Jelajah Bukit Kelam, Batu Monolit Terbesar di Dunia

3 Jun 2021
  • BAGIKAN
  • line
Jelajah Bukit Kelam, Batu Monolit Terbesar di Dunia

Berkunjung ke Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sintang, rasanya belum lengkap bila belum menjelajahi Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kelam. Ya, Bukit Kelam tercatat sebagai salah satu objek wisata paling eksotis di Sintang.

Dikatakan eksotis lantaran di kawasan Bukit Kelam, kamu bisa menikmati panorama alam berupa air tejun, gua alam dengan ribuan kelelawar, tebing terjal setinggi 600 meter yang ditumbuhi pohon di kaki dan puncaknya. Dari puncaknya, kamu bisa melihat hamparan sawah yang diapiti dua sungai dengan air jernih.

Nama Bukit Kelam sendiri merujuk pada batu raksasa setinggi 1002 mdpl itu berdiri kokoh, membentang dari barat ke timur. Di depannya terhampar tanaman padi yang hijau hingga tampak seperti permadani.

pemandangan bukit kelam atau gunung kelam

Bukit Kelam disebut sebagai batu monolit terbesar di dunia.(Dispar Sintang)

Sebuah batu raksasa menjulang tinggi menghadap hamparan permadani hijau, dengan hutan tropis di kiri kanannya yang memagari ladang-ladang padi yang siap berbuah milik warga suku Dayak Borneo. Pemandangan yang terlihat persis seperti di lukisan alam khas di gambar-gambar pelukis: tenang, indah, dan menyejukkan.

Bukit Kelam berada di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Pendakian ke puncak Bukit Kelam berdurasi sekitar 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun. Sekitar tahun 1980-an, ahli botani asal Jerman menjadi orang pertama yang mendaki bukit ini.

Sebagian masyarakat menyebutnya Gunung Kelam. Bukit Kelam merupakan monolit atau bongkahan batu terbesar di dunia. Dengan tinggi 1002 mdpl dan luas sekitar 520 hektare, Bukit Kelam berhasil mengalahkan Uluru atau Ayyers Rock di Australia, yang selama ini disebut sebagai monolit terbesar di dunia. Karena itu, julukan sebagai batu terbesar di dunia pantas disematkan untuk Bukit Kelam.

Besar dan tingginya Bukit Kelam tidak bisa diragukan lagi. Ini terbukti dari terlihatnya gunung batu raksasa ini hampir dari banyak penjuru di Sintang. Bahkan saat mengarungi Sungai Kapuas, yang membentang membelah wilayah Kalimantan Barat, Bukit Kelam berdiri kokoh dari kejauhan, seolah mengawasi semua kegiatan di sekitarnya.

tangga setinggi 600 meter

Tangga setinggi 600 meter di Bukit Kelam.(Dispar Sintang)

Tidak hanya besar dan kokoh, Bukit Kelam juga menyimpan banyak cerita dan kekayaan alam. Beberapa di antara kekayaan itu bahkan merupakan satu-satunya di dunia. Bukit Kelam yang terletak di Kecamatan Kelam Permai, Sintang, memiliki kehidupan, tidak seperti Aluru di Australia.

Di Bukit Kelam ada flora dan fauna, pemandangan alam yang unik, ada gua, dan tentunya dinding batu untuk climbing dengan skala internasional. Salah satu flora yang hanya ada di Bukit Kelam Sintang dan tidak ada di belahan bumi lainnya, yakni tanaman endemik nephentes clipeata atau kantung semar. Berwarna kemerahan, kantung semar ini tumbuh di celah-celah tebing curam bebatuan Bukit Kelam, pada ketinggian 600-800 mdpl.

Bukit Kelam berada di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Pendakian ke puncak Bukit Kelam berdurasi sekitar 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun. Sekitar tahun 1980-an, ahli botani asal Jerman menjadi orang pertama yang mendaki bukit ini.

Nama Bukit Kelam memang telah lama mashyur di kalangan peneliti botani. Pasalnya, bukit batu ini menjadi rumah bagi 14 spesies Kantong Semar yang berbeda, salah satunya yang endemik dan terancam punah adalah jenis Nepenthes Clipeata.

kantong semar

Tumbuhan kantong semar jenis tanaman yang terancam punah.(Dispar Sintang)

Disebutkan, nephentes clipeata ini berbentu unik yakni pada bagian atas seperti corong, dan di bagian bawah bulat menyerupai bola. Menjadi tumbuhan endemik Bukit Kelam, kantung semar clipeata ini banyak diteliti ahli dari berbagai negara. Tidak hanya kantung semar, Bukit Kelam juga menjadi rumah bagi anggrek hitam.

Sangat sulit menjangkau tumbuhan Kantong Semar yang hidup di sini, karena mereka biasanya berada di sisi tebing vertikal pada ketinggian antara 500 dan 800 meter. Selain Kantong Semar, Bukit Kelam juga menjadi hunian bagi tanaman Anggrek Hitam, beruang madu, trenggiling, sampai burung walet.

Di Bukit Kelam juga terdapat air terjun. Air di kawasan batu rakasasa ini menjadi sumber kehidupan masyarakat, dan bahkan menjadi sumber air kemasan. Air dari Bukit Kelam juga menjadi sumber pembangkit listrik yang digunakan masyarakat Sintang.

Tidak hanya itu, ada juga gua-gua bagi para pecinta caving. Yang paling popular adalah gua walet dan gua kelelawar. Bukit Kelam bisa disebut sebagai salah satu habitat burung walet, karena hingga saat ini masyarakat secara bergantian dan berkelompok memanen sarang burung walet setiap tahunnya di bukit raksasa itu. Bukit Kelam juga menjadi hunian bagi tanaman Anggrek Hitam, beruang madu dan trenggiling.

Ada juga gua untuk wisata rohani yakni Gua Maria. Di tempat ini tersedia antara lain rute jalan salib, kapel, aula, dan rumah retreat. Peziarah yang berkunjung bisa menginap di tempat yang sudah disediakan. Selain itu, Puncak Bukit Kelam menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) di bumi Borneo.(*)

  • BAGIKAN
  • line