Empat Desa Adat yang Wajib Kamu Kunjungi

Program desa wisata kini gencar dibuat untuk memperkenalkan potensi sejumlah desa di Indonesia. Ada yang menjual keindahan alam, lainnya punya unggulan adat istiadat unik yang tiada duanya.
Beberapa desa di tanah air memang terkenal punya adat yang unik sehingga menawarkan pengalaman tak terlupakan.
Untuk menjaga kelestarian, bahkan desa-desa itu terus mempertahankan nilai kebudayaan dengan menolak modernisasi dan teknologi.
Berikut empat desa unik di Indonesia yang wajib kamu kunjungi.
1. Desa Baduy
Suku Baduy di Banten mendiami desa ini. Warga Baduy amat menjunjung budaya tradisional leluhur mereka. Kehidupan mereka dibagi dalam dua bagian desa, yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Untuk datang ke desa ini, kamu bisa melalui Desa Ciboleger yang merupakan gerbang masuk menuju permukiman suku Baduy.
Dibutuhkan waktu 5 jam perjalanan untuk tiba di Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Oleh karena itu, berkunjung ke desa ini membutuhkan kondisi fisik dan mental yang prima mengingat kamu akan melakukan trekking dari Desa Ciboleger. Udara dingin dan perbukitan yang indah akan jadi obat lelahnya perjalanannya.
Desa ini dihiasi dengan rumah-rumah bambu yang tertata rapi. Terdapat sungai yang dialiri air yang sangat jernih. Satu dari beberapa cabang sungai digunakan untuk keperluan sehari-hari. Cabang sungai yang lainnya bisa dinikmati masyarakat dan wisatawan yang datang.
Masyarakat Baduy menjaga kelestarian hutannya dan amat menjaga kebersihan.
2. Desa Wae Rebo
Salah satu desa kuno di tanah air ialah Desa Wae Rebo di Kecamatan Satarmase, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Setidaknya ada tujuh rumah utama berbentuk kerucut dengan tinggi dan diameter yang sama. Rumah tersebut dihuni enam sampai delapan keluarga.
Desa ini menyuguhkan pemandangan hamparan gunung dan hijaunya alam. Posisi rumah kuno berbentuk kerucut tersusun dengan pola melingkar mennjadi daya tarik tersendiri.
3. Desa Penglipuran
Nama Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, sudah terkenal hingga ke mancanegara. Salah satunya karena desa menjadi yang tebersih di Pulau Dewata.
Wilayah Desa Penglipuran tidak terlalu besar, hanya sekitar 112 hektare. Namun, dari luas itu hanya 9 hektare yang dipakai sebagai permukiman.
Budaya tradisional di desa ini sangat kental. Udaranya sejuk dan lingkungan pun asri. Rumah-rumahnya mengadopsi gaya arsitektur Bali berderet sejajar di kiri dan kanan jalan, dihiasi pepohonan, rerumputan, dan bunga kaya warna.
Untuk masuk ke desa ini, kamu dikenai biaya Rp7.500 per orang. Kendaraan bermotor wajib diparkir di lahan parkir di luar desa.
Kamu bisa berjalan kaki menyusuri jalan desa hingga ke pelataran pura di desa ini. Jangan lewatkan juga mengunjungi hutan bambu yang ada di sekitar permukiman. Sejuk.
Saat pulang, sempatkan untuk membeli oleh-oleh minuman cemceman khas desa ini. Buat kamu pencinta kopi, Desa Penglipuran juga punya produk biji kopi khas yang bisa kamu coba.
4. Desa Kete Kesu
Desa ini terletak di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Salah satu daya tarik dari desa ini ialah penguburan jenazah di tebing batu.
Budaya itu dipercaya sebagai hal yang baik. Desa ini memiliki dua cara pemakaman.
Jenazah umumnya disimpan di gunung batu dan gua alam atau makam rumah. Dalam bahasa Toraja, makam rumah disebut ‘patane’.
Saat berkunjung ke desa ini, kamu akan menemukan banyak tengkorak berserakan di sisi-sisi tebing di Kete Kesu. Selain itu, ada juga peti meti orang Toraja berusia 500 tahun yang dikenal dengan sebutan ‘erong’.
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar