Kiai Ahmad Dahlan, Matahari Muhammadiyah yang Visioner

1 Aug 2022
  • BAGIKAN
  • line
Kiai Ahmad Dahlan, Matahari Muhammadiyah yang Visioner

Muhammadiyah kini menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia. Kehadiran dan peran Muhammadiyah begitu terasa terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Semua ini tidak terlepas dari sosok Kiai Ahmad Dahlan, sang pendiri dan pemberi roh utama Muhammadiyah. Siapakah Ahmad Dahlan?

Dihimpun dari berbagai sumber, Ahmad Dahlan yang lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 ini memiliki nama kecil Muhammad Darwis. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dan termasuk keturunan dari Mulana Malik Ibrahin yaitu adalah salah seorang terkemuka di antara para walisongo, yaitu pelopor dari penyebaran agama Islam di Jawa.

BACA JUGA: Dipa Nusantara Aidit, Tokoh PKI yang Penuh Misteri

Ketika memasuki usia ke 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi melaksanakan ibadah haji dan tinggal selama lima tahun di Mekkah. Pada lima tahun periode tersebut, Ahmad Dahlan pun mulai berinteraksi dengan para pemikir pembaharu dalam agama Islam, seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Al Afghani hingga Ibnu Taimiyah. Usai pulang dari Mekkah di tahun 1888, ia kemudian mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan.

kiai ahmad dahlan lahir di yogyakarta.

Kiai Ahmad Dahlan, lahir di Yogyakarta, dan merupakan keturunan Malik Maulana Ibrahim.(Dok/muhammadiyah.or.id)

Lalu pada tahun 1903, Ahmad Dahlan pun kembali ke Mekkah dan menetap di sana selama dua tahun. Ketika ia kembali ke Mekkah untuk kedua kalinya, Ahmad Dahlan pun memiliki kesempatan untuk berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri Nahdlatul Ulama yaitu KH Hasyim Asyari. Kemudian pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta.

Usai pulang dari Mekkah, Ahmad Dahlan pun menikahi Siti Walidah yaitu sepupunya sendiri dan anak dari kiai Penghulu Haji Fadhil yang kemudian Siti Walidah ini dikenal pula dengan nama Nyai Ahmad Dahlan yaitu seorang pahlawan nasional serta pendiri dari Aisyiyah.

Dari pernikahannya dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan memiliki enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah dan Siti Zaharah. Ahmad Dahlan juga menikahi Nya Abdullah yaitu seorang janda dari H. Abdullah. Ia juga diketahui pernah menikah dengan Nyai Rum yaitu adik dari Kiai Munawwir Krapayak serta menikahi Nyai Aisyah Cianjur yaitu adik dari Adjengan Penghulu. Dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah tersebut, Ahmad Dahlan memiliki anak bernama Dandanah.

ahmad dahlan sempat bergabung dengan serikat dagang islam

Kiai Ahmad Dahlan sempat bergabung dengan Serikat Dagang Islam.(Dok/muhammadiyah.or.id)

Pada tahun 1912, KH Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi bernama Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita dari pembaruan Islam yang hadir di Nusantara. Ahmad Dahlan menginginkan ada pembaruan terhadap cara berpikir maupun beramal masyarakat, namun tetap sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Ia ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali hidup sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al Quran maupun Hadits. Oleh karena itu, sejak awal berdiri, Ahmad Dahlan menegaskan bahwa Muhammadiyah bukanlah organisasi yang memiliki sifat politik, akan tetapi bersifat sosial serta bergerak dalam bidang pendidikan.

Dilansir dari situs muhammadiyah.or.id, gagasan Ahmad Dahlan mengenai berdirinya Muhammadiyah pun mendapatkan dukungan yag baik dari keluarga maupun keluarga sekitarnya. Akan tetapi, dukungan baik tersebut rupanya tidak dapat menghindarkan munculnya fitnah-fitnah, tuduhan hingga hasutan yang datang pada Ahmad Dahlan.

Ia sempat dituduh akan mendirikan agama baru dan menyalahi ajaran Islam. Ada pula orang yang menuduh bahwa Ahmad Dahlan adalah sosok kiai palsu, sebab telah meniru bangsa Belanda yang beragama Kristen, mengajar pula di sekolah-sekolah Belanda hingga bergaul dengan tokoh Budi Utomo yang saat itu kebanyakan adalah seorang priyai.

fokus muhammadiyah

Melalui Muhammadiyah, Ahmad Dahlan ingin memajukan umat Islam melalui pendidikan dan pelayanan sosial lainnya.(Dok/muhammadiyah.or.id)

Pada saat itu, Ahmad Dahlan memang sempat mengajar pelajaran agama Islam di sekolah OSVIA di Magelang yaitu sebuah sekolah khusus Belanda dan sekolah khusus untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula beberapa orang yang hendak membunuh Ahmad Dahlan saat itu. Meskipun mendapatkan beragam fitnah, hasutan maupun ancaman, Ahmad Dahlan saat itu tetap berteguh hati dan tetap melanjutkan cita-cita serta pejuangannya dalam pembaruan Islam di Indonesia.

Ahmad Dahlan menyebar luaskan gagasannya mengenai Muhammadiyah melalui tabligh ia adakan di berbagai kota. Selain itu, ia juga turut menyebarkan Muhammadiyah melalui relasi dagangnya. Gagasan yang dimiliki oleh Ahmad Dahlan, rupanya mendapatkan sambutan cukup besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Sehingga, beberapa ulama dari beragam daerah pun berdatangan pada Ahmad Dahlan untuk menyatakan dukungannya pada gerakan dari Muhammadiyah.

KH Ahmad Dahlan adalah salah satu pahlawan nasional yang memiliki jasa-jasa. Salah satunya adalah ia berjasa dalam membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia melalui gagasannya mengenai pembahatuan Islam serta pendidikan. Selain itu, pemerintah juga mengaggap Ahmad Dahlan memiliki jasa lainnya demi kemajuan bangsa Indonesia. Berikut beberapa jasanya:

ahmad dahlan dan muhammadiyah

Kiai Ahmad Dahlan begitu identik dengan Muhammadiyah.(Dok/muhammadiyah.or.id)

Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan dari umat Islam di Indonesia untuk menyadari nasibnya sebagai suatu bangsa yang terjajah dan masih harus banyak belajar serta berbuat banyak.

Melalui organisasi Muhammadiyah yang ia gagas, Ahmad Dahlan telah memberikan banyak ajaran Islam yang murni kepada bangsa Indonesia. Selain itu, ajaran yang dibawa oleh Ahmad Dahlan dapat menuntut kemajuan, kecerdasan hingga beramal bagi bangsa Indonesia dan umat tanpa melupakan dasar dari iman dan Islam.

Melalui organisasi Muhammadiyah, Ahmad Dahlan telah mempelopori amal usaha sosial serta pendidikan yang sangat diperlukan dalam kebangkitan serta kemajuan bangsa dengan jiwa serta ajaran Islam. Selain itu, Aisyiyah yakni organisasi wanita Muhammadiyah telah mempelopori kebangkitan dari wanita-wanita Indonesia untuk dapat mengecap pendidikan serta berfungsi sosial, setingkat dengan para kaum pria.

KH Ahmad Dahlan menutup usia 54 tahun pada tahun 1923 dan ia dimakamkan di pemakaman Karangkajen di Yogyakarta. Pemerintah melalui surat Keputusan Presiden no 657 pada tahun 1961 yang menjadi surat keputusan bahwa Ahmad Dahlan adalah pahlawan nasional. Ia menjadi matahari bagi organisasi Muhammadiyah, dimana pemikiran dan gerakannya terus menerangi para pengikut dan bangsa Indonesia lewat berbagai pelayanan serta aksi sosialnya.(*)

  • BAGIKAN
  • line