Cici Putri, Permainan Anak yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Permainan tradisional Cici Putri berasal dari DKI Jakarta, khususnya masyarakat Betawi. Permainan anak-anak ini kemudian begitu populer di kawasan Jabodetabek.
Permainan Cici Putri oleh Pemerintah Provinsi(Pemprov) DKI Jakarta dimasukan dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda. Hal ini membuat permainan Cici Putri mulai menyebar ke pelbagai wilayah Tanah Air dan dimainkan oleh anak-anak Indonesia.
BACA JUGA: Mengenal Permainan Tradisional Balogo Banjar
Cici Putri dapat dimainkan oleh sekitar tiga sampai lima orang anak. Permainan ini juga tidak membutuhkan biaya. Anak-anak cuma butuh wadah duduk seperti lantai atau tanah lapang. Cici Putri biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan depan teras rumah.

Permainan anak-anak Cici Putri sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda.(Dok/Pemprov DKI Jakarta)
Di kalangan anak-anak Jabodetabek, permainan Cici Putri biasa dimainkan di lantai beranda depan ruamh. Cara memainkannya, seluruh pemain duduk melingkar sambil menyodorkan tangan kanan yang diletakkan di lantai. Permainan diarahkan oleh pemimpin permainan yang menyanyikan lagu bersama seluruh pemain lainnya, sambil mennunjuk tangan pemain satu persatu sampai lagu berakhir.
Dikutip dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, permainan Cici Putri berkaitan dengan erat dengan lagunya. Saat lagu yang dinyanyikan pemimpin permainan habis/berhenti pada salah satu jari/tangan peserta, maka peserta itu yang akan menjawab ketika ditanyakan mau kembang apa? Setelah menjawab (dengan nama salah satu bunga, misalnya kembang duren), maka pemimpin permainan merespon dengan kata-kata, “pulang-pulang lakinya keren” (menyebutkan dengan kata sifat yang positif dengan akhiran bunyi yang sama dengan nama bunga yang disebut pemain).

Permainan Cici Putri dapat dimainkan sekitar tiga sampai lima orang anak.(Dok/Pemprov DKI Jakarta)
Pemain diteruskan sampai seluruh pemain mendapat giliran, setelah semua mendapat giliran, pemimpin permainanan, akan bertanya satu per satu kepada peserta:
(T) Ini pintu apa?
(J) pintu kayu
(T) kuncinyna kemana?
(J) kecebur(tenggelam)
(T) kecebur dimana?
(J) di kali (Sungai)
(T) Bisa dibuka apa ngga(tidak)?
(J) bisa, setelah dijawab “bisa”, pemimpin akan menarik tangan peserta secara mudah yang disilangkan di depan dada ke pundaknya. Namun untuk tangan yang satunya berbeda
(T) ini pintu apa?
(J) pintu besi
(T) kuncinya kemana ?
(J) kecebur
(T) Kecebur dimana?
(J) dilaut
(T) BIsa dibuka apa ngga?
(J) Engga (Tidak), saat dijawab “ngga” maka pemimpin akan menarik tangan peseta yang disilangkan, namun sambil memegang erat pundaknya, supaya pegangannya (yang diidentifikasikan sebagai pintu besi) dapat dibuka. Pada adegan ini dituntut tenaga kekuatan pemain untuk membuka pintu besi yang bersangkutan.

Permainan Cici Putri dapat mengasah delapan kecerdasan anak.(Dok/Pemprov DKI Jakarta)
Hal seperti ini pun dilakukan secara bergiliran sehingga seluruh peserta memperolah giliran. Sebenarnya setelah seluruh peserta mendapat bagian dibuka pintu kayunya dan pintu besinya, permainan masih dilanjutkan dengan adegan pesta potong kambing sebagai tanda syukur dapat dibukanya pintu walau kuncinya telah hilang. Adegan ini disebut adegan “embe –embek” sebagai simbol dipotongnya kambing.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah salah satu syair lagu yang dinyanyikan pada Cici Putri, yang sebenarnya masih ada lagi variasi syair lagu Cici Putri yang lainnya:
Cici putri
Tembako lima kuli
Mak none mak none
Si…. Minta apa? (jawab) minta duren
Pulang-pulang ayahnya keren.

Permainan Cici Putri selalu seru dan menyenangkan buat anak-anak.(Dok/Pemprov DKI Jakarta)
Permainan Cici Putri dianggap memliki manfaat untuk menstimulasi tujuh kecerdasan jamak. Ada pula yang menyebutkan delapan aspek kecerdasan jamak. Adapun kedelapan aspek kecerdasan jamak tersebut adalah kecerdasan musik, berbahasa, interpersonal, intrapersonal, logis matematik, spasial, bodi kinestetik, dan natural. Kelebihan permainan ini jika dimainkan dapat menstimulasi delapan kecerdasan jamak.
Nyook, main Cici Putri, yuk.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar