Medan Terberat Pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan Usungan Daendels

3 Jun 2021
  • BAGIKAN
  • line
Medan Terberat Pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan Usungan Daendels

Dua kali Herman Willem Daendels beroleh pengalaman buruk menggunakan jalan darat di Pulau Jawa. Ia jengkel melihat kondisi jalan tersebut, apalagi bila dibandingkan ketika kenyang mondar-mandir menikmati jalan raya karya Napoleon Bonaparte menghubungkan Paris dengan 25 kota lain, termasuk jalur transnasional Paris-Amsterdam, saat mengepalai Legion Franche Etrangere.

Pengalaman pertama terjadi saat Daendels berhasil mendarat di Anyer, Banten, 1 Januari 1808, setelah selama sepuluh bulan mencari rute terbaik di laut menghindari blokade pasukan Inggris.

Sang Marsekal memilih melanjutkan jalan darat menuju pusat pemerintahan Hindia di Batavia. Ia terheran-heran mendapati kondisi jalan berlubang, ambles, berkubang di musim hujan sehingga butuh empat hari sampai tujuan.

BACA JUGA: Daendels Jual Tanah Negara Demi Menggenapi Kekurangan Anggaran Jalan Raya Pos

Setelah resmi menjabat sebagai gubernur jenderal, Daendels melakukan perjalanan dinas pertama mengunjungi Semarang untuk berkonsolidasi dengan para pejabat Eropa dan bumiputera yang bertugas di wilayah Pantai Timur Laut dan Ujung Timur Jawa. Perjalanan tersebut menjadi pengalaman buruk kedua berjumpa jalan rusak, berlubang, dan berlumpur.

“Setelah melihat sendiri tentang kondisi jalan dilewati, setibanya di Semarang pada 5 Mei 1808. Ia (Daendels) mengeluarkan instruksi untuk membangun jalan dari Buitenzorg ke Karangsambung (Cirebon),” tulis Djoko Marihandono dalam Herman Willem Daendels: Peletak Dasar Dinas Pos Modern di Indonesia, Jurnal Kajian Wilayah Eropa Volume 4, Nomor 3, 2008.

Pemerintah, lanjut Marihandono, karena keterbatasan keuangan hanya akan menanggung biaya pembangunan jalan Batavia-Buitenzorg (Bogor), dan petak-petak di Priangan dengan alokasi dana sebesar 30.000 ringgit. Sementara, jalur Cirebon sampai Surabaya pengerjaannya dibebankan kepada pejabat setempat dengan mengandalkan sistem kerja wajib.

Jalan Raya Pos Daendels, diperkirakan Pasuruan. (Sumber: digitalcollections.universiteitleiden.nl)

Jalan Raya Pos Daendels, diperkirakan Pasuruan. (Sumber: kitlv.nl)

Daendels berdalih pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan demi kepentingan ekonomi terutama arus barang komoditi dan militer khususnya memperkuat kekuatan darat sehingga mampu mengimbangi serangan pasukan Inggris dari laut.

Tuan Guntur lantas mengeluarkan instruksi tertanggal 5 Mei 1808 terdiri dari sepuluh pasal, salah satunya menyerahkan realisasi pembangunan jalan kepada komisaris Urusan Pribumi agar membuka jalan dari Buitenzorg-Karangsambung melalui Cipanas, Cianjur, Bandung, Parakamuncang, dan Sumedang. Jalan harus dibuat selebar 2 roed rijn dan setiap paal jaraknya 400 roed rijn sehingga bisa dilintasi kereta kuda dan gerobak.

Pembangunan jalan dilakukan dengan pengerahan tenaga kerja sebanyak 1.100 dari Jawa Timur dibantu masyarakat setempat. Proyek tersebut dikepalai Komandan Zeni, Kolonel Lutzow bersama dua orang insinyur, dan masing-masing dibantu seorang bintara dari pasukan artileri.

Meski direncanakan harus sudah selesai saat musim kemarau, nyatanya kendala muncul berlipat ganda, terutama soal medan. Jalur Cianjur-Sumedang mengalami kendala dalam pembuatan jembatan penghubung Cianjur-Bandung, dan kendala saat pemotongan lereng gunung jalur Parakamuncang-Sumedang.

Jalur Megamendung pun semula bagian dari pembangunan jalan Cisarua-Cianjur, akhirnya harus dikerjakan 400 pekerja karena medan terlalu berat, bahkan masih perlu medatangankan 500 pekerja dari proyek Priangan-Cirebon untuk melakukan pemangkasan lereng gunung.

Dalam pengerjaan tersebut, Daendels, menukil F de Haan pada Priangan: de Preanger-Raegentschapen onder het Nederlandsch bestuur tot 1811 melakukan model pemaksaan yang kelak menginspirasi sistem tanam paksa.

Di atas kertas, lanjut de Haan, para pekerja beroleh upah dan tambahan, namun pada kenyataannya kuli dipekerjakan tanpa upah bahkan tanpa tambahan makanan. Korban jiwa pada proyek tesebut mencapai ribuan. (*)

  • BAGIKAN
  • line