Hari Juang Kartika TNI AD dan Pertempuran Ambarawa

Setiap tanggal 15 Desember, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat(TNI-AD) memperingati Hari Juang Kartika TNI AD. Hari Juang Kartika TNI AD merupakan hari khusus bagi Korps Infanteri TNI AD untuk mengenang peristiwa bersejarah dan penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yakni Pertempuran Ambarawa.
Perisitwa yang terjadi di tahun 1945 di kota Ambarawa itu menjadi simbol kemanunggalan TNI AD dan rakyat Indonesia. Selain itu, Hari Juang Kartika TNI AD menjadi momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah melawan dan menguisr pasukan Sekutu dalam pertempuran tersebut.
BACA JUGA: Resep Sayur Lodeh Jawa Dijamin Bikin Ketagihan
Saat itu, pasukan Indonesia yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman. Dibawah pimpinan Soedirman para pejuang melakukan serangan untuk mengusir tentara Sekutu yang ingin menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah.

Pasukan Sekutu ingin menjadikan Ambarawa sebagai basis pertahanan.(Wiki Commons)
Pertempuran Ambarawa dapat disebut tidak seimbang karena saat itu Tentara Keamanan Rakyat(TKR) berhadapan dengan Sekutu yang memiliki persenjataan modern. Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa terdengar pada 12 Desember 1945. Setelah perjuangan panjang, pertempuran berakhir dengan kemenangan TKR.
Pasukan Sekutu akhirnya mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15 Desember 1945. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945 dan keberhasilan Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa. TNI AD juga memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Infanteri. Hal ini mengalami perubahan nama menjadi Hari Juang Kartika TNI AD berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 163 Tahun 1999.

Sudirman bersama para pejuang sebelum menyerbu Ambarawa.(Wiki Commons)
Sebagaimana diketahui Pertempuran Ambarawa berawal ketika pasukan sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Dalam perjalanannya menuju Magelang dan Ambarawa itu, pasukan sekutu membuat kerusuhan. Masyarakat Indonesia pun memblokade dan menyerang mereka.
Pada 2 November 1945, Sukarno dan Brigjen Bethel melakukan perundingan gencatan senjata. Namun sekutu mengingkari perjanjian itu sehingga pecahlah pertempuran 20 November 1945 yang menjalar ke dalam kota pada 22 November 1945.
Bala tentara sekutu melakukan pemboman ke pedalaman Ambarawa untuk mengancam kedudukan TKR. Pada 26 November 1945 terjadi pertempuran yang menewaskan Kolonel Isdiman yang digantikan oleh Kolonel Soedirman.

Pertempuran Ambarawa kemudian dikenang dalam monumen Palagan Ambarawa.(Wiki Commons)
Tewasnya Kolonel Isdiman mendorong rakyat dan TKR gencar melakukan serangan balik. Di bawah pimpinan Kolonel Soedirman, pada 11 November 1945, pertempuran pun berlanjut selama berhari-hari. Pertempuran berakhir dengan kemenangan TKR pada 15 Desember 1945.
Pertempuran tersebut kemudian dikukuhkan dalam pasukan tempur darat utama di TNI Angkatan Darat. Melalui TNI, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI AD atau Hari Infanteri yang menggambarkan kekuatan NKRI.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar