajak bertamasya ke Puncak, tanpa dipungut biaya.

bersama sang istri dirikan sekolah

Pak Kasur dan Bu Kasur mendirikan sekolah untuk anak-anak.(Dok/purbalinggakab.go.id)

Pada 1962, Pak Kasur bersama anak-anak asuhnya di lembaga pendidikannya tampil di siaran “Taman Indria” di TVRI. Sementara itu, Pak Kasur dan Bu Kasur mendirikan TK Mini di Jakarta pada 1965. TK ini kemudian melebarkan sayap dengan membuka cabang di berbagai wilayah. Bisa dibilang, keduanya adalah tokoh pelopor pendidikan usia dini di Indonesia.

Pak Kasur memang lebih dikenal sebagai pencipta lagu anak-anak. Tercatat ada sekitar 200 lagu diciptakannya, termasuk lagu-lagu yang ditulisnya saat menjadi Duta Cendrawasih pada Februari–Mei 1964.

Sayangnya, Pak Kasur kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah karena pada akhir hayatnya, 26 Juni 1992 hanya menerima hanya menerima penghargaan Tokoh Pencinta Anak Indonesia dari Yayasan Mutiara Indonesia pada 27 Juli 1986.

pak kasur menjadi pembawa acara di tvir

Nama Pak Kasur mulai populer saat dirinya menjadi pemandu acara di TVRI.(Dok/purbalinggakab.go.id)

Pak Kasur tercatat menciptakan sekitar 200 lagu diciptakannya, termasuk lagu-lagu yang ditulisnya saat menjadi Duta Cendrawasih pada Februari–Mei 1964. Pak Kasur dikenal mampu menciptakan lagu yang memberikan pelajaran untuk anak. Dalam lirik-lirik yang diciptakan Pak Kasur, secara tak sadar, anak-anak sudah belajar banyak hal.

Lagu “Dua Mata Saya”, melalui lagu ini Pak Kasur berusaha mengenalkan anak-anak dengan anggota tubuhnya. Anak-anak diajari menyanyi “Dua Mata Saya” memegang bagian tubuh yang disebut dalam lirik lagu tersebut. Buat anak-anak balita, cara ini cukup efektif memberi pemahaman sederhana soal anggota tubuh.

Pak Kasur juga mengajak anak-anak mencintai makhluk hidup dengan membuat lagu “Kebunku”. Dalam lagu tersebut, ada saran untuk menyayangi tumbuhan dengan menyiram bunga setiap hari agar tumbuh dengan indah. Dalam lagu tersebut, anak-anak belajar soal warna dan nama-nama bunga.

pesan edukasi dalam lagu

Lagu-lagu yang ditulis Pak Kasur memiliki nilai edukasi bagi anak-anak.(Dok/purbalingga.go.id)

Dalam lagu “Bangun Tidur”, Pak Kasur mengajarkan anak-anak untuk melakukan kegiatan yang terstruktur setelah bangun tidur: mandi, menyikat gigi, hingga membantu ibu membereskan kamar. Lirik-liriknya sederhana, namun mengena dan bahkan mudah diingat dan melekat hingga seorang anak tumbuh dewasa.

Pada masa-masa akhir hidupnya, Pak Kasur sempat menjabat sebagai sekretaris Badan Sensor Film(BSF). Ia meninggal dunia di usia 79 tahun tepatnya 26 Juni 1992 dan dimakamkan di Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah.(*)

  • BAGIKAN
  • line