Belajar Sejarah Sambil Berwisata di Candi Lawang

Meski Candi Lawang tidak begitu besar, namun usianya tak bisa dibilang muda. Candi yang berada di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan bercorak Hindu.
Bagi yang ingin belajar sejarah sambil berwisata, tentu Candi Lawang menjadi salah satu pilihannya. Apalagi suasana cukup asri dengan dikelilingi pohon rindang.
1. Struktur candi
Jika diperhatikan dengan seksama, Candi Lawang memiliki struktur bangunan menyerupai Candi Prambanan, yakni tiga candi utama dan tiga candi perwara. Karena banyaknya jumlah candi, tempat ini lebih tepat disebut sebagai kompleks Candi Lawang.
Candi ini memiliki lima struktur bangunan yakni Candi Induk, Candi Prawira I, Candi Prawira II, Candi Prawira III, dan Candi Prawira IV.
Hanya saja Candi Induk yang masih tampak utuh mulai dari bagian batur, kaki candi hingga pintu, namun tanpa atap.
Candi ini pertama kali ditemukan oleh arkeolog asal Belanda di tahun 1972. Penamaan Candi Lawang juga karena pintu besar di Candi Induk.
Dalam bahasa Jawa, Pintu berarti Lawang. Berdasarkan informasi Candi Lawang sampai saat ini masih dalam tahap pemugaran.
2. Sejarah
Belum ada yang bisa digunakan untuk menentukan kapan Candi Lawang dibangun. Namun, relatif periodesasinya bisa diketahui dari langgam candi.
Berdasarkan karakteristik bagunan maka periodisasi Kompleks Candi Lawang sekitar 750-800 Masehi. Langgam candi sendiri dilihat dari bentuk pembingkaian kaki dan bagian tubuh yang berbentuk genta dan setengah lingkaran.
Sementara latar belakang masyarakat yang membangun candi diketahui dari penemuan Yoni.
Dalam agama Hindu, Yoni beserta lingga adalah identifikasi yang sangat signifikan. Lingga adalah objek pemujaan utama dan biasanya berada di atas Yoni.
Lingga merupakan simbol Dewa Siwa dan Yoni merupakan simbol dari istrinya atau juga menggambarkan kesuburan.
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar