Lontong Balap, Makanan Khas Surabaya dengan Kisah Unik Dibalik Namanya

Wilayah Jawa Timur(Jatim) layak disebut sebagai surganya wisata kuliner. Beragam jenis makanan dengan cita rasa yang kaya tersebar di pelbagai kawasan dan sudut kota. Kalau berwisata ke Surabaya, rasanya kurang lengkap kalau kamu belum mencoba Lontong Balap.
Makanan khas Surabaya ini segarnya tidak ada lawan. Kuliner Lontong Balap rasanya semakin dahsyat dengan tambahan tahu goreng, kecap, tauge dan kuah gurih. Makanan tradisional ini mudah ditemukan di mana saja.
BACA JUGA: Bebek Sinjay, Kuliner Andalan dari Bangkalan
Lontong Balap lazimnya disantap bersama Lentho, gorengan yang terbuat dari kacang tolo. Kuliner Lontong Balap dikenal dengan kaya rasa karena di setiap suapan akan ada rasa gurih, pedas, manis yang memanjakan lidah.

Lontong Balap memiliki keistimewaan yakni Lentho, perkedel dari kacang.(Dok/surabaya.go.id)
Makanan khas Jawa Timur selanjutnya adalah lontong balap. Segarnya tak ada lawan, kuliner lontong balap ini rasanya semakin dahsyat dengan tambahan bahan tahu goreng, kecap, tauge, dan kuah gurih.
Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kota Surabaya, subabaya.go.id, sejumlah bahan yang menjadi isian Lontong Balap yakni lontong, tauge rebus, tahu goreng yang dipotong kecil-kecil, lentho dengan bumbu sambal petis.
Bagi pencinta kuliner dari luar Surabaya yang penasaran dengan Lentho, perlu diketahui bahwa Lentho ini sejenis perkedel dari kacang tetapi digoreng kering dan dibuat dengan cetakan kepalan tangan. Tak heran dengan kehadiran Lentho, Lontong Balap cocok dinikmati saat makan siang dan sore. Makanan ini terasa afdol bila ditemani dengan sate kerang serta kerupuk.

Lontong Balap menjadi favorit karena kaya cita rasa.(Dok/surabaya.go.id)
Dinukil dari instagram @surabaya, Lontong Balap sudah ada sejak tahun 1913. Cukup lama dan klasik bukan? Dinamakan Lontong Balap karena para penjual lontong pada saat itu menjual dengan cara dipikul. Karena isi pikulan banyak bahan makanan, sehingga pikulan terasa berat. Jadi untuk mengatasinya penjualan berjalan cepat seperti balapan.
Selain itu, menurut cerita dahulu Lontong Balap masih dijual dalam gentong-gentong yang berat dan dipikul ke seluruh kota. Gentong-gentong yang berat menyebabkan para penjual lontong balap ini seraya memikul harus berjalan cepat-cepat, menimbulkan kesan berpacu (dalam bahasa Jawa: balapan).
Pada masa sekarang lontong balap lebih sering dijual dalam kereta dorong, meski demikian nama lontong balap tetap tidak berubah.Agar tidak ketinggalan pembeli, para penjual ini memikul dagangannya dengan setengah berlari sehingga terlihat seolah saling balapan. Hal tersebut melekat pada makanan ini dan melahirkan nama Lontong Balap.

Nama Lontong Balap karena penjualnya berjalan cepat seperti balapan.(Dok/surabaya.go.id)
Lontong balap kini menjadi favorit karena cita rasanya. Tak hanya itu, ada satu ciri khas dari lontong balap, yaitu lentho. Lentho terbuat dari kacang yang direndam dengan berbagai bumbu selama satu malam yang kemudian ditumbuk, dikepal dan digoreng. Pembeli juga dapat menambahkan kecap dan sambal petis.
Sekarang Lontong Balap dapat dijumpai di berbagai titik di Kota Surabaya. Yuk berwisata kuliner ke Surabaya, Jawa Timur.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar