Lilis Suryani, Penyanyi Identik dengan Gang Kelinci

22 Aug 2022
  • BAGIKAN
  • line
Lilis Suryani, Penyanyi Identik dengan Gang Kelinci

Para pencinta lagu-lagu lawas tentu tidak asing dengan lagu Gang Kelinci. Lagu ini menggambarkan suasana sebuah gang di Jakarta yang populer mulai tahun 1963. Adalah Lilis Suryani merupakan sosok penyanyi dibalik lagu legendaris tersebut. Lagu yang menggambarkan kepadatan dan kesumpekan ibu kota ini sekaligus mengantar Lilis ke belantika musik Indonesia.

Lilis Suryani lahir di Jakarta, pada 22 Agustus 1948. Ia mulai menggeluti dunia olah vokal pada usia 12 tahun. Saat itu ia masih duduk di Sekolah Rakyat(SR) di kawasan Gang Tepekong, Jakarta Pusat. Suara Lilis yang lantang dengan artikulasi yang bagus menjadi modal utamanya di dunia tarik suara.

BACA JUGA: Strategi Sumir Prabu Surawisesa Gagal Bendung Ekspansi Demak

Usai tamat SR, Lilis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo. Kala itu, Lilis sudah mendapat tawaran menyanyi di Istana Negara oleh Presiden Sukarno. Lilis tampil menyanyikan lagu berbahasa Sunda berjudul Tjai Kopi. Saat tampil ia termasuk penyanyi yang paling muda di antara Nien Lesmana, Masnun Soetoto dan Titiek Puspa yang kemudian menjadi sahabat karibnya. Bernyanyi di Istana menjadi awal mudla Lilis berkenalan dengan Bung Karno.

lagu lilis suryani yang populer

Pada tahun 1963, nama Lilis mulai populer berkat lagu Gang Kelinci.(Dok/wiki commons)

Popularitas Lilis Surjani mulai sering dikaitk-kaitkan dengan Bung Karno. Terutama, ketika ia menyanyikan lagu pujian untuk Bung Karno yang berjudul “Oentoek Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno”, karya Soetedjo yang terdapat pada album Lilis Surjani dibawah label Irama Record, musiknya di garap oleh Orkes Bayu di bawah pimpinan F Parera.

Lagu Gang Kelinci yang dipopulerkan Lilis merupakan karya Titiek Puspa. Selain menyanyikan lagu pop, Lilis juga piawai menyanyikan lagu-lagu daerah. Mulai dari Minang, Makassar, hingga Sunda. Perempuan kelahiran 22 Agustus 1948 ini bahkan turut memopulerkan lagu-lagu Sunda di kancah nasional. Beberapa lagunya yakni Tjing Tulungan, Antosan, Teungteuingeun, dan Pileuleuyan.

lilis suryani membawakan lagu daerah

Lilis Suryani juga terjun ke dunia akting dengan bermain beberapa film.(Dok/wiki commons)

Perjalanan karirnya sebagai penyanyi sempat tersandung lagu Genjer-Genjer. Lagu tersebut oleh pemerintah Orde Baru(Orba) dianggap sebagai lagu Partai Komunis Indonesia(PKI). Tak pelak, lagu Genjer-Genjer dilarang dan tidak lagi diperdengarkan kepada khalayak ramai. Meski demikian karir Lilis tetap cemerlang di dunia hiburan.

Selain bernyanyi, Lilis Suryani juga sempat terjun ke dunia film. Sejumlah film yang dibintanginya yakni Di Ambang Fadjar (1964), Bunga Putih (1966), Mahkota (1967), dan Jangan Kau Tangisi (1974).

lilis suryani meninggal di jakarta

Lilis Suryani meninggal di Jakarta usai melawan kanker rahim yang dideritanya.(Dok/wiki commons)

Setelah populer di tahun 1960-an, Lilis Suryani tetap bermusik hingga 2003. Diketahui, di tahun tersebut, dia sedang menderita penyakit kanker rahim. Berbagai cara pun dilakukannya untuk sembuh. Mulai dari pengobatan medis, kemoterapi, operasi, hingga alternatif. Dia bahkan sempat berobat ke Singapura demi sembuh dari kankernya.

BACA JUGA: Eddy Sud, Pelawak dan Perintis Aneka Ria Safari

Usai berjuang melawan kanker rahim, Lilis Suryani meninggal dunia pada 7 Oktober 2007. Dia mengembuskan napas terakhirnya di usia 59 tahun di kediamannya, kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Jenazah Lilis dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pondok Kelapa, 8 Oktober 2007. Dia meninggalkan tiga orang anak dan kurang lebih 500 karya musik.

Sampai saat ini, Lilis Suryani tetap dikenang sebagai salah seorang penyanyi legendaris Indonesia. Rolling Stone Indonesia menempatkan lagu Gang Kelinci sebagai salah satu dari 150 lagu terbaik Indonesia sepanjang masa.(*)

  • BAGIKAN
  • line