Fakta Unik Seputar Loji Gandrung

Loji Gandrung bagi masyarakat Solo termasuk salah satu bangunan penting dan bersejarah. Selain menjadi tempat tinggal resmi Wali Kota Solo, Loji Gandrung juga merupakan cagar budaya yang usianya sudah lebih dari 190 tahun.
Tak heran, Loji Gandrung kemudian dipilih menjadi tempat prosesi ngunduh mantu putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Bangunan yang memadukan arsitektur Eropa dan Jawa itu memiliki beberapa fakta unik yang menarik untuk disimak.

Wali Kota Solo bersama keluarga depan Loji Gandrung.(Dispar Surakarta)
BACA JUGA: Jejak Berdarah Puputan Margarana
1. Bangunan Cagar Budaya
Loji Gandrung masuk dalam daftar cagar budaya oleh pemerintah kota Surakarta. Hal ini tidak terlepas dari usianya yang sudah mencapai 190 tahun lebih. Tak hanya itu, Loji Gandrung merupakan bangunan tua yang menyimpan banyak peristiwa sejarah.
Bangunan luas yang terletak di Jalan Slamet Riyadi ini juga menjadi markas perjuangan para pejuang Indonesia seperti Oerip Sumohardjo dan Slamet Riyadi. Kedua tokoh ini kerap menggunakan Loji Gandrung sebagai tempat untuk menyusun strategi pertempuran melawan Belanda.

Loji Gandrung masuk dalam cagar budaya.(Dispar Surakarta)
2. Awalnya Rumah Tinggal Pengusaha Belanda
Bangunan megah dengan luas 3.500 meter per segi ini awalnya merupakan rumah tinggal pengusaha Belanda, Johannes Augutinus Dezentje. Pria yang akrab disapa Tinus ini adalah seorang saudagar gula dan tuan tanah.
Tinus adalah anak pejabat tinggi militer Belanda yang memiliki hubungan dekat dengan Keraton Surakarta. Ia tinggal di rumah yang dibangun pada tahun 1830 itu dan menikah dengan salah satu putri dari Keraton Solo.

Loji Gandrung dibangun pada tahun 1830 oleh saudagar gula Belanda.(Dispar Surakarta)
3. Mengusung Arsitektur Eropa-Jawa
Salah satu yang menarik dari Loji Gandrung yakni arsitekturnya yang memadukan gaya Eropa dan Jawa. Bangunan ini menonjolkan unsur klasik yang kuat. Bagian atas bangunan berupa menara berbentuk semu dengan kaca patri yang menunjukkan kemegahan kota Solo.
Dinukil dari Indonesia.go.id, arsitektur bangunan ini memadukan budaya Eropa dan Jawa sehingga menghasilkan gaya indis. Sentuhan budaya Jawa terlihat dari atap sirap kayu dan bagian puncaknya.

Ada ruangan Presiden Sukarno di Loji Gandrung.(Dispar Surakarta)
4. Ada ruangan Presiden Sukarno
Loji Gandrung menyimpan sejarah panjang dan merupakan titik kumpul penting. Presiden Sukarno juga pernah menginap di Loji Gandrung. Salah satu kamarnya dikenal sebagai Ruang Sukarno karena pernah beberapa kali digunakannya untuk beristirahat ketika berkunjung ke Solo.
Sampai saat ini furniturnya masih dipertahankan sehingga kita dapat melihat piano di kamar Sukarno dan benda-benda lainnya yang terdapat dalam ruangan tersebut.
Dari fakta-fakta di atas, tak heran Loji Gandrung menjadi bangunan penting dan saksi sejarah Kota Solo.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar