Akhir Perjalanan Bandara Polonia, Medan

Sejak dibuka pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1928, Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara(Sumut) resmi menghentikan aktivitas penerbangan komersial pada Rabu, 24 Juli 2013. Bandara yang namanya berasal dari nama para pembangunnya yakni Polandia atau dalam bahasa Latin Polonia berganti menjadi Pangkalan Udara TNI AU. Polonia pun bersalin nama menjadi Pangkalan Udara Soewondo.
Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 7803 menjadi pesawat terkahir yang mendarat di Bandara Polonia setelah tiba dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Pilot dan penumpang maskapai tersebut juga disambut dengna tari-tarian dan dikalungi bunga.

Pesawat AirAsia menjadi saksi terakhir operasional Bandara Polonia.(Dok/kemenhub.go.id)
Aktivitas operasional penerbangan sipil di Bandara Polonia resmi ditutup pada Rabu pukul 24.00 WIB. Bersamaan dengan itu, terhitung Kamis, 25 Juli Bandara Internasional Kualanamu akan mengawali operasinya menggantikan Bandara Polonia.
BACA JUGA: Momen-Momen Krusial Dalam Revolusi Nasional Indonesia
Perpindahan tersebut seperti dilansir laman kemenhub.go.id, sesuai dengan dokumen AIRAC AIP(Aeronautical Information Regulation and Control/Aeronautical Information Publication) Supplement No 03/13 tertanggal 30 Mei 2013. Proses pemindahan seluruh peralatan pendukung operasional maupun komponen lain dari Polonia ke Kualanamu dilakukan secara marathon hingga 24 Juli tengah malam termasuk pesawat-pesawat yang akan melakukan penerbangan pada pagi hari 25 Juli.
Secara kapasitas, daya tampung Bandara Kualanamu yang berada di Kabupaten Deli Serdang hampir mencapai 10 kali lipat dari Bandara Polonia. Bandara Polonia hanya berdaya tampung 900 ribu penumpang per tahun, sedangkan Kualanamu mampu melayani pergerakan penumpang sebanyak 8,1 juta penumpang per tahun melalui pengembangan tahap pertama.

Bandara Polonia kapasitasnya terlalu kecil untuk penerbangan komersial.(Dok/kemenhub.go.id)
Berbeda dengan Polonia, di area tersebut terdapat 80 konter check-in yang telah dilengkapi teknolobi Baggage Handling System(BHS). Ini merupakan teknologi penanganan bagasi otomatis pertama yang digunakan oleh bandara di Indonesia. Selain memiliki tingkat pendeteksi keamanan tertinggi (Level 5), teknologi ini memungkinkan penumpang untuk melakukan pendaftaran bagasi di konter mana pun tanpa takut barangnya tertukar jadwal penerbangan.
Dalam sejarahnya, pada tahun 1928 Bandara Polonia mulai didarati pesawat milik maskapai penerbangan Hindia Belanda, Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM). Pada 1940, Jepang membombardir bandar udara ini kareba digunakan AU Belanda. Setelah pengeboman tersebut bandara itu untuk sementara tak difungsikan.

Bandara Polonia berganti menjadi Lanud Soewondo milik TNI AU.(Dok/tniau.mil.id)
Baru pada 1946, Jepang memperbaiki dan membangunnya kembali dengan sejumlah perubahan. Landasan pacu dilapisi beton, dipasangi besi, dan diperpanjang dari 800 meter menjadi 1.200 meter.
Pada 1950, Lapangan Udara Polonia berada di bawah pengelolaan KLM dan Garuda, Dinas Pekerjaan Umum Bagian Lapangan Terbang, dan Dinas Teknik Umum Angkatan Udara Republik Indonesia. Saat itu, landasan pacu Polonia diperpanjang lagi menjadi 1.800 meter dan lebar 45 meter. Berdasarkan ketentuan Pemerintah RI, sejak 1959 pengelolaan bandara ditangani dua instansi yaitu AURI dan Jawatan Penerbangan Sipil. Sejak itu pula landasan mulai diperpanjang menjadi 2.455 meter guna menunjang keperluan dua instansi tersebut.(*)
Berikan tanggapanmu di sini
Belum ada komentar