Kiat Sukses UMKM Jabar Tak Mesti Nebeng ke Jakarta

12 Aug 2022
  • BAGIKAN
  • line
Kiat Sukses UMKM Jabar Tak Mesti Nebeng ke Jakarta

Provinsi Jawa Barat (Jabar) memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Berdasarkan sensus BPS tahun 2020 penduduk Jabar sebanyak 49,94 juta jiwa. Kelebihan demografik tersebut menjadi peluang bagi pemangku kepentingan untuk mengembangkan potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Beberapa wilayah kabupaten dan kota sudah mulai mengembangkan dan memberikan suntikan dana bagi pelaku UMKM dengan jumlah fantastis.

Pemberian modal usaha tersebut bertujuan agar masyarakat dan pelaku usaha di Jabar tidak lagi harus ke Jakarta dalam mengembangkan serta memasarkan produknya. Artinya, jika usaha tersebut berhasil, para pelaku UMKM Jabar tak perlu ‘nebeng’ di Jakarta. Hal inilah yang sudah mulai dilakukan pemerintah kota (Pemkot) Bandung.

BACA JUGA: Peluang Emas Pelaku UMKM Setelah Gabung Platform Digital

Pemkot Bandung secara rutin menggelar Pasar Kreatif guna menumbuhkan ekonomi usaha mikro kecil dna menengah khususnya yang terdampak pandemi COVID-19. Hasilnya lumayan menggembirakan. Gelaran Pasar Kreatif meraup total omzet Rp3,8 miliar. Pasar Kreatif dilakukan di sembilan titik di mal besar yang ada di Kota Bandung. Pasar Kreatif tersebut angkanya mencapai Rp3,8 miliar. Tak pelak lagi, kondisi tersebut memacu para pelaku UMKM Bandung untuk kembali bangkit usai dihantam pandemi COVID-19.

umkm di jabar berkembang pesat

Perkembangan UMKM di Jawa Barat lumayan pesat bahkan meningkat dua kali lipat.(Dok/Humas Prov Jabar)

Kota Bandung adalah kota yang hangat untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan para pengrajin yang ada di Kota Bandung tidak perlu khawatir akan pemulihan ekonomi serta tidak perlu hijrah ke Jakarta untuk memasarkan produknya.

Pasar Kreatif terbentuk berkat kerjasama Pemkot Bandung dengan Dekrasnasda Kota Bandung dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia. Artinya ketika semua ekosistem ekonomi berpadu, bukan hal yang mustahil UMKM mendapat peluang memperoleh pendapatan yang maksimal. Para pelaku UMKM seperti fashion, kraft, aksesoris dan kuliner kemasan mendapat tempat di Pasar Kreatif sehingga lebih mudah dijangkau konsumen atau pembeli.

umkm fashion

UMKM fashion terus bertambah di Jawa Barat setiap tahunnya.(Dok/Humas Prov Jabar)

Raihan omzet miliaran rupiah menandakan adanya optimisme di kalangan pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. Pencapaian tersebut diyakini akan terus bertambah seiring waktu dan semakin dikenalnya produk-produk UMKM oleh masyarakat. Khusus bagi kuliner kemasan kini mulai digandrungi banyak kalangan. Pelaku usaha kuliner di Bandung membuka resto dengan sajian utama steak dan grill dengan mengusung konsep western dan japanese. Strategi pemasarannya cukup sederhana yakni dengan memasang harga miring selain melakukan inovasi mengkreasikan daging gril menyerupai gunung Tangkubanparahu.

Geliat UMKM di Jawa Barat juga terjadi di Tasikmalaya. Produk seperti jam tangan kayu termasuk salah satu yang paling diburu para pembeli. Meski awalnya sempat mengalami kesulitan modal namun dengan adanya suntikan dana dari pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, usaha tersebut berkembang lumayan menjanjikan.

jabar juara ukm

Omzet UMKM di Pasar Kreatif mencapai miliaran rupiah.(Dok/Humas Prov Jabar)

Dengan harga yang relatif dijangkau dan kualitas mumpuni, jam tangan kayu mendapat sambutan hangat dari pembeli. Pesanan terus berdatangan bukan hanya dari Tasikmalaya tapi juga dari di luar Jawa Barat. Produk kerajinan jam tangan kayu dijual para perajin dengan harga cukup mahal. Untuk jam tangan kayu dijual dengan harga antara Rp750 ribu hingga Rp2 juta per buah, tergantung bahan dan tingkat kerumitan pembuatannya.

Ada beberapa jenis jam tangan kayu buatan perajin Indonesia yang terkenal di pasar mancanegara. Jam tangan kayu buatan Indonesia diburu penggemarnya sebagai salah satu fashion item yang wajib dimiliki.

kontribusi UMKM di Jabar

Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 4,5 juta UMKM yang terdapat di Jabar.(Dok/Humas Prov Jabar)

Seperti dilansir dari kemenkopukm.go.id, hingga tahun 2021 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97 persen atau senilai Rp8.573.89 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen. Sementara untuk Jawa Barat dari data BPS tahun 2020, kontribusi UMKM telah memberikan penghasilan sebesar Rp71.929.499.768.025 dengan menyerap jumlah pekerja sebanyak 9.702.395 dari total 4.599.247 UMKM yang berada di seluruh kabupaten dan kota yang ada di wilayah tersebut.

Ke depan apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin UMKM Jabar menjadi potensi ekonomi yang mampu memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan masyarakat.(*)

  • BAGIKAN
  • line