Nurnaningsih, Bom Seks Pertama Indonesia

20 Dec 2019
  • BAGIKAN
  • line
Nurnaningsih, Bom Seks Pertama Indonesia

Pada tahun 50-an, jagad perfilman Indonesia geger. Beredar foto-foto tubuh aduhai dari seorang aktris bernama Nurnaningsih.

Ada sembilan gaya foto yang tersebar. Harganya cukup mahal, per lembar Rp200, kemudian naik menjadi Rp300 per lembar.

Sekadar perbandingan saat itu, honor Nurna, sapaan akrab Nunaningsih untuk main film sebesar Rp180.

Bukan hanya Jakarta, sejumlah daerah di luar Pulau Jawa seperti Medan juga ikut geger. Bahkan di Kalimantan Timur, film-film Nurnaningsih diboikot karena menganggap Nurna melanggar nilai-nilai timur.

Kabar foto-foto telanjang juga sampai ke Amerika Serikat dan Italia. Kehebohan itu akhirnya membuat Nurna diperiksa kepolisian Jakarta.

Hal yang membingungkan, perempuan kelahiran Wonokromo, Surabaya, pada 5 Desember 1928 tersebut memberikan dua keterangan berbeda kepada media.

Pertama, ia mengaku sengaja berpose seperti itu sebagai bahan studi para pelukis untuk melukis tubuh perempuan.

Sementara di media masa Mimbar Umum terbitan 11 Oktober 1954, Nurna mengatakan ingin mendobrak dan pelopor tradisi yang menghalangi kemajuan.

Perempuan telanjang menurutnya adalah sebuah seni jika tidak dilihat dari sudut birahi. Tapi pada kesempatan berbeda, Nurna mengaku kalau ia sengaja berbuat seperti itu untuk mendongkrak namanya.

Nurna ingin bermain di film Hollywood dan menjadi tenar layaknya Marlyn Monroe. Sempat juga beredar kabar kalau 20th Century Fox tertarik mengajak Nurna berain film. Tapi sepertinya itu hanyalah kabar burung yang tak pernah terbukti kebenarannya.

Apa yang dilakukan tersebut juga membuat Nurna dimusuhi keluarganya. Hal itu tak aneh, karena ia keturunan ningrat. Dari garis ibu ia punya darah raja Solo, dari ayah ia punya dah raja Yogyakata. Garis ketununan ini diperkuat dengan sertifikat kerajaan yang dimiliki keluarga.

Adik Nurna, Nurpeni yang merupakan seorang aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) cabang Magelang menentangnya.

Nurna dikucilkan oleh keluarga. Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur, sejak kehebohan foto tersebut, ia dicap sebagai bom seks pertama di Indonesia.

Setelah kasus foto bugil dirinya, ia sempat bermain film berjudul Kebun Binatang Tahun 1955. Kemudian Nurna ‘menghilang’ dari panggung hiburan.

Ia menjelajahi Indonesia selama 12 tahun sambil melakoni berbagai pekerjaan mulai dari penjahit, guru bahasa Inggris, pemain teater hingga penjaga gawang tim sepak bola.

Kemudian Nurna kembali ke dunia yang membesarkan namanya tahun 1968 dengan bermain beberapa film seperti Djakarta, Hongkong, dan Macao.

Di sana ia hanya mendapat peran kecil. Setelah beberapa film, barulah ia mendapat peran utama di Seribu Janji Kumenanti tahun 1972.

  • BAGIKAN
  • line