Mengenal Noerdin Pandji, Ayah Alex Noerdin yang Ternyata Seorang Pejuang

Umumnya nama jalan di Palembang, Sumatra Selatan memang diambil dari nama-nama pahlawan pejuang kemerdekaan.
Sayangnya, enggak banyak orang yang tahu, termasuk masyarakat Palembang sendiri mengenai siapa nama pahlawan yang disematkan sebagai nama jalan.
Misalnya saja H.M Noerdin Pandji, nama jalan dengan panjang 5,25 kilometer yang juga menjadi salah satu jalan alternatif untuk berlangsungnya Asian Games 2018 lalu.
Makin menyedihkan ketika sangat sedikit referensi mengenai siapa sosok Noerdin Pandji ini.
Mayor Inf. (Purn.) H.M Noerdin Pandji adalah tokoh pejuang kemerdekaan era revolusi fisik di Lampung tahun 1945-1949.
Saat itu, Noerdin masih menyandang pangkat kapten. Ia dipercaya untuk menjadi wakil komandan Resimen Garuda Hitam sekaligus komandan Batalion Mobil Sub Teritorium Lampung.
Karier militernya dirintis saat masa pemerintahan Jepang tahun 1943 dengan pangkat letnan dua tentara sukarela Jepang atau Giyugun.
Sebelum menjadi tentara, dalam catatan Mestika Zed di Giyugun: Cikal-Bakal Tentara Nasional di Sumatra, Noerdin adalah seorang pelajar di sekolah yang lumayan bergengsi.
Sebenarnya hal itu sangat wajar, karena sosok kelahiran Gunung Meraksa, Kecamatan Pendopo, Kecamatan Lahat ini merupakan putra H Pangeran Ibrahim. Dari namanya kita tahu kalau ia adalah keturunan ningrat, yang pada masa penjajahan sering mendapat fasilitas lebih.
Masa revolusi pun berlalu, Noerdin ditunjuk sebagai KMKB Palembang dan Komandan Batalyon 205, TT II yang saat ini dikenal sebagai Kodam Sriwijaya.
Di luar militer ia pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sumatera Selatan (1960), ketua DPRD Sumatra Selatan (1966), anggota MPRS utusan daerah (1968).
Noerdin sempat tiga kali ikut dalam pencalonan Gubernur Sumatra Selatan tahun 1963, 1967, dan 1978. Namun, ia tak pernah menduduki jabatan tersebut.
Cita-cita Noerdin akhirnya bisa dicapai oleh putranya bernama Alex Noerdin yang diketahui sudah dua periode ia menjabat sebagai gubernur Sumatra Selatan.
Sebagai sosok pahlawan sangat wajar kalau Noerdin Pandji banyak mendapatkan gelar tanda jasa.
Berdasarkan wikipedia ada lima gelar yang disandang Noerdin di antaranya Bintang Gerilya, Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan Satu, Satyalancana Perang Kemerdekaan Dua, Satyalancana Wiradharma, dan Satyalancana Penegak.
Satu hal yang patut ditiru dari Noerdin Pandji adalah kecintaannya terhadap keluarga. Contohnya pesan kepada ketujuh anaknya agar menjauhi rokok.
Selain itu, sebelum ia mengembuskan napas pada 5 Juli 1998, ia meminta dimakamkan di sebelah makam istrinya di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Padahal dengan gelar Bintang Gerilya, ia bisa saja dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar