Nasib Kaesang Pangarep di Dunia Politik, Dibanding-bandingkan dengan Rachmawati Soekarnoputri

Kehadiran Kaesang Pangarep di dunia politik telah mencuri perhatian publik. Hal ini bermula saat PSI memposting video seorang pria bernama samaran ‘Mawar,’ yang kuat diduga sebagai putra bungsu Jokowi itu. Namun, masih belum ada konfirmasi resmi terkait identitas pria dalam video tersebut.
“Namaku Mawar. Bukan nama sebenarnya. Saat ini aku sudah memantapkan hati untuk masuk ke politik. Aku memang belum punya pengalaman di politik. Namun aku punya tujuan yang besar untuk Indonesia lebih baik. Semoga jalan yang aku pilih adalah jalan yang benar,” ucap pria tersebut.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, enggan memberikan penjelasan pasti terkait identitas pria dalam video tersebut. Namun, dia meminta doa dari publik jika pria dalam video itu memang Kaesang. Kaesang telah memutuskan untuk terlibat dalam politik dengan tekad untuk berkontribusi dalam memajukan Indonesia.
Paralel dengan Kasus Rachmawati Soekarnoputri
Keputusan Kaesang untuk bergabung dengan PSI kemudian dibanding-bandingkan dengan Rachmawati Soekarnoputri, adik dari Megawati Soekarnoputri. Rachmawati juga memilih partai politik lain meskipun keluarganya adalah anggota PDIP.
Rachmawati memutuskan untuk bergabung dengan partai politik lain. Awalnya, karier politiknya dimulai dengan mendirikan Partai Pelopor pada tahun 2002, di mana ia menjadi Ketua Umum. Namun, dalam waktu lima tahun, Rachmawati meninggalkan jabatan tersebut karena dia ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Pada tahun 2012, Rachmawati bergabung dengan Partai NasDem karena ia mengaku memiliki visi yang sejalan dengan Surya Paloh, pemimpin partai tersebut. Namun, pada tahun 2014, ia keluar dari NasDem karena tidak sejalan dengan partai tersebut. Partai NasDem mendukung pasangan Jokowi-JK, sementara Rachmawati mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.
Setelah meninggalkan NasDem, Rachmawati bergabung dengan partai yang didirikan oleh Prabowo, yaitu Gerindra. Di Gerindra, ia bahkan dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Ketua DPP. Partai Gerindra menjadi partai terakhir yang menjadi wadah politiknya sebelum meninggal dunia pada tanggal 3 Juli 2021, pukul 06.45 WIB, di RSPAD Gatot Subroto.
Aturan PDIP dan Kebebasan Kaesang
PDIP, partai yang saat ini didukung oleh keluarga Jokowi, memiliki aturan yang melarang keluarga anggota partai memiliki pilihan politik yang berbeda. Namun, beberapa anggota partai berpendapat bahwa aturan ini mungkin tidak berlaku bagi Kaesang. Mereka berpendapat bahwa Kaesang, dengan memiliki rumah tangga sendiri, memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan politiknya sendiri.
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, awalnya mengakui bahwa ia telah mendengar isu tentang keterlibatan Kaesang Pangarep dalam dunia politik dan keanggotaannya di PSI.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, memberikan saran kepada Kaesang agar berhati-hati dalam menentukan partai politik yang akan diikutinya. Djarot mengingatkan tentang AD/ART PDIP yang melarang keluarga dari para kader memiliki pilihan politik yang berbeda.
Hanya saja, Djarot berpendapat bahwa aturan tersebut mungkin tidak berlaku untuk Kaesang. Hal ini dikarenakan Kaesang, sebagai putra bungsu presiden dari kader PDIP, telah memiliki rumah tangga sendiri dan dengan demikian memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan politiknya sendiri.
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar