Dimsum, Kudapan Khas Tiongkok yang Menyentuh Hati

22 Jun 2020
  • BAGIKAN
  • line
Dimsum, Kudapan Khas Tiongkok yang Menyentuh Hati

Pembahasan mengenai kuliner memang sejatinya tidak akan pernah ada habisnya.

Apalagi setiap daerah dari berbagai negara di dunia pasti memiliki kuliner khasnya masing-masing yang patut dicoba.

Pada artikel kali ini, kami akan membahas mengenai salah satu kuliner yang mungkin semua sudah pernah mencicipinya.

Kuliner yang satu ini seringkali dikaitkan dengan makanan laut dan biasanya berisi udang dan dikukus terlebih dahulu sebelum nantinya kita nikmati.

Ya, apalagi namanya kalau bukan dimsum. Dimsum memiliki citarasa yang khas yang membuat kita selalu ketagihan dan ingin melahap lebih banyak lagi.

Apa itu Dimsum?

Dimsum atau Dianxin (dalam bahasa Mandarin) secara harafiah dapat diartikan dengan sedikit dari hati atau menyentuh hatimu.

Kata ini disunting dan frasa yi dian xin yi yang artinya sedikit tanda mata. Kemudian secara umum kemudian digunakan sebagai istilah untuk menyebut camilan ringan.

Dimsum merupakan salah satu makanan ringan yang berasal dari negera China yang biasanya disajikan dengan cara dikukus ataupun bisa juga dengan cara digoreng.

Makanan yang satu ini biasanya dinikmati bersamaan dengan saat minum teh (biasa disebut dengan yam cha).

Penyajiannya sendiri bisa dibilang cukup praktis dan penyediaan kalori yang terdapat di dalam dimsum tergolong cukup tinggi, yaitu sebesar 138 kalori per 100 gram membuat dimsum banyak diminati masyarakat yang menerapkan gaya hidup praktis.

Ada banyak jenis-jenis dimsum yang ada dan telah diadaptasi dengan cita rasa Indonesia seperti hakau, siomay, mantau, char siu baau, dan jenis-jenis lainnya.

Sejarah Asal Usul Dimsum

Makanan kudapan dimsum ini konon katanya berasal sejak masa Dinasti Han (206 SM) hingga Dinasti Yuan (Abad 14 M).

Bermula pada periode Jalur Sutra (Asia Tengah ke China).

Banyak para petani, buruh dan pedagang wilayah Guangdong punya kebiasaan menyeruput teh hijau di pagi hari dibarengi dengan beberapa kudapan.

Kudapan inilah yang dinamakan DianXin (Mandarin) atau dimsum (Kanton).

Dari sekian banyak kota yang sudah melupakan tradisi memakan dimsum, hanya masyarakat China Selatan (orang Kanton) saja yang masih mempertahankan tradisi memakan dimsum sebagai makanan tradisional yang dinikmati bersama-sama sambil minum teh yaitu di sekitar Guangzhou.

Dari sini pula muncul istilah Yumcha yakni minum teh di kedai teh bersama teman-teman dekat sambil menyantap dimsum.

Karena Hongkong dekat dengan Guangzhong, maka kebiasaan ini juga masih terus dipertahankan di Hongkong sampai dikenal oleh seluruh dunia sehingga yang dikenal di dunia adalah dimsum bukan DianXin.

Saat ini, banyak restoran yang menawarkan menu dim sum tak hanya sebagai menu sarapan.

Kamu dapat menyantap aneka ragam dimsum hingga kekenyangan sekalipun, dengan atau tanpa teh hijau.

 

  • BAGIKAN
  • line