Candi Bahal, Tonggak dan Saksi Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

23 Jun 2021
  • BAGIKAN
  • line
Candi Bahal, Tonggak dan Saksi Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Candi Bahal yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut) menjadi tonggak sekaligus saksi kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Candi tersebut diperkirakan dibangun sejak abab ke-11 Masehi.

Berdasarkan data para arkeolog, Candi Bahal berhubungan erat dengan Kerajaan Pannai, salah satu pelabuhan pesisir Selat Malaka yang ditaklukan dan menjadi bagian dari Sriwijaya. Tak heran, candi yang kerap disebut Candi Portibi ini tercatat sebagai tempat pemujaan agama Hindu dan Buddha.

BACA JUGA: Indahnya Lihat Matahari Terbit di Terasering Panyaweuyan

Bagi kamu yang ingin mengetahui candi ini secara lebih dekat, bahwasannya Candi Bahal memiliki tiga bangunan kuno yaitu Biaro Bahal I, II dan III. Ketiga candi ini saling berhubungan dan terdiri dalam satu garis yang lurus. Dimana jarak antar ketiga lainnya hanya sekitar dua kilometer. Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III.

candi bahal ii

Candi Bahal dikenal juga dengan nama Candi Portibi.(Dispar Tapanuli Selatan)

Diketahui bahwa Candi Bahal hanya merupakan bagian dari candi-candi Padanglawas yang berarti candi-candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya: Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu. Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di sekitar candi-candi tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglawas hanya Candi Bahal yang sudah selesai dienovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhannya.

Jika dilihat dari strukturnya, khususnya bagian atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha. Akan tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut, seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa sehingga diperkirakan Candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya “biaro” yang berarti biara.

Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun yang tengah dipugar.

kompleks candi bahal

Candi Bahal terdiri tiga bagian candi yang berada dalam satu kompleks.(Dispar Tapanuli Selatan)

Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi itu berada. Dalam beberapa hal, terdapat kesamaan di antara Candi Bahal I, II maupun III. Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar satu meter yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap kompleks candi terdapat bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap ke gerbang.

Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arcanya yang terbuat dari batu keras. Dengan kerlipan bintang saat malam hari, Candi Bahal yang berada di ketinggian 68 meter di atas permukaan laut ini terlihat megah.

Sampai sekarang, candi ini menjadi destinasi wisata religi dan sejarah. Saat Hari Raya Waisak, Candi Bahal masih sering digunakan untuk beribadah. Tak hanya itu saja, candi ini juga dimanfaatkan anak-anak setempat untuk bermain karena memiliki hamparan rumput yang luas.

Berkunjung ke Candi Bahal dengan hamparan rumput luas memberikan kesan hening dan teduh. Kamu bisa memanfaatkan momen tersebut untuk melepaskan penat dan sejenak menikmati keindahan suasana sekitarnya.(*)

  • BAGIKAN
  • line