Congklak, Permainan Tradisional Lintas Zaman

Congklak sejatinya bukan hanya permainan anak-anak. Permainan Congklak termasuk jenis permainan lintas usia, artinya anak-anak maupun orang dewasa bisa memainkannya. Selain itu, permainan ini juga lintas zaman. Congklak sudah dimainkan sejak dulu kala hingga sekarang ini.
Permainan ini memiliki banyak nama, di Jawa permainan ini populer dengan sebutan dhakon. Congkak adalah sebutan yang berkembang di daerah Sumatra, sedangkan di Lampung permainan ini familiar dengan nama dentuman lamban. Dalam bahasa Arab, congklak disebut mancala, dalam bahasa Inggris ‘mancala’ memiliki makna ‘untuk bergerak’.
BACA JUGA: Gasing, Permainan Tradisional yang Setua Peradaban Nusantara
Dilansir dari Kemendikbud.go.id, Permainan congklak ini sebenarnya dapat dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Namun saat ini, permainan congklak lebih sering terlihat dimainkan oleh kaum perempuan, terutama anak-anak yang berusia 6-12 tahun.

Permainan Congklak termasuk permainan lintas usia dan tak ada batasan gender.(Dok/Kemendikbud)
Permainan congklak telah lama berkembang di Asia, khususnya kawasan Melayu. Menurut sejarah, congklak pertama kali masuk dan berkembang di Indonesia dibawa oleh bangsa Arab yang datang untuk berdagang dan berdakwah. Arkeologi dan beberapa ahli percaya bahwa congklak berasal dari Timur Tengah lalu menyebar ke Afrika. Lalu, congklak berkembang hingga ke Asia oleh pedagang Arab. Banyak ahli yang menduga bahwa permainan congklak mungkin merupakan papan permainan tertua yang pernah ada di dunia.
Congklak dimainkan 2 orang yang berhadapan menggunakan papan yang terbuat dari kayu atau plastik dengan panjang 40-50 centimeter. Papan tersebut lengkap dengan 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan dua lubang besar di kedua sisinya (kanan dan kiri). Masing-masing pemain dibagi tujuh lubang kecil dan satu lubang besar.

Permaiinan Congklak memiliki nilai edukatif yang bagus untuk anak-anak.(Dok/Kemendikbud)
Nantinya lubang-lubang kecil diisi 5-7 biji yang terbuat dari kerang atau biji sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong, anggaplah lubang besar tersebut merupakan gudang penyimpanan pemain. Cara bermainnya sangat mudah, dua orang pemain bergantian untuk memilih satu lubang kecil miliknya untuk dipindahkan satu per satu ke lubang lainnya searah jarum jam, hingga biji yang di genggaman habis. Permainan akan berakhir ketika semua lubang kecil kosong, dan semua biji berada di lubang besar. Kemenangan ditentukan dari jumlah biji terbanyak yang berada di lubang besar masing-masing pemain.
Tak hanya asal bermain, anak yang suka bermain congklak jiwa dagang dan ketajaman berpikirnya akan terasah. Permainan congklak dapat merangsang kemampuan berhitung. Karena, dalam bermain congklak tentu penuh strategi, bagaimananya untuk menang dan memperoleh banyak biji.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganjurkan PAUD untuk bermain congklak.(Dok/Kemendikbud)
Permainan congklak yang terlihat sederhana ini sebenarnya syarat akan nilai pendidikan karakter yang kuat. Selain mengasah otak, bermain congklak juga dapat mengajarkan jujur dan taat pada aturan yang berlaku. Karena, saat pemain menggenggam sejumlah biji di tangannya dan menjatuhkannya di setiap lubang, lawan main tidak benar-benar melihat berapa jumlah biji yang digenggam, dan apakah biji benar-benar dijatuhkan satu per satu atau tidak, atau malah lebih dari satu. Di sinilah kejujuran dilatih. Karena aturan main telah disepakati bersama, jadi sebisa mungkin pemain tidak curang dalam permainan.
Bermain congklak juga melatih kesabaran, karena pemain dibiasakan sabar menunggu gilirannya bermain. Ketika permainan selesai pun tidak ada yang bertikai mempermasalahkan yang menang dan kalah. Anak-anak biasanya menyelesaikan permainan dengan hati yang senang dan menerima kenyataan, siapapun pemenangnya.
Meski terlihat sederhana, permainan congklak memiliki filosofi dan nilai edukatif yang bagus untuk tumbuh kembang anak. Anak-anak akan mendapat banyak pelajaran dan makna hidup lewat permainan congklak.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar