Kasino Hadiwibowo, Legenda Pelawak Indonesia

Pelawak yang satu ini masuk dalam daftar legenda di dunia hiburan Indonesia. Komedian serba bisa yang bernama lengkap Kasino Hadiwibowo begitu populer tidak hanya di kalangan penggemarnya tapi seluruh masyarakat Tanah Air. Banyak yang lebih mengenal namanya Kasino Warkop ketimbang nama aslinya.
Kasino menjadi salah satu pelawak legendaris yang dimiliki Indonesia. Sampai sekarang namanya terus dikenang sebagai sosok pelawak multitalenta. Pria asal Gombong, Kebumen, Jawa Tengah ini lahir pada 15 September 1950 ini selain melucu juga bisa bernyanyi, berakting dan penyiar radio.
BACA JUGA: Rasuna Said, Pahlawan Perempuan yang Tak Gentar Lawan Belanda
Popularitas Kasino mulai era 1970 hingga 1990-an. Bersama Dono dan Indro, Kasino menjadi bagian penting dari tiga serangkai Warkop yang kemudian sering disingkat menjadi Warkop DKI.

Bersama Dono dan Indro, Kasino bergabung dalam kelompok Warkop DKI.(Dok Mapala UI)
Dibanding Dono dan Indro sebagai rekan sesama Warkop DKI, dapat dikatakan bahwa Kasino merupakan salah satu sosok kunci yang membuat kelompok pelawak tersebut terbentuk.
Dihimpun dari berbagai sumber, Warkop DKI diketahui bermula dari sebuah acara radio yang digagas oleh Temmy Lesanpura, seorang produser hiburan radio Prambors di Jakarta pada tahun 1974.
Temmy bertemu dengan Kasino, Nanu Mulyono, dan Rudy Badil yang pada kala itu menyandang status sebagai mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan memang terkenal suka membuat humor yang selalu sukses mengundang tawa spontan.
Ketiga orang yang disebutkan di atas ternyata sepakat untuk mengisi acara berbincang di Prambors, setiap hari Kamis selama 45 menit yang dimulai setiap pukul setengah sembilan malam. Kasino pernah mengungkap, bahwa topik yang diangkat pada acara radio tersebut ternyata bermula dari obrolan seputar lingkungan, yang disertai dengan ide-ide lawakan yang spontan.
“Tadinya cuma membicarakan masalah lingkungan secara santai di radio Prambors. Lama-kelamaan datang surat-surat yang menyarankan supaya kami memperluas tema pembicaraan yang dibawakan secara lucu itu, pada saat itulah lahir Warung Kopi,” ungkap Kasino, pada sebuah wawancara dengan Harian Kompas di tahun 1979.

Nama Kasino masih tetap dikenang sampai saat ini oleh masyarakat Indonesia.(Dok/wiki commons)
Adapun obrolan seputar lingkungan yang awalnya dibahas ternyata bukanlah pembahasan ringan semata, selama menempuh pendidikan di UI, Kasino rupanya memang bergabung sebagai bagian dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) dan kerap aktif ikut serta melakukan kegiatan penjelajahan.
Bahkan, hingga saat ini masih ada cerita legendaris yang terus terdengar di antara anggota mapala kampus UI dan IPB, mengenai persahabatan antara sesama pencinta alam yang terjalin antara kedua instansi tersebut.
Diceritakan bahwa pada tahun 1975, saat di mana Warkop DKI belum terbentuk, kelompok Mapala UI dan IPB kerap melakukan perjalanan bersama dan banyak menghabiskan waktu di lereng gunung. Kasino sendiri, sebagai salah satu anggota senior di Mapala UI diceritakan sebagai sosok yang selalu berhasil mencairkan suasana di setiap perjalanan yang dilakukan.
Bukan hanya itu, di setiap perjalanan saat ingin melakukan ekspedisi tertentu, Kasino selalu siap melancarkan aksinya yang kerap mengundang tawa dengan membawa ukulele dan buku tebal berisikan sekumpulan lelucon.
Berkaitan dengan riwayat pendidikannya yang menempuh jenjang perguruan tinggi di salah satu universitas ternama di Indonesia, Kasino yang menjadi salah satu mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial UI itu, nyatanya memiliki ciri khas khusus dalam setiap kalimat lawakan yang ia lontarkan.

Saat menikah, Kasino mengundang mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso.(Dok Keluarga)
Jika diperhatikan, setiap lawakan yang dikeluarkan Kasino memang kerap kali menyinggung permasalahan sosial yang terjadi dalam realita kehidupan masyarakat sehari-hari. Bahkan tak jarang, lawakannya pun kerap diarahkan sebagai bentuk kritik tersirat untuk pemerintahan Orde Baru yang berjalan kala itu.
Kecerdasan Kasino dalam mengangkat guyonan yang menyinggung permasalahan sosial rupanya menjadi sisi unik tersendiri yang membuat dirinya masih terus dikenang bahkan kerap dirindukan oleh penggemar.
Terbukti, setiap kalimat penuh makna dari sosok yang menghembuskan nafas terakhir pada 18 Desember 1997 di Jakarta akibat penyakit tumor otak tersebut, ternyata masih terus diingat oleh banyak orang hingga saat ini. Ia dimakamkan di Makam Giri Tama, Tajur Halang.
Adapun salah satu kalimat legendaris yang masih kerap digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika menghadapi permasalahan sosial tertentu, berasal dari dialognya dalam salah satu film Warkop DKI yang rilis pada tahun 1980.
“Memang begitu anak orang kaya, lagunya suka tengil kaya duit bapaknya halal aja…” ujar Kasino dalam film Warkop DKI berjudul Gengsi Dong.
Jangkrik bos… itulah ungkapan ikonik Kasino yang masih melegenda hingga sekarang. Di dunia lawak, kehadiran Kasino mengembuskan angin segar. Ayo ngaku kecoa bunting, muka gepeng, kadal bintit, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, kirik…(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar